-->

The Time Keeper – Sang Penjaga Waktu (Mitch Albom)

justaveragereader.blogspot.com

Paperback. 312 pages
Published November 2012, by Gramedia Pustaka Utama
Rating 4/5

Which one is easier for you to do; managing time or money?

Saya sering sekali menanyakan pertanyaan ini pada murid2 saya, terutama jika topic pembahasan adalah money atau time. Sering kali saya mendapat jawaban yang berbeda-beda, tergantung pada siapa saya menanyakan pertanyaan ini. Pada siswa SMA, mereka biasanya menjawab, managing money is harder than managing time. Ya iyalah, anak abege jaman sekarang, siapa ngga suka nge-mall? Sementara untuk mahasiswa, mereka rata-rata memohon lebih dari 24 jam sehari demi mengerjakaan tugas2 kampus ini dan itu. Untuk pekerja, rata-rata mereka juga kekurangan waktu bersenang-senang karena kesibukan bekerja. Bagaimana dengan saya?

Saya bekerja rata-rata 6-7 jam sehari, termasuk di hari Sabtu. Well, rata2 saya mempunyai jam aktifitas yang hampir sama setiap harinya. Saya bahkan punya waktu untuk tidur siang, suatu privilege buat para pekerja. Tapi sering kali saya terburu-buru melakukan ini karena terlalu lama melakukan itu. Parahnya, saya mengalahkan hal penting  demi melakukan hal yang kurang atau bahkan ngga penting sama sekali. Alasannya, hanya buat sesekali senang-senang saja. Huh… sepertinya saya kudu bertemu dengan Sang Penjaga Waktu.


***

Dor, menghabiskan masa mudanya dengan menghitung-hitung waktu pada saat belum ditemukannya waktu. Dia menandai saat siang, malam, purnama, kelahiran putra-putranya dengan batang-batang, mangkuk-mangkuk dan segala hal untuk menandai waktu, hingga ia mengabaikan kebersamaan dengan Alli, sang istri tercinta. Hingga suatu ketika tibalah ia di saat kedatangan makhluk dari surge yang memberinya ‘berkah’ untuk mendengarkan permohonan manusia di bumi yang memohon perpanjangan waktu. Dor terkurung di gua, dengan suara2 manusia berbagia bahasa membisikkan doa-doa perpanjangan waktu.

Victor Delamonte, pengusaha terkaya nomor 15 di dunia memohon perpanjangan usia yang sudah mencapai lebih dari 80 tahun. Ia berharap mampu memanipulasi kematian untuk diberi kesempataan kedua untuk hidup dengan menggunakan kemajuan teknologi kedokteran. Praktek krionika dipercayainya mampu memberikan kesempatan kedua dalam kehidupan. 

Sarah Lemon, sebaliknya, ingin mengakhiri hidupnya yang masih panjang karena patah hati. Cowok yang ia cintai tidak hanya tidak membalas cintanya, bahkan mempermalukannya di jagad maya dan lingkungan kehidupan Sarah. 

Dor, Victor, dan Sarah bertemu di satu titik. Dor bebas dari pengasingan guanya selama ribuan tahun. Victor merencanakan manipulasi kematiannya di malam Tahun Baru demi mendapatkan kesempatan kedua. Sarah menghirup karbonmonooksida untuk mengakhiri rasa malunya terhadap dunia sekitarnya.  Victor dan Sarah ada sesuatu yang salah dalam keputusan mereka.

Comments:

Ini adalah novel Mitch Albom kelima yang saya baca. Terus terang, dan dari semuanya itu, saya merasa fable ini sedikit beda dari novel sebelumnya. Sedikit absurd meski tetap asyik diikuti. Sedikit kesulitan di awal baca, ngantuk dan loading tentang konsep waktu yang dideskripsikan Albom. Karena ini karya Albom lah yang membuat saya bertahan, dan pertahanan saya berbuah manis. Saya mulai menyukai konflik ketiga tokoh ini. Meski tidak sekaya novel2 terdahulunya, Albom tetap jago merangkai kata-kata bernas. Quote favorit saya adalah:


“Mengertikah kau sekarang?” tanyanya. “Bila diberi waktu tak terbatas, tidak ada lagi yang istimewa. Tanpa kehilangan atau pengorbanan, kita tidak bisa menghargai apa yang punya.”
“Ada sebabnya Tuhan membatasi hari hari kita?”
“Mengapa?”
“Supaya setiap hari itu berharga.”

PS:
Posting review ini adalah posting bareng buku dari Santa yang diadakan tahun lalu. Saya kebetulan memang mengidamkan buku ini dan syukurlah, Santa saya tau apa yang saya mau #tsaaahh…

Untuk menebak siapa Santa saya, saya sempat mengubek data BBI-er di document Facebook. Untunglah, Santa saya ini memberi clue, bahwa ia berasal dari Bandung. Ada sekitar 4 atau 5 anggota BBI yang berasal dari Bandung. Maka saya mencoba mencocokkan identitasnya seperti yang ditulis di riddle-nya. Santa mengatakan bahwa ia menyukai segala genre buku, dan dari sekian itu, hanya satu kandidat kuat. Tapi, saya masih belum yakin, hingga B-zee memberi clue lebih jelas lagi, di akun Twitter, si Santa ini men-deskripsikan dirinya persis seperti di riddle-nya. Tambahan lagi, Tezar membuka kedok sampul pembungkus kado yang katanya itu warna dan coraknya sama persis dengan pembungkus buku yang di-swap dengannya. JADIII??!!! Santa saya adalah:

ANNISA ANGGIANA, alias mama-nya Ayid.

Thank you thank you for being my generous Santa. Semoga for next Secret Santa bisa jadi Santa saya lagi, dengan bungkus kado yang sama, dan jumlah buku buntelan yang sama pula hahahaha… #jitak…

11 Responses to "The Time Keeper – Sang Penjaga Waktu (Mitch Albom)"

  1. Wahhh... akhirnya bisa nebak ya..
    Selamat...

    ReplyDelete
  2. hehehe aku juga sempet nebak annisa sebagai santamu, apalagi di FB dia pernah bilang juga ngasi dua buku buat si X =p btw buku time keeper nggak se"wow" buku albom yg lain menurutku, tapi memang ttp banyak kalimat yg keren2 bangeeet =)

    ReplyDelete
  3. hihi, mas Tezar tu sukanya ngasih bocoran dech... wakakaaa ;p

    ReplyDelete
  4. Hahahaha.. Udah ngerasa pasti gampang ditebak nih.. Lagian mas tezar pake nambah2 clue segala siiiihh *kidding* hehehe.. Semoga suka sama bukunya yaaa..

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  6. Aku juga nebaknya teh Nisa, karena aku hapal bio twitternya Teh Nisa :))

    Btw aku belum baca buku ini, masih mentok di to-read. Tapi aku suka quote itu deh, mbak. Simple but so true

    ReplyDelete
  7. ini buku Mitch Albom yang buat aku sedikit kecewa. Yah sebagai penggembar buku-buku, ini agak aneh.

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel