Amina's Voice by Hena Khan
Ebook, 119 pages
Published March 14, 2017 by Salaam Reads/ Simon Schuster Books for Young Readers
Rating 4/5
Judul buku ini sempet wara wiri di timeline Twitter saya tahun lalu ketika teman-teman baca buku saya membuat event baca diverse books. Saya sendiri ngga terlalu ngeh apa itu yang disebut diverse books itu seperti apa. Saya coba cari definisinya, dan ini yang saya dapatkan:
"...diverse content means books by and about people of color, LGBT people, and/ or disabled people." (sumber lebih lengkap ada di tautan ini)
Nah, setelah tahu sedikit tentang definisinya, saya jadi agak melek kenapa buku ini masuk ke kategori diverse books.
Buku ini masuk ke genre middle grade book yaitu buku untuk anak-anak SMP-SMA. Meski demikian, muatan buku termasuk cukup berat dan sangat relevan dengan situasi dunia saat ini.
Amina Khokar, lahir dari keluarga Pakistan yang taat beragama. Mereka; ayah ibu dan kakaknya, Mustafa, tinggal Amerika Serikat, tepatnya di Milwaukee dan bersekolah di sekolah umum. Setiap minggu, Amina dan kakaknya pergi ke sekolah minggu untuk memperdalam bacaan Alquran-nya dan bergaul dengan keluarga Muslim lainnya di islamic Center.
Di sekolah, Amina bersahabat dengan Soojin, temannya dari Korea. Orangtua Soojin ini sudah bertahun-tahun tinggal di AS dan akan segera diakui sebagai warga tetap AS.
Kehidupan nyaman Amina di sekolah dan di rumah mulai terusik dengan kehadiran Emily, temannya yang dulu pernah mengejeknya, dan Bay Jaan, pamannya dari ayahnya yang datang ke AS dari Pakistan.
Emily, selama Amina ingat, adalah sosok kurang menyenangkan dari masa kecilnya. Ketika ia hadir di antara dia dan Soojin, Amina merasa sahabat satu-satunya akan direbut oleh Emily. Sementara sang paman, mulai mencekoki paham-paham yang ia anut kepada keluarga Amina. Pamannya ngga setuju amina main musik dan bernyanyi, karena menganggap musik itu haram. Kesaklekannya mulai mengusik ibu amina dan Mustafa.
Saya pikir, kisah Amina ini akan berputar pada masalah Emily dan sang paman. Tapi ternyata saya salah.
Sebuah bom dan perusakan masjid dimana Amina bersekolah minggu terjadi. Tulisan-tulisan provokatif seperti teroris dan kata-kata menyakitkan tersebar di seputar Islamic center. Siapa sebenarnya si pengebom ini dan apa tujuannya?
Masalah keyakinan dan segala kesalahpahaman bisa kita ditemui dimana saja. Di Indonesia dengan segala keanekaragamannya telah mencatat banyak sekali kejadian pengeboman ini. Selalu saja ada orang-orang yang tidak menyukai kehidupan harmonis antar suku dan agama. Dengan pemahaman agamanya, mereka itu menjatuhkan hukuman pada mereka yang tidak bersalah. Jika di Indonesia bom sering terjadi di gereja, atau tempat ibadah lain selain masjid, sementara yang terjadi di Amina's voice justru terjadi di masjid.
Menjadi minoritas di negara besar memang selalu ada semacam keinginan untuk melebur ke negara tersebut. Soojin ingin lebih Amerika lagi ketika hari orangtuanya menjadi warga negara Amerika. Amina dan Mustafa tak bisa menerima pendapat pamannya yang terdengar kolot. Anak-anak harus dididik sesuai tradisi Pakistan meski mereka tinggal di Amerika.
Bagian terakhir buku ini begitu manis hingga saya terharu. Hmmm... saya ngga mau kasih spoiler sih. Yang jelas ini adalah buku pertama dari kisah Amina. Saya pengen segera melanjutkan buku keduanya, yaitu Amina's Song.
Oya, buku ini menjadi nominasi di banyak penghargaan buku, seperti Goodreads Choice Award for Middle Grade and Children's (2017), Texas bluebonnet Award (2019), Bluestem Book Award (2019), South Carolina Book Award Nominee for junior (2020).
Semoga lebih banyak lagi buku-buku dengan isu semacam dengan penyelesaian adem seperti buku ini.
0 Response to "Amina's Voice by Hena Khan"
Post a Comment