Some Kind of Wonderful by Winna Effendi
Baca di Scoop 360 pages
Published by Gramedia Pustaka Utama January 23, 2017
Rating 3/5
saya sempat lupa kalo Winna Effendi ini
yang menulis Refrain dan Remember When. Seingat saya dua Novel itu teenlit
banget dengan diksi yang tidak begitu istimewa. Tapi membaca Novel yang ini,
saya jadi takjub dengan perubahan bahasa Winna. Mungkin karena topiknya yang
lebih dewasa dibandingkan dua Novel yang saya sebut tadi, jadi ya enak aja
dibaca. Kalo dulu saya baca dua Novel itu banyak banget yang saya skip, kali
ini masih skip sih, cuma ngga sebanyak dulu. Seperti kata teman2 saya, tulisan
Winna ini quotable banget.
Ide ceritanya sebenarnya sangat sederhana, tentang kehilangan dan menemukan kembali, tentang pertentangan dan penerimaan, dan tentang kesendirian. Hal yang sangat umum dialami orang-orang pekerja di kota besar. Kali ini Winna Effendi mengambil setting di Sydney.
William atau Liam adalah chef populer di acara TV Liam Cooks di Sydney. Cinta masa kecilnya bertepuk sebelah tangan dengan Wendy yang lebih memilih adiknya ketimbang dirinya. Mereka adalah teman masa kecil dan mungkin menganggap satu sama lain adalah sanctuary. Mereka sama-sama memiliki tempat pelarian yang sama, yaitu rumah pohon di rumah Liam, dan Wendy menganggap Liam seperti Peter Pan, tokoh dari cerita klasik, dan menganggap kepergian Liam adalah semacam adventure yang selalu dilakukan oleh Peter Pan.
Ide ceritanya sebenarnya sangat sederhana, tentang kehilangan dan menemukan kembali, tentang pertentangan dan penerimaan, dan tentang kesendirian. Hal yang sangat umum dialami orang-orang pekerja di kota besar. Kali ini Winna Effendi mengambil setting di Sydney.
William atau Liam adalah chef populer di acara TV Liam Cooks di Sydney. Cinta masa kecilnya bertepuk sebelah tangan dengan Wendy yang lebih memilih adiknya ketimbang dirinya. Mereka adalah teman masa kecil dan mungkin menganggap satu sama lain adalah sanctuary. Mereka sama-sama memiliki tempat pelarian yang sama, yaitu rumah pohon di rumah Liam, dan Wendy menganggap Liam seperti Peter Pan, tokoh dari cerita klasik, dan menganggap kepergian Liam adalah semacam adventure yang selalu dilakukan oleh Peter Pan.
Aurora atau Rory (saya suka dua nama
ini), ditinggal mati dua orang terkasihnya, Jay, sang suami dan Ruben, anaknya
tercinta. Rory cukup beruntung memiliki teman-teman yang menyayanginya di
tempat kerjanya, di sebuah café. Belum lagi beberapa pekerjaan sampingan
lainnya yang ia lakukan demi mengenyahkan pikiran sedihnya. Meski demikian,
pikirannya masih terus melayang pada kejadian dimana ia kehilangan dua orang
yang ia sayangi.
Liam dan Rory sama-sama merantau ke
Sydney, saling kehilangan orang2 yang mereka cintai dan kemudian saling
menemukan. Liam menjadi salah satu pengisi program TV masak terkenal di sebuah
stasiun TV. Dan Rory menjadi salah satu anggota di sebuah acara anak-anak di
stasiun yang sama. Mereka bertemu. Dan konflik pun mengalir.
Banyak yang mengatakan di review, bab2 terakhir adalah bab penentuan untuk memberikan Rating. Saya menunggu kejutan itu, eh, ternyata penyelesaiannya, ehhmmm...bagus sih. Hanya saya banyak sekali menonton dorama dengan ending demikian. Meraih impian terlebih dulu dan kemudian berdampingan dengan orang yang dikasihi. Belum lagi cinta masa kecil, dari kanak-kanak hingga dewasa, sedikit mengingatkan saya pada Refrain. Pameran foto yang diadakan untuk mengenang Jay, juga mengingatkan saya pada Jmovie, Heavenly Forest. Duh, spoiler bertebaran yak. Well, memang tak ada ide yang original, apalagi buat saya penonton dorama. Meski demikian, novel ini berisi obrolan2 asik, diksi dan percakapan yang quotable, hubungan antar manusia yang manis, dan saya jadi pengen belajar masak dari program Liam Cooks hahahaha....
Banyak yang mengatakan di review, bab2 terakhir adalah bab penentuan untuk memberikan Rating. Saya menunggu kejutan itu, eh, ternyata penyelesaiannya, ehhmmm...bagus sih. Hanya saya banyak sekali menonton dorama dengan ending demikian. Meraih impian terlebih dulu dan kemudian berdampingan dengan orang yang dikasihi. Belum lagi cinta masa kecil, dari kanak-kanak hingga dewasa, sedikit mengingatkan saya pada Refrain. Pameran foto yang diadakan untuk mengenang Jay, juga mengingatkan saya pada Jmovie, Heavenly Forest. Duh, spoiler bertebaran yak. Well, memang tak ada ide yang original, apalagi buat saya penonton dorama. Meski demikian, novel ini berisi obrolan2 asik, diksi dan percakapan yang quotable, hubungan antar manusia yang manis, dan saya jadi pengen belajar masak dari program Liam Cooks hahahaha....
Saya belum membaca buku ini. Tapi saya pernah membaca buku Refrain dan Remember When. Saya kira Mbak winna ini memang mahir membuat cerita roman. Dan roman itu sendiri melekat pada karya-karyanya. Yang justru perlu diingat, roman yang ia angkat adalah hal mengesankan atau tidak. Dua novel karya Mbak Winna yang sudah saya baca, justru terlupakan. Sebab saya pun merasa kesan yang didapatkan setelah membaca bukunya kurang dalam. Mungkin karena bacaan saya yang lumayan banyak, sehingga peristiwa pada alur novel Mbak Winna yang biasa saja, tergeser dengan plot buku lain yang amazing.
ReplyDeleteMeski demikian bukan pantangan bagi saya untuk membaca karya-karya Mbak Winna lainnya.
Tokoh Jay ini tuh, gimana ya deskripsiinnya...pokoknya dia tuh suami idaman banget #uhuk dan rasanya kalo dia di ceritain udah meninggal (cuma) gara2 di tusuk orang gila, aku kayak gak rela banget. hiks. dan setuju banget sama kak lila bahwa akhir cerita ini tuh nentuin rating banget. karena bagaimanapun kalau di sad endingin, aku bakal gregetan, gigit-gigit jari, yaa ampun ternyata kayak gini. tapi untungnya enggak, dan yah cukup bikin aku senyum-manis-alhamdulillah.
ReplyDeleteWinna Efendi tadinya aku kategorikan sebagai spesialis penulis bacaan versi remaja & young adult. Karena Remember When dan Refrain dulu kan anak SMA banget. Lalu bergeser lagi jadi spesialis penulis tentang cinta di antara persahabatan. Gara-gara baca novel Ai yang lagi-lagi soal persahabatan. Ditambah lagi Tomodachi kalo ga salah judulnya tuh ya. Sepertinya sampai sekarang masih aku kategorikan seperti itu. Dan ternyata buku yang satu ini juga nggak jauh dari yang namanya cinta dan persahabatan ya? xD
ReplyDeleteKalau tentang ending yang nggak surprise lagi, bukan salah penulisnya juga deh ya hehehe soalnya kita hidup di abad 20. Ada banyak peniruan. Mungkin 99% bukan lagi original. Ibaratnya potato chips, ada banyak yang jual tapi cuma beda kemasan. Eh bisa jadi Winna Efendi juga suka nonton dorama & film yang sudah kamu tonton itu. Karena beliau kan suka hal-hal Japanese juga setahuku. :D
Ini salah satu novel yang masuk wishlist saya. Berhubung saya sedang berlangganan scoop, jadinya saya masukkan ke koleksi perangkat. Belum sempat dibaca, tapi dilihat dari reviewnya cukup menarik minat untuk menyelami kisah liam dan rory. Kehilangan memang menyakitkan, tapi akan lebih baik jika kita bisa mengatasinya dan mulai menemukan harapan yang baru. Saya penasaran dengan hal-hal yang akan dilakukan liam dan rory dalam mengatasi kehilangan dan menemukan sesuatu yang baru. Semoga ada kesempatan untuk membaca novel ini.
ReplyDelete