Blackjack by Clara Ng & Felice Cahyadi
Ebook, Ijak app, 354 pages
Published by Gramedia Pustaka Utama
Rating 2/5
Hmmmm.... Mungkin saya memang kurang cucok dengan Clara Ng, karena saya kurang begitu suka dengannya di Dimsum Terakhir. Melihat satu nama lain di novel ini, saya berpikir saya mau mencoba lagi karya Clara Ng yang lain, siapa tahu saya bisa berubah pikiran. Ternyata sama saja.
Dari lembar awal saja, bagian Prolog, saya sudah skip skip bagian yang harusnya menarik pembaca untuk menentukan membaca atau tidak. Ini cerita apa sih? Kenapa ni cewek bego bangettttt??? Well, mungkin saya termasuk golongan masokis dengan melanjutkan membaca novel ini dan disuguhi serangkaian adegan kebegoan seorang Ashley, mahasiswi yang besar dengan impian kuliah di Inggris, cita cita Mamanya. Naif, bagi teman2 Ashley, tapi banyak komentar pembaca di Goodreads yang mengatakan ni cewek guoblok atau kena pelet atau gendam si pacar. Geblek segeblekngebleknyah.... :/
Ashley, mahasiswi Indonesia berangkat ke Newcastle, Inggris untuk melanjutkan kuliahnya. Dsri awal berangkat saja saya sudah nggondok dengan akal-akalannya mengajak dua sahabatnya untuk ikut serta. Hellooo, setakut itukah dia ga bakal menemukan sahabat disana hingga ia merayu dua sahabat nya untuk kuliah di Inggris? Mehhh.... Tapi, yah, salah satu sahabatnya ini yang mungkin cukup penting dalam kisah-yang-seharusnya-romantis-tapi-tragis Ashley. Laura, si mulut judes dari awal sudah kejam pada Jaeed, a potential boyfriend for Ashely, yang ternyata berbalik menjadikan Ashley sebagai pacar potensial untuk diporotin dan ditipu habis-habisan demi permainan Blackjack. Yah, kata bang Haji Rhoma, Judi "Apapun nama dan bentuk judi, semuanya perbuatan keji, Apapun nama dan bentuk judi, jangan lakukan dan jauhi..... JUDIIIII". Naaahhh tuhh... Ashley ga mau dengerin lagu bang Haji siihhh... Wkwkwkwk...
Jaeed sendiri digambarkan sebagai sosok manis di muka, busuk aslinya... Saya saja sudah mau menggecek geceknya sejak dia nggambus ini dan itu. Ashley ini pekok atau lugu, tauk dah.... Ga heran, saya bisa membaca novel setebal lebih dari 300 halaman kurang dari sehari, itu dengan kesibukan momong ponakan pula. Berapa kali saya skip skip skip dan skipppp untuk adegan ga penting Ashley yang merutuki nasibnya, yang masih saja menganggap Jaeed pacar meski ia sudah kering diporot si jahanam itu, nasib homeless di London, yang seharusnya membuat iba, sayangnya saya justru mensyukurinya (bahasa Jawa, tak sukurkeeee hahahaha). Mungkin alasan awal saya menyiksa diri dengan membaca novel ini adalah iming-iming kota Newcastle atau London dengan suasana yang sangat Inggris sekali, sayangnya iming-iming itu runtuh seketika dengan protagonis yang super o'on ini. Saya jadi tidak bisa menikmati suasana Inggris di novel ini gegara si Ashley ini. Pokoknya salahkan Ashley alih-alih si jahanam Jaeed. Para teman yang katanya sudah mengetahui busuknya si Jaeed ini juga tak kalah bego. Buat apa si Andrew ini memberi peringatan pada Ashley akan bobroknya si Jaeed tapi ia sendiri kena tipu? Seharusnya orang macam Jaeed ini dibiarkan mati beku di emper stasiun King's Cross sajahhh.... bukannya ditolong apalagi dikasih duit ribuan pounds! Saya jadi teringat seorang teman kerja, kurang akrab sih sebenarnya, tapi ketika ia butuh uang, ia datang pada saya, dan saya yang tidak tahu track recordnya, memberinya pinjaman. Ketika jatuh tempo, ia menghilang, yah, saya cukup sekali saja itu ditipu. Ga bakal saya terbujuk rayu, apalagi kisah-kisah menghibakan darinya lagi. Well, bagi Ashley yang bego ini, dia membayangkan Jaeed ini macam antagonis yang bakal tobat macam di sinetron relijius. Helllooooww.... Otakmu prima ngga sih, Ash? Atau jangan2 kebanyakan micin KFC yang diberi gratisan si India itu ya? Bwahahahaha....
Ah, sudahlah, untung saya hanya menyiksa tablet saya dengan beberapa menit sekali on untuk membaca novel ini, dan tak perlu di cas untuk menyelesaikan ni novel. Thanks to foolish scenes of Ashley that saves the battery :D . Sementara waktu saya mau puasa lagi dari penulis satu ini dulu deh. Sebenarnya ada yang pengen saya baca sih, termakan rekomendasi teman, tapi nantiiiii nantiiii saja =)
0 Response to "Blackjack by Clara Ng & Felice Cahyadi "
Post a Comment