OPINI BARENG: EKSPEKTASI
Setelah membaca-baca beberapa postingan tentang ‘EKSPEKTASI’
topic untuk Opini bareng bulan ini, saya jadi menyimpulkan bahwa topic ini bisa
ditulis secara bebas. Jadi, saya juga mo nulis ekspektasi saya secara
bebaaasss…
Sebagai pemvbaca buku yang sering terdiktrasi apa saja, bisa
game, film, drama seri, atau bahkan jeng jeng entah kemana, saya jadi punya
ekspektasi yang ngga terlalu muluk2 di tahun 2015 ini.
Well, tahun baru, saya buka dengan postingan tentang
beberapa challenge yang harus ikuti, untuk memacu minat membaca saya yang
mlempem tahun lalu. Meski saya menurunkan banyak sekali jumlah bacaan di tahun
ini (di goodreads), tapi saya berharap itu bakal terpenuhi dengan buku2
timbunan yang sudah mulai bosan hanya duduk berdesakan dengan yang lain. Saya
sempat membuat postingan khusus Personal Challenge disini, dan juga ikut projek
Membaca Buku Cetak dan Babat Timbuna Joglosemar 2015. So far, progressnya sih
lumayan. Hingga kini saya belum menyentuh ebook, tapi tetep nambah jumlah ebook
di hard disk hahaha… #jewerrr..
Selain itu, ekspektasi saya yang lain adalah membaca buku
dengan genre yang berbeda dari yang biasa saya baca. Sebagai omnireader, saya
banyak membaca berbagai jenis genre bacaan. Mulai dari fantasy,dystopia, teenlit,
chicklit, hisfic, hingga pararom, sampai ke sastra absurd, semua saya coba.
Sesekali saya ingin membaca lagi genre yang saya, dan kemudian menentukan,
apakah ini bakal menjadi jenis genre buku baru yang bakal saya suka? Misalnya
saja dystopia. Sebelumnya, saya merasa bahwa dystopia ini bakal menjadi favorit
saya sesudah menyelesaikan trilogy The Hunger Games. Tetapi kemudian saya mulai
dihinggapi kebosanan ketika saya membaca Uglies series. Kembali mencoba membaca
dystopia lain, Unwind, ternyata cukup menarik. Begitu juga denganThe Giver.
Tapi ketika mulai membuka buku dua The Giver, saya kembali ragu2. Sama juga
ketika film Divergent mulai ramai dibicarakan. Membaca buku pertama saja, saya
cukup terseok-seok. Buku kedua hanya sampai di beberapa halaman awal. Saya jadi bingung sendiri. Ada
apa dengan saya ya?
Saat ini yang sedang santer diobrolkan di WA Joglosemar
adalah buku dengan genre ‘silet’ (lirik Alvina). Melihat antusiasme teman-teman
blogger untuk buku Gone Girl, rasanya saya sudahkebelet saja ingin ikutan
membaca. Tapi apa daya, timbunan di depan mata (kadang tak) nampak, timbunan di
sebarang lautan melambai-lambai… Aarrrgghh… Tapi tentu saja harapan saya tetap membaca
genre seru ini. Toh, saya sudah terbiasa tersilet-silet ketika membaca
kisah-kisah sastra absurd yang endingnya bikin saya tersilet-silet saking
perih, pedih, pilu… (saying, rhyme-nya ngga nyambung :/)
Ekspektasi saya yang lain tentu saja mengembalikan
((SELURUH)) buku pinjaman yang sudah ngendon di lemari buku entah sejak tahun
kapan… hiksss…. Untungnya, teman-teman saya ternyata mempunyai kebiasaan yang
kurang lebih sama dengan saya, hingga ada yang maklum, tapi ada juga yang
nyindir ketika kopdar hahahaha…
Ekspektasi saya yang terakhir adalah, hmmmm…. Saya ingin
membaca seluruh kado buku yang diberikan teman-teman baik saya di Joglosemar,
dan juga buku-buku yang saya dapat dari menang GA, menang review (duh,
Taikoooo), dan beberapa buku hibahan. Sudah dihibahkan secara suka rela, saya
juga menerima dengan suka rela, tapi ternyata end up as a pile!!! Ada ya
ternyata manusia macam begini? #githes2…
OK, segitu dulu kayaknya, Opini Bareng tentang ekspektasi
ini. Bagaimana dengan ekspektasimu?
Aku juga pengen baca Gone Girl, penasaran sama kesiletannya.
ReplyDeleteSemoga siletnya nggak terlalu parah, soalnya si Linda ini takut piso sama darah. (?) :|