Evergreen by Prisca Primasari
Ebook Gramedia Digtal, 248 pages
Published by Grasindo, July 2013
Rating: 5/5
Eeehhhhh... Ngga ngira this novel turns out like this 😍
Jadi gini, saya tertarik membaca novel ini karena berbau bau
Jepang. Tapi saya sudah skeptis jika novel ini bakal bercerita tentang
roman dengan latar belakang Jepang dan
sedikit sedikit kalimat bahasa Jepang demi untuk memunculkan setting Jepang.
Tapi ternyata saya salah... Bisa dibilang novel ini sangat
Jmovie yang tidak melulu membahas roman, bahkan sesungguhnya novel ini cukup
kering dari nuansa romans tapi menghangatkan bahkan di beberapa bagian, jika
saja saya baca di tempat sepi, saya bakal meneteskan air mata. 😉
Cerita bermula dari Rachel, atau sering disebut secara
Jepang Rashieru, dipecat dari perusahaan penerbitan dimana selama ini ia
banggakan. Kesalahannya yang ia anggap sepele tapi fatal bagi perusahaan,
membuatnya terpuruk. Yang dilakukan hanya memecahkan gelas dan curhat dan
curhat hingga teman-temannya kesal dan menghindarinya.
Suatu hari kakinya membawanya ke kedai es krim Evergreen
yang membuatnya berkenalan dengan para pekerja disana. Kehidupannya mulai
berubah, meski perubahan itu ia mulai dengan setengah hati. Lambat laun, ia
mulai membandingkan penderitaannya seusai pemecatan dengan cerita sedih dari
para staff Evergreen. Dia mulai merasa deritanya tak seberapa berat dibandingkan
permasalahan yang dihadapi mereka.
Saya pikir novel ini hanya akan membahas seputar Rachel
sebagai karakter utama. Tapi ternyata ketika kamera mulai menyoroti keluarga
Fumio dan adiknya, Toshi, saya jadi merasa hampir seluruh karakter disini
adalah karakter utama yang pantas mendapat porsi peran sama besarnya. Gamma,
meski tidak terlalu banyak disorot tetap saja porsinya mewarnai novel ini.
Belum lagi Yuya senpai yang konyol, fobia terhadap bebeknya seharusnya membuat
ngakak, tapi kebetulan saya lagi ngga pengen ngakak 😆.
Dialog antara Fumio dan adiknya Toshi itu bikin meleleh. Naksirnya Yuya senpai
pada Rachel bahkan tidak terlalu dibahas banyak disini. Perubahan Rachel juga
tidak terasa instan dan saya juga suka dengan penyelesaian derita Rachel dengan
apa yang kemudian dia lakukan untuk membayar kesalahannya.
Judul Evergreen sedikit banyak mengingatkan saya pada lagu
lagu evergreen yang selalu dikenang. Dan ternyata itu memang tujuan Yuya senpai
memberi nama kedai es krimnya. Semua tentang kenangan. Kenangan istimewa tidak
akan istimewa jika itu dibagikan, begitu kata salah satu karakter disini. Tapi
membagikan kenangan istimewa itu pada orang lain, bisa sedikit mengurangi
keistimewaan nya sekaligus derita yang didapat dari kenangan istimewa itu. Hiksss...
Overall, saya rekomendasikan novel ini buat penyuka novel
slice of life ringan. Jangan lupa sedia tisu ya. Eh, saya jadi pengen novel ini
jadi Jmovie bukan film lokal lho ya. Saya ngga mau membayangkan Reza Rahardian
jadi salah satu karakter disini. Ngoahahahaha....
0 Response to "Evergreen by Prisca Primasari"
Post a Comment