Talking about Books and Challenge and ...
Tahun 2012 sudah akan berakhir beberapa hari lagi. Dan
Alhamdulillah, kiamatnya diundur entah kapan hahaha…jadi, saya masih punya
kesempatan untuk me-wrap up buku apa saja yang sudah saya baca di tahun 2012 ini.
So far, saya sudah menyelsaikan target saya yang sempat berubah ubah, dari
target awal 25 buku, kemudian bertambah menjadi 34, dan akhirnya menjadi 44
buku. Dan terhitung tanggal 23 Desember, saya menyelesaikan 52 buku. Dari semua
buku itu, saya jadi menyadari sedikit perubahan dalam selera saya. Nah, how is
that possible?
Dulu, saya sangaaatt suka dengan yang namanya genre fantasy.
Dunia yang dengan mahkluk ajaibnya dihidupkan oleh sang pengarang. Goblin,
troll, hingga satyr semua ada di dunia fantasy. Tapi semakin saya banyak
membaca buku dengan genre yang semakin bervariasi, saya jadi kurang berminat
dengan mahkluk2 ajaib itu. Entah karena pengaruh genre lain yang lebih bisa
dibayangkan, lebih real, lebih dekat dengan kehdiupan nyata, atau karena factor
U? hahaha
Di awal tahun, saya tergila gila dengan Ther Melian series.
3 buku dengan ketebalan lumayan, saya lahap dalam waktu kurang lebih dua bulan
(dengan menghitung waktu giliran meminjam hihihi). Selera saya terhadap fantasy mulai goyah ketika saya membaca The Five People You
Meet in Heaven, fiksi ciptaan Mitch Albom dengan balutan alam sesudah kematian
benar2 membuat saya tergila2 pada Albom. Meski demikian, saya masih mencicipi
Momo, fantasy anak2 yang ternyata masih saya nikmati. Oya jangan lupakan genre
dystopia. Genre yang baru buat saya ini saya mulai dengan trilogy The Hunger
Games. Hasilnya? Ternyata saya malah membandingkan satu dystopia yang saya baca
sesudah trilogy ini. Saya kurang menikmati Divergent, meski selesai juga
membacanya. Tapi Insurgent, yang sudah saya mulai beberapa chapter awal,
mandek. Niatnya sih berlanjut nanti kalau BBI mengadakan reading challenge
genre dystopia tahun depan.
Selera saya menjadi kocar kacir ketika saya mulai membaca
Garis Batas (Thx to Tezar yang sudah merekomendasikan buku ini #gethok). Kisah
jalan2 Agustinus Wibowo di tanah Afghanistan membuat saya tak minat dengan seri
The Naked Traveller-nya. Begitu pun dengan novel based on true story, Sky
Burial, yang membuat saya mencari novel dengan tipe yang sama, tragically
dramatic ato dramatically tragic ya? Seri Percy Jackson terbaru yang sejak saya
menemukan kelanjutan dari The Lsot Hero, saya langsung mark as to read, tapi
ternyata sampai sekarang masih nganggur tak tersentuh. It seems that I have to
drag myself literally to read the sequel #sigh
Yang tidak berubah adalah selera teenlit #malu. Meski umur
sudah lompat jauh dari teen, membaca novel teenlit rasanya seperti makan
buah2an di sela sela makan makanan berat. Ringan, segar, lucu, tak usah terlalu
banyak mikir hal2 menyedihkan. Coba berapa hitung novel teenlit yang saya baca
ya: Prom and Prejudice, Andy Squared, Temptation, Boys of Summer (yang ini
masuk ke rak unfinished reading), Anna and The French Kiss, A Beautiful
Disaster.itu kalo dwi novel If I Stay dan Where She Went tak bisa dimasukkan ke
genre teenlit. Sementara saya makin susah saja mengunyah cerita Barty series
yang sudah lengkap (pinjaman) saya hahaha…. Selain itu, gara2 blog walking,
saya mempunyai beberapa buku idaman, meski tidak untuk dimiliki karena mungkin
buku sudah tak lagi diproduksi seperti Sky Burial, saya mengidamkan buku
Sarah’s Key yang sudah saya tonton versi filmnya, dan My Palestine (sudah
dipinjami Tezar yang entah dia dapat dari mana hahaha) dan juga Mata Ketiga
yang cuma bisa saya dapatkan dari online bookstore. Ah, sabar yaaaa #pukpuk…
Sebagai bayangan apa yang akan saya baca tahun depan,
tergambar jelas 7 series of Harry Potter untuk Hotter Potter Reading Challenge
(fantasy JK. Rowling tak mungkin saya tolak), buku2 anak2 seperti Roald Dahl,
Little House on The Prairie yang sudah lengkap koleksi ebook saya (#gethok,
ebook lagi), dan tentu saja Famous Five untuk syarat Children Literature
Reading Challenge dan mungkin beberapa Children Book lainnya. Di tahun depan,
saya ingin juga mencicipi Historical Romance, yang sudah saya mulai sedikit
dengan Believe milik Victoria Alexander. Terus terang, saya membaca ini karena
unsur mitos Arthur yang diangkat di novel ini (call me nuts of the Arthurian
legend). Mungkin mirip kali ya dengan Scent of Greek dan A Touch of Greek yang
bagi saya cukup kipas, meski tidak se-hot mas Grey and his dominant-nya (duh,
ngaku sudah baca dikit, unfinished reading pokoknya). Dua judul tadi mengangkat
mitos dewa2 Greek yang tidak se-sweet di Percy Jackson series.
Well, kira2 apakah saya akan mengalami perubahan selera lagi
di tahun depan, let’s wait and see, eh, salah, let’s read and read. hihihi
Aku juga tahun ini malah keseringan baca HR drpd fantasy :P
ReplyDeleteGood luck buat 2013 reading challenge