Harry Potter dan Order of the Phoenix by J.K. Rowling
Ebook format 590 pages
Rating 5/5
Tahun ke lima Harry semenjak ia menyadari dirinya adalah
seorang wizard. Musim liburannya berjalan dengan sangat tidak nyaman, apalagi
dengan tidak adanya keterusterangan dari pihak Departemen Sihir akan kembalinya
Lord V-Voldemort di dunia sihir sejak tahun lalu. Harry harus mengetahui berita
baik dari dunia sihir maupun non sihir yang mungkin berkaitan dengan
Voldemort. Tak ada berita muggle yang
berhubungan dengan si Raja Kegelapan,
alih2 muncul Dementor di tempat tinggal Harry dan menyerang Harry dan
sepupunya, Dudley. Harry menjadi topik
pembicaraan seru di berita dunia sihir.
Kemunculan Dementor berbuntut panjang hingga membuat Harry
harus mengikuti sidang di Kementrian Sihir karena mengucap mantra di dunia
muggle dengan usia belum mencukupi.
Sementara sekelompok orang2 yang dikenalnya dengan baik- menyebut diri
mereka Order of the Phoenix, menyembunyikan sesuatu darinya. Mereka kasak kusuk tanpa melibatkan Harry,
bahkan Dumbledore berusaha menghindarinya. Tak banyak hal bisa dikorek, bahkan
dengan bantuan Telinga yang bisa dipanjangkan milik kembar Weasley.
Banyak kejutan, baik menyenangkan atau menyebalkan terjadi
di tahun ke lima ini. Yang menyenangkan adalah kenyataan bahwa cewek yang
ditaksir Harry, Cho Chang, mulai mendekati Harry. Hal menyebalkan terjadi
seperti absennya Hagrid di awal semester, guru baru Against the Dark Art,
Dolores Umbridge, dengan tangan
diktatornya, kelanjutan cueknya
Dumbledore terhadap Harry, serta kontak pikiran yang sangat mengganggu antara
dirinya dan Voldemort. Untunglah, di tengah hal2 menyebalkan itu, muncul pula momen yang membuat saya sebagai
pembaca bersemangat. Dendam Harry pada Malfoy terbayar dengan pengungkapan
ayahnya sebagai antek Voldemort, kelas
Dumbledore Army yang seru, balas dendam Fred dan George terhadap Umbridge, dll.
Di buku ini juga mulai terungkap berbagai pertanyaan mengapa
Voldemort ingin membunuh Harry, tanpa melihat kenyataan penyerangan terhadap
Harry dilakukan ketika ia masih berusia setahun. Ketakutan macam apa hingga Voldemort nekad?
Yang menarik bagi saya selain alasan tersebut adalah binatang yang menarik
kereta dari Hogwart express menuju Hogwarts. Hanya mereka yang pernah menyaksikan
kematian bisa melihatnya. Satu lagi tokoh yang akan banyak mengambil porsi
penting di buku mendatang muncul, Luna Lovegood. Dengan karakter unik, teman
saya dulu pernah mengatakan bahwa Luna bisa menjadi kuda hitam untuk perang
besar di buku terakhir nanti. Dan, sedikit banyak memang demikian.
Buku ke lima ini adalah buku yang paling emosional bagi saya
dibanding 3 buku sebelumnya. Di awal
cerita, Harry sudah penuh emosi dengan keluarga Dursley, hal2 penting yang
disembunyikan darinya, guru Pertahanan sihir hitam yang super duper menyebalkan, pelarangan main Quidditch, putus kontaknya
dengan Sirius, kelas tambahan Snape untuknya, dan cemburunya Cho terhadap
Hermione yang tidak masuk akal, serta perasaan stress anak2 menjelang OWL. Saya
masih ingat, setelah membaca buku ini pertama kali, saya mengalami apa yang
teman2 saya sebut sebagai hangover.
Berhari hari saya sedih. Sedihnya Harry, adalah sedih saya juga. Hiks...
Tak saya bayangkan Rowling begitu tega membunuh karakter kesayangan Harry, tapi
lebih tak terbayang lagi di buku seri berikutnya. I literally sobbed. Hiks...
Oya, saya tulis di awal review bahwa saya membaca versi
ebook, dengan bahasa Indonesia. Oke, saya mengaku kalau saya cukup stress
dengan makin mepetnya tenggat membaca yang tersisa sekitar 1 minggu. Kebetulan
saya pernah men-download versi ebooknya. Paperback saya nyelip entah dimana
(duh, buku segedhe itu bisa nyelipp??). Maka, secara darurat, saya masukkan
saja ebook ini di hape, e reader dan tablet. Mana yang ready di dekat saya,
itulah yang akan saya baca. Tapi ternyata tetap saja saya tak bisa menyelesaikan
tepat waktu #sigh. Oya, saya
menemukan terjemahan ini sedikit berbeda dari versi terjemahan yang saya baca
sebelumnya. Banyaknya tipo cukup
menganggu. Bayangkan, berapa kali saya menemukan kata 'ketika' berubah menjadi
'ketiak' (lol). Seingat saya Dumbledore Army diterjemahkan menjadi Laskar
Dumbledore, tapi versi ebook, masih
tetap menggunakan DA. Satu ekspresi kaget yang membuat saya kaget dan tertawa
ngakak adalah seruan Fudge ketika melihat nama kumpulan DA, 'Sambar geledek'.
Hahaha. Saya tak ingat apa terjemahan seruan versi buku, tapi seingat saya
bukan itu. Overall, terjemahannya lumayan bagus sih, despite the typo!
Baiklah, saya sepertinya sudah harus membaca buku berikutnya
kalo saya ngga ingin tertinggal lagi bulan mendatang. Oya, posting ini saya masukkan dalam:
1. Hotterpotter RC
2. Name in challenge
3. Read Big
0 Response to "Harry Potter dan Order of the Phoenix by J.K. Rowling "
Post a Comment