Savanna & Samudra by Ken Terate
Read in Gramedia Digital ebook, 352 pages
Published Agustus 18, 2018 by Gramedia Pustaka Utama
Rating 3,5/5
Apa sih yang kau harap dari pasanganmu kelak? Mapan, bertanggung jawab, berpikiran luas, berpendidikan, atau tampan? Apakah mungkin seseorang dilahirkan dengan semua kualitas itu?
Savanna terpuruk sejak kematian ayahnya. Ayahnya yang mapan, dan selalu tahu apa yang harus dilakukan tiba-tiba meninggalkannya. Meninggalkan ibu, dirinya dan adiknya. Savanna dan keluarga tidak akan mendapat masalah besar jika saja mereka sudah dipersiapkan akan kemungkinan tak terduga seperti ini.
Savanna terpaksa cuti kuliah, ibunya limbung dan adiknya depresi. Apalagi bencana yang akan dihadapi Savanna ke depannya? Ohya, putus dari pacar sempurnanya!
Berbekal ijazah SMA, Savanna melamar pekerjaan di sana sini, dan akhirnya diterima di sebuah kedai susu bernama Inisusu (ih, kenapa namanya gitu banget ya? :D). Di kedai ini, Sava berkenalan dengan para staff-mya. Mereka adalah Koh Abeng, sebagai chef kedai, Alun, waiter tangguh tak tergantikan di kedai, dan Miss Lani, kasir merangkap empunya kedai. Meski berbeda karakter, mereka memiliki satu kesamaan, yaitu bekerja demi uang!
Masalah keluarga Sava dikisahkan cukup rumit dengan sifat ibunya yang linglung, limbung dan moody sepeninggal ayah Sava. Masalah finansial memang bukan masalah enteng bagi sebuah keluarga yang dulunya berkelimpahan. Tapi sebenarnya ada satu yang menjadi pertanyaan saya disini, kemana dana pensiun ayah Sava jika dikisahkan sebagai karyawan bank swasta dengan posisi tinggi? Sebagai keapala keluarga dan pegawai bank, seharusnya ayah Sava ini memiliki cadangan dana jika hal buruk menimpa dirinya. Apakah segitu buruknya ayah Sava hingga dia mati pun dia masih 'menyiksa' istrinya?
Untuk bagian orangtua Sava ini, penulis memberi porsi cukup banyak dengan kilas balik sesekali. Tika, ibu Sava muda, yang begitu cantik hingga memikat Bimo, ayah Sava. Perbedaan sosial yang begitu mencolok antara keduanya seharusnya dipecahkan pada awal mereka bersama. Kecuali jika memang sifat Bimo yanga arogan, hingga menyiksa Tika, lahir dan batin menjadi tujuan utama menikahi ibu Sava. Di awal cerita, betapa Sava muak dengan ibunya yang dia nilai bagai wanita jalang yang berganti-ganti pria setiap waktu, dan juga baangan ideal seorang Sava akan pria yang nanti menjadi pendamping hidupnya. Sayang, penilaian Sava terhadap ibunya di awal berlalu begitu saja tanpa kejelasan. Begitu juga tentang topeng monster yang dipakai ayah Sava selama hidupnya. Ada sih cerita tentang itu, tapi itu pun masih tidak terlalu mengubah pandangan Sava terhadap ayahnya.
Aside from that, novel ini page turning banget. Suasana yang dibangun antar karakter sangat menyenangkan. Dialog antara Sava-mantan pacar, Sava-ibunya, Sava-Alun hingga Sava-Stella (sahabat tong sampah Sava) serta Sava-Koh Abeng. Diantara banyak interaksi itu, saya paling suka ketika Sava ngobrol dengan Koh Abeng. Meski memiliki panggilan Koh, tapi logat Koh Abeng ini sangat njawani. Lucunya, dia memanggil Sava 'Nduk' tapi memanggil Alun dengan Nyo, mungkin kependekan dari Sinyo :D Selain iteraksi yang menarik antar karakter, latar belakan masing-masing karakter juga digali cukup detil. Latar belakang Harris, mantan pacar Sava yang sekilas mirip ayah Sava, juga Alun, cowok yang menurutnya dikutuk menjadi waiter selamanya ini, yang sekilas mengingatkan pada Willy, mantan pacar ibu Sava.
Jadi siapa yang bakal dipilih Sava? Kemapanan atau kebebasan?
Ini buku Ken Terate kedua yang saya baca. Keduanya sangat page turning. Saya ngga ragu untuk memasukkan bukunya di library Gramedia Digital saya #uhuk
0 Response to "Savanna & Samudra by Ken Terate"
Post a Comment