-->

Scene on Three #6 – Wonder by R. J. Palacio





Aku bukan murid terhebat di dunia. Aku tahu ada beberapa anak yang sungguh sungguh senang sekolah, tapi sejujurnya aku tak bisa bilang aku senang sekolah. Aku menyukai beberapa bagian sekolah, seperti kelas olahraga dan computer. Juga makan siang dan istirahat. Tapi secara keseluruhan, tanpa sekolah pun aku akan baik baik saja. Hal yang paling kubenci dari sekolah adalah pekerjaan rumah yang kami dapat. Sepertinya tidak cukup kami harus duduk seharian di kelas dan berusaha tetap terjaga sementara mereka mengisi kepala kami dengan semua hal yang mungkin tidak akan kami butuhkan, misalnya cara mengetahui area permukaan kubus atau perbedaan antara energy kinetic dan potensial. Maksudku, siapa yang peduli? Seumur hidupku belum pernah aku mendengar orangtuaku mengatakan “kinetic!”. (Jack Will, hal 208)

Hahaha…. Perasaan Jack ini mirip banget apa yang saya rasakan ketika duduk di bangku sekolah dulu; sebal dengan banyaknya pe-er, dan mempelajari mata pelajaran yang waktu itu saya pikir tak akan berguna untuk saya ketika bekerja nantinya. Sebut saja geometri, aritmatika, aljabar—pokoknya segalanya yang berbau matematika, kemudian sebagian ilmu biologi, kimia dan sebangsanya. Mungkin karena saya memang merasa mampu hanya di bidang bahasa saja, dan berpikir bahwa saya akan bekerja di bidang bahasa, jadi saya berpikir bahwa semua pelajaran itu ngga akan berguna bagi saya. Bertahun berlalu, saya tak lagi menjadi murid, dan saya benar benar berprofesi sebagai guru bahasa Inggris. Apakah benar saya tak membutuhkan semua itu? Secara langsung, saya tidak benar menggunakanya sih, tapi ternyata siswa yang saya hadapi berasal dari berbagai jurusan/ departemen/ fakultas yang membuat saya minder. Belum lagi saya tidak melulu mengajarkan structure bahasa, tapi juga aplikasi penggunaannya dalam berbagai situasi dan juga topic yang tak jarang menyentuh bidang lain; designed babies, Development of China, The Art of Facial expression dan masih banyak lagi, mau tak mau saya harus membekali diri dengan hal hal yang sebelumnya saya hindari. Well, look at the bright side, I teach English more  than how to apply it but more than that. The risk is I need to read more and moooreee… lol…

Ikutan meme ini yuk? Ini dia caranya:

  1. Tuliskan suatu adegan atau deskripsi pemandangan/manusia/situasi/kota dan sebagainya ke dalam suatu post.
  2. Jelaskan mengapa adegan atau deskripsi itu menarik, menurut versi kalian masing-masing.
  3. Jangan lupa cantumkan button Scene on Three di dalam post dengan link menuju blog Bacaan B.Zee.
  4. Masukkan link post kalian ke link tools yang ada di bawah post Bacaan B.Zee, sekalian saling mengunjungi sesama peserta Scene on Three.
  5. Meme ini diadakan setiap tanggal yang mengandung angka tiga, sesuai dengan ketersediaan tanggal di bulan tersebut (tanggal 3, 13, 23, 30, dan 31).


3 Responses to "Scene on Three #6 – Wonder by R. J. Palacio"

  1. hahaha toss jack...siapa juga yang peduli sama kinetik?? :D aku dulu pernah tuh ngerasa kaya gitu tp especially pas kuliah. belajar gambar teknik, proses produksi etc etc padahal who caressss??? dan beneran aja, begitu lulus langsung pegi jauh2 dr dunia teknik ;p

    ReplyDelete
  2. Dalam hal2 tertentu gitu ya, rasanya pelajaran2 'pelengkap' itu lebih baik dihapus aja :D

    ReplyDelete
  3. Cara ngajar di sekolah/kampus itu memang salah kali ya, cuma teori tanpa jelas prakteknya apaan. Dulu jaman kuliah belajar pemetaan frekuensi kayak orang bego, eh pas kerja baru tau gunanya. Hahaha...

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel