Scene On Three #10: Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali – Puthut EA
“Kalau sambal itu
absen dari meja makan kami saat sarapan, masing-masing kami mempunyai kalimata
ntik untuk meresponsnya. Ibuku akan berkata, Yu Sumi sedang ngambek. Sedangkan bapakku
akan mengatakan kalau penjual cabai hijau sedang menikah. Ayundaku lain lagi. Jika
sambal itu tidak hadir, ia selalu bilang, siding cabinet batal. Ayundaku memang
senang sekali menonton laporan khusus yang ditayangkan TVRI, terutama kalau Pak
Harmoko membacakan harga-harga bahan makanan, termasuk harga cabai. Aku sendiri
akan bilang, upacara tanpa bendera. Biasanya sebelum makan, aku akan
mengeluarkan aba-aba untuk diri sendiri jika tidak ada sambal tersebut di meja
makan, “Upacara tanpa bendera, mulai.” (halaman 68)
Membaca deskripsi seputar sambal ini, yang terbayang dalam
bayangan saya adalah, keluarga Jawa yang selalu berkumpul untuk sarapan,
bagaimana pun keadaannya, semacam, mangan ora mangan asal ngumpul, dan tentu
asal ada sambal legendaries yang bisa langsung dicocol di cobek. Kecintaan akan
sambal cocol ini sangat umum ditemukan di banyak keluarga Indonesia. Meski, yah,
tidak termasuk di keluarga saya. Saya lebih suka sambal jadi yang sudah dimasak
daripada sambal mentah yang buat saya pedasnya bikin nangis-nangis, mengalahkan
menonton drama sedih sekalipun hahaha…
Apa scene-mu hari ini?
- Tuliskan suatu adegan atau deskripsi pemandangan/manusia/situasi/kota dan sebagainya dari buku pilihan kalian ke dalam suatu post.
- Jelaskan mengapa adegan atau deskripsi itu menarik, menurut versi kalian masing-masing.
- Jangan lupa cantumkan button Scene on Three di dalam post dengan link menuju blog Bacaan B.Zee.
- Masukkan link post kalian ke link tools yang ada di bawah post Bacaan B.Zee, sekalian saling mengunjungi sesama peserta Scene on Three.
- Meme ini diadakan setiap tanggal yang mengandung angka tiga, sesuai dengan ketersediaan tanggal di bulan tersebut (tanggal 3, 13, 23, 30, dan 31).
Judulnya jadi "nyambel ora nyambel asal mangan" dong :p
ReplyDelete