THE PALACE OF ILLUSIONS (Chitra Banerjee Divakaruni)
Paperback, 496 pages
Published by Gramedia, 2009
Rating 4/5
Siapa yang tak kenal
cerita Mahabharata? (geleng2 kepala kalo ada yang tunjuk jari)
Saya mengenal kisah
epic apik ini sejak masih berlangganan majalah Ananda ketika saya masih SD.
Gambar2 para pelakon wayang yang nggantheng dan cantik masih membekas kuat
dalam benak saya. Nama2 para tokohnya pun
kebetulan menjadi nama2 jalan di kota di mana saya tinggal. Beberapa
kali masih terlintas kelebatan siapa nama raja yang berkuasa di kerajaan tertentu.
Misalnya saja saya dulu bersekolah di sebuah SMP yang terletak di jalan
Indraprasta. Siapa nama raja yang berkuasa di sana? Teman saya tinggal di jalan
Nakula, seberang jalan Indraprasta, warnet yang dulu saya tongkrongi jaman
belum memasang internet sendiri di rumah ada di jalan Wiroto. Nah, bagaimana
mungkin saya bisa lupa kisah2 yang ada di dalam cerita berasal dari India ini?
Jika demikian apa dong
yang membedakan kisah The Palace of Illusions dengan Mahabharata? Kalau dulu,
saya membaca komik dengan illustrasi dan cerita oleh R. Kosasih, dari sudut
pandang si penulis, sementara novel ini diceritakan dari sudut pandang Dropadi
alias Panchali. Well, nama ini memang sangat powerful di novel ini, berbeda
dengan komik yang saya baca dulu. Nama Drupadi memang nama penting di kisah
ini, namun karena kisah diceritakan dari sudut pencerita, sehingga peran
penting Dropadi tidak terlalu terlihat. Namun meski demikian, satu hal yang
masih saya ingat adalah Dropadi lah yang mendampingi para Pandawa menuju
swargaloka, bukan istri2 ke lima Pandawa lainnya. Jadi mengapa Dropadi?
Kisah inilah yang
bertahun kemudian menjawab pertanyaan saya. Dalam penyebaran agama Islam, para
wali memasukkan unsur kisah Mahabharata dalam syiarnya, dalam wayang tepatnya,
sehingga dibuatlah Dropadi sebagai istri
Yudhistira, sang sulung dari para Pandawa, meski Arjuna lah yang memenangkan
sayembara kerajaan Drupada untuk mendapatkan Dropadi. Sementara dalam novel
hampir setebal 500 halaman ini, Dropadi adalah istri kelima Pandawa. Tentu saja
ini sangat bertentangan dengan hukum para wali. Poliandri dalam kisah ini
tidaklah sama dengan poliandri pada umumnya. Dropadi menjadi istri masing2
Pandawa dalam tahun2 yang berbeda. Giliran tahin ini dimulai dari Yudhistira,
diikuti Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Byasa (atau Begawan Abyasa dalam
komik) memberi astra pada Dropadi
selalu menjadi perawan kembali ketika ia berganti suami (wuih… tanpa operasi???
Mauuuuuu)
Dropadi terlahir dari
doa2 para orang bijak ketika Dropada menginginkan keturunan yang nantinya akan
mengubah sejarah pada kerajaannya. Dia lahir bersamaan dengan kakaknya
Drestadyumna. Alih2 kakaknya yang akan mengubah sejarah, melainkan Dropadi yang
terlahir dengan kulit hitam dan
mempunyai pikiran liar sendiri.
Cara berpikir Dropadi
dari kacamata Chitra Banerjee sangat feminis yang sering kali menanyakan kenapa
wanita begini dan begitu. Suatu ketika, Dropadi mendapatkan sesi belajar bersama
sang kakak, Dre, sang guru menolak kehadirannya. Demikian pula sang ayah, yang
kemudian pada akhirnya terpaksa menyetujuinya atas kehendak Krisna. Dropadi kecilpun
sangat haus akan ilmu-ilmu yang cukup membuat semua kalangan khawatir akan
segala pertanyaannya yang diajukan, kekeraskepalaanya, berbicara lebih mirip
lelaki dibandingkan perempuan. Namun, demi takdir yang sudah dituliskan untuknya,
semua berjalan dengan semestinya. Bagaimana dengan permepuan lain yang lahir
tanpa ramalan?
Saya membayangkan
kisah romantic nan manis pada pertemuan Dropadi dan Arjuna. Namun banyangan
saya salah besar. Sayembara mendapatkan Dropadi sama sekali tidak meninggalkan
kesan itu, yang ada hanya bayangan laki laki lain yang menambat hati Dropadi,
di luar lima suami yang kemudian dinikahinya. Owh, sifat manusia memang tak
pernah puas akan apa yang dimilikinya. Apakah ini karena cinta pada pandangan
pertama Dropadi bukan pada Arjuna, melainkan pada saudara se-ibu lain ayah?
Kisah hubungan antara
anak menantu dan mertua digambarkan sangat manusiawi disini. Kunti dan Dropadi pada
masa saya membaca komik Mahabharata dulu tidak ada penggambaran emosional
secara khusus. Siapa sih yang tidak cemburu adanya wanita baru diantara kelima
putranya setelah berpuluh tahun bersama? Kunti yang arogan harus berhadapan
dengan Dropadi yang sebenarnya mempunyai sifat hampir mirip. Tidak hanya
persamaan sifat, mereka juga harus mengalami kepahitan yang sama. Kunti mendampingi
para Pandawa dalam keterasingan setelah kebarakan di Waranawata. Kunti mendampingi para Pandawa selama 13 tahun
pengasingan yang kemudian berakhir dengan Bharata Yudha.
Beberapa lakon khusus
semacam Krisna Triwikrama, kelahiran dan kematian Gatot Kaca yang fenomenal,
yang masih hangat terekam dalam ingatan saya, tak saya temukan di novel ini. Perubahan
fisik Krisna sempat digambarkan sekilas oleh Arjuna yang bisa melihat bentuk
kosmis dari Krisna, namun mengenai Gatot Kaca tak ada yang istimewa. Apakah ini
hanya imajinasi local dari illustrator sekaligus pencerita R.A Kosasih. Tak tahulah.
Ending dari Bharata
Yudha digambarkan sangat detil, lengkap dengan kehancuran para laskar kerajaan,
merintihnya para istri yang kehilangan para suami dalam perang, penyesalan tak
habisnya dari pihak Pandawa yang telah membawa perang besar dalam sejarah. Semua
penyesalan itu membawa mereka ke puncak Himalaya, letak dimana para dewa
bersemayam. Kematian satu persatu anggota Pandawa beserta Dropadi masih persis sama
dengan komik yang saya baca dulu. Hanya kehadiran seekor anjing yang menyertai
perjalanan mereka ke puncak tidak saya temukan di novel. Kisah anjing yang
menyertai ini saya dengar mengadaptasi dari kisah para sufi yang melakaukan
perjalanan menuju ke surga. Anjing yang menyertai ini kemudian berubah fisik
kosmisnya menjadi dewa yang menyambut kehadiran para Pandawa.
Last but not least,
kisah Mahabharata dalam pandangan Chitra Banerjee ini sangat humanis, penuh
konflik emosi yang tak terduga meski saya masih hapal luar kepala kisah yang
menghiasi masa kecil saya ini.
blogwalking..
ReplyDeletebuku bagus,
belum tercapai keinginan membaca buku ini ..:)
terima kasih sudah berkunjung
DeleteAyo bacaaaa..... :)
reviewnya keren mb, bukunya juga keren :)
ReplyDeleteMakasih, Sulis
DeleteBukunya emang kwereeennn