TOKYO ZODIAC MURDER (Soji Shimada)
Paperback, 360 pages
Published, June 28, 2012 by Gramedia Pustaka Utama
Rating: 3,5/ 5
Anak tiri selalu punya alasan untuk cemburu kepada anak
kandung. Cemburu bisa berakhir dengan dendam. Dendam bisa berakhir dengan
pembunuhan. Pembunuhan bisa beragam bentuk dari cara hingga motif pengalihan
alibi pembunuhnya.
Tahun 1936, terjadi tragedy memilukan: seorang seniman
dipukuli hingga tewas. Berderet kemudian kpembunuhan seluruh anggota
keluarganya yang kesemuanya wanita. Si pembunuh meninggalkan catatan harian
seputar Azoth, ‘manusia’ sempurna yang diciptakan oleh si pembunuh dengan cara
‘mengumpulkan’ potongan2 bagian tubuh dari masing2 mayat para gadis yang
dibinih secara bersamaan. Semua anggota tubuh dari masing2 mayat mewakili
zodiac masing2: Tokiko (Aries) –kepala hilang, Yukiko (Cancer)—dada hilang,
Reiko (Virgo)—perut hilang, Akiko (Scorpio)—pinggul hilang, Nobuyo
(Sagitarius)—paha hilang, Tomoko (Aquarius)—kaki hilang. Sadis? Sangat.
Dengan mutilasi demikian juga penguburan di tempat terpisah
yang sangat jauh, apalagi dibingungkan dengan garis bujur Pusat Kekaisaram
Jepang dmana si pembunuh berangan angan menempat Azith hingga ia bisa memainkan
peran seperti Dewi Himiko mengendapkan kasus ini hingga 40 tahun kemudian.
Adalah pasangan “Sherlock Holmes’ dan ‘John Watson’ versi
Soji Shimada, Kazumi Ishioka, illustrator dan detektif amatir; dan Kiyoshi
Mitarai, astrolog peramal nasib dan detektif partikelir. Mereka adalah pasangan
detektif yang akhirnya berhasil memecahkan kasus yang nyaris tenggelam selama
40 tahun ini. Di saat banyak orang mulai melupakan kasus sadis ini, dan pada
saat banyak saksi hidup, kerabat dari para korban sudah tak bisa lagi ditemui, Kasus
‘manusia sempurna’ Azoth akhirnya menemui akhir.
Comments:
Terus terang saya membaca kisah Sherlock Holmes baru dua
episode, dan keduanya dalam bentuk ebook. Seru sih. Tapi kedua episode yang
saya baca itu belum membuat saya ingin membaca kisah petualangan Holmes
berikutnya. Untuk novel bergambar wanita dengan tubuh terkoyak ini, pada
awalnya membuat saya sedikit ‘takut’ akan kesadisan pembunuhan di dalamnya. Tapi
ternyata semuanya aman. Tak ada deskripsi berdarah yang membuat saya melompati
chapter. Yang ada sebaliknya, illustrasi mayat dengan anggota tubuh hilang.
Serem juga ternyata.
Terus terang lagi, saya membaca ini untuk target posting
bareng bulan September, tapi ternyata tenggat waktu sudah keburu datang
sementara saya tak mampu menyelesaikan tepat waktu. Nyesel sih. Tapi membaca
hingga akhir novel ini ternyata tak membuat saya masih ingin membaca kisah
detektif. Karya2 Dan Brown sebenarnya setipe dengan detektif, tapi saya lebih
menyukai detektif rekaan Dan Brown. Sama sadisnya. Sama complicated-nya, tapi
mungkin isu yang diangkat Brown lebih pada issue yang lebih saya sukai.
Saya beri bintang 3,5 untuk novel ini semata-mata karena
covernya yang keren, ide gila pembuatan Azoth, dan kegilaan Kiyoshi Mitarai.
Lainnya, cukup membuat saya tertidur di tengah serunya penjelasan Kiyoshi akan
konsep si pembunuh menciptakan orang ke enam yang misterius. Kebangeten ya? No
offense deh. Jadi, apakah saya akan membaca kisah sadis lainnya? Nunggu
pinjeman aja dulu hihihi…
kemaren udah pinjem buku ini, tapi entar deh bacanya menguatkan mental dulu :)
ReplyDeleteah, Sulis, ngga seserem gambar sampulnya kok. Masih serem Selimut Debu yg masih kubaca sekarang :)
ReplyDelete