#46 The Curious Case of Benjamin Button by Scott Fitzgerald
Paperback
92 pages
Published
by BukuKatta
Rating
2,5/5
Sensasi
membaca buku setelah menonton filmnya itu memang beda. Ada yang terasa bukunya
lebih hilarious, ada juga sebaliknya, terasa monoton. Parahnya si aktor ganteng
dan cantik membayangi sepanjang proses baca.
Tahun
1860, lahirlah bayi dari keluarga Button. Si ayah, Roger Button, adalah orang
sangat terpandang secara sosial dan ekonomi di Baltimore. Tentu saja kelahiran
bayi ini menjadi berita utama yang sangat diharapkan masyarakat. Sayangnya, si
bayi lahir tidak seperti yang diharapkan orangtuanya. Ada yang aneh pada Button
junior dari wajah hingga tubuhnya. Benjamin, nama si bayi, lahir dengan wajah
renta dan tubuh bongkok layaknya orangtua berusia 60-70 tahun. Dan ajaibnya, si
bayi langsung bisa berteriak minta ini dan itu.
Roger
Button tak bisa menyembunyikan Benjamin. Maka sangat aneh ketika mereka tampil
di muka umum, mana si ayah dan mana si anak. Masalah mulai timbul ketika
Benjamin memasuki usia sekolah umumnya dihitung dari tahun kelahirannya. Wajah
dan tubuhnya, serta pikirannya tidak seperti anak seusianya. Penolakan sekolah
harus dialami Benjamin, tapi tidak di kehidupan bercintanya. Dia berhasil
meminang gadis tercantik di Baltimore, Hildegarde Moncrief, ketika ia berusia
50 tahun.
Keanehan
lain terus mewarnai kehidupan Benjamin. Semakin tahun, semakin muda parasnya,
semakin kuat tubuhnya, semakin gila ia bekerja. Kebingungan antara mana si ayah
dan mana si anak, kembali terulang dengan lahirnya Roscoe yang lahir normal.
Pergolakan ekonomi dan politik mengalihkan perhatian Benjamin dari kehidupan
cintanya yang mulai timpang seiring bertambahnya umur pasangan ini. Tahun demi
tahun berlalu dengan kesuksesan dan kemunduran bagi Benjamin Button.
Saya
sudah menonton filmnya jaauhhh dari saya tahu bahwa film ini berdasarkan buku.
Meski bertahun berlalu, ada yang terus membekas dalam pikiran saya tentang film
ini. Bukan lain karena kasus unik yang dialami Benjamin . Mungkin juga karena
faktor aktor utamanya. Brad Pitt coakeeeppp bwangeeddd pas dia usia muda.
Bahkan saya sempat membandingkan antara Benjamin usia.muda dengan film2 Pitt
lain ketika ia muda. Misalnya Seven Years in Tibet dan Legend of the Fall. Ya
ampun... Perssiiiss banget... Yah, kenapa saya jadi membahas Brad Pitt-nya
yaaaaa :D
Oke,
balik lagi ke review bukunya.
Ini
adalah pertemuan saya yang pertama dengan Fitzgerald. Kesan saya membaca buku
ini sangaat biasa. Tak ada yang istimewa. Dari alur hingga gaya penceritaan, lempeng
saja. Tak ada dramatisasi yang membuat saya sebagai pembaca merasa wooww..
Diksi juga tak istimewa, mungkin karena saya membaca versi terjemahan ya?
Sementara versi filmnya saja membuat saya terbayang bayang selama ini.
Visualisasi filmnya memang luar biasa keren meski saya lupa di beberapa bagian.
Saya tak tahu apakah diksi biasa dan gaya penulisan tanpa bunga-bunga dramatis
memang menjadi khas Fitzgerald. Ketika saya membaca bonus kisah setelahnya,
saya mulai meragukan keoptimalan otak saya yang tak kunjung paham kisah yang
hanya beberapa lembar itu. Dikemas dalam bentuk drama panggung, Tuan Icky dan
Porselin dan Merah Muda benar-benar membuat saya tersesat. Siapa saja karakter
utama dan plotnya, ga jelas buat saya. Belum lagi typo-typo aneh yang membuat
saya menghentikan proses baca buku ini. Dari mulai nama yang harusnya Jemima,
menjadi Jemina, dan typo lainnya.
Ini dia trailer filmnya yang dibintangi Brad Pitt dan Cate Blanchett yang dirilis tahun 2008
PS.
Postingan
ini saya sertakan dalam posting bareng BBI Desember 2014 dengan tema bukuKatta
Oh filmnya lebih bagus ya?
ReplyDeleteMenurutku sih iyaaaa... :))
Delete