-->

Percy Jackson: the Lightning Thief by Rick Riordan


 Paperback 451 pages

Published Juli 2005 by Mizan Fantasi

Penerjemah: Femmy Syahrani

Rating: 4/5

Sekitar tahun berapa ya saya pertama kali membaca novel fantasy berseri ini? Saya lupa. Yang jelas, waktu itu, setelah film Harry Potter tuntas di bioskop, saya jadi kangen membaca cerita fantasy yang ringan. Dan kebetulan menemukan seri ini. Waktu itu, bentuk ebooknya sudah tersedia dimana-mana #upppsss, dan kalo ngga salah terjemahan masih belum ada, atau masih nyicil. Jadi saya membaca sekaligus lima serinya secara berturut-turut. Seruuu memang. Tapi karena saya membaca secara sekaligus, saya jadi ngga inget urutannya. Belum lagi begitu banyak dewa-dewi yang punya anak manusia. 

Jadi itulah mengapa saya berinisiatif membaca ulang novel ini dari awal, meski saya juga memulai seri baru The Trials of Apollo- the Hidden Oracle. Karena mendengar seri ini bakal tayang di Disney plus bulan Desember  mendatang. Akan seperti apakah serinya? Semoga jauuuhhh lebih bagus dibanding versi layar lebarnya yang kacau di tahun 2010. 

Seri pertama Percy Jackson and The Olympians ini dibuka dengan pengenalan diri seorang bocah bernama Percy yang sering mendapat masalah di sekolah, atau bermasalah di sekolah? Sebagai anak usia 12 tahun, Percy mengalami kesulitan membaca dan menulis. Singkatnya, ia mengidap disleksia. Dia cukup mahir di bahasa Latin, tapi di pelajaran lainnya, dia payah. 

Di sekolah Yancy Academy, Percy berteman dengan Grover yang unik. Chiron adalah guru kesayangannya yang seolah mengerti kesulitannya. Di sebuah kejadian yang membuatnya harus pergi dari rumah, berpisah dengan ibunya, Percy harus pergi ke sebuah kamp bernama Kamp Blasteran. Di kamp tersebut, Percy bertemu dengan banyak anak-anak keturunan dewa lainnya, termasuk Annabeth, yang nantinya akan menemaninya dalam berbagai macam misi.

Kedatangan Percy ke kampung Blasteran disambut dengan berita tak enak, yaitu dia dituduh mencuri petir asali milik dewa Zeus, dan ditambah helm dewa Hades. Perjalanan dengan misi membersihkan namanya dari tuduhan mencuri, menghindari terjadinya perang dunia ketiga, sekaligus membuktikan dirinya layak menjadi anak keturunan Poseidon, Percy pergi bersama Annabeth dan Grover.

Dan sebenarnya inilah yang menjadikan kisah dari seri ini seru. Tapi sepertinya menurut saya, segala macam rintangan itu seperti dijejalkan supaya seru dengan benang merah yang sangat tipis. Atau sebenarnya cukup kuat, hanya saya saja yang merasa, duuuhh... kok ngga nyampe nyampe sih yaaaa hahahaha... Misalnya ketika ketiganya bertemu tempat menginap sekaligus tempat bermain yang asik hingga mereka bisa lupa waktu. Hmmmm.... Si penulis ingin memberi ruang bernapas buat mereka bertiga untuk sekedar bersenang-senang walau sebentar tapi kemudian mereka kudu berkejaran dengan waktu lagi. 

Nah, sebenarnya ini yang kadang membuat saya mulai bosan dengan seri Rick Riordan. Ngga hanya Percy Jackson and The Olympians, tapi juga seri berikutnya, Blood of Olympus. Rasanya agak bertele-tele, hingga ngga heran membuat saya lupa urutan sekaligus judul ini ceritanya tentang apa ya? hehehehe.... Formula yang digunakan Rick Riordan selalu sama. Ketika di Blood of Olympus, si penulis menggunakan PoV berbeda pun, gaya berceritanya selalu sama. Well, untungnya guyonnya lumayan bikin ngakak sih meski agak garing, begitu juga versi terjemahannya. 

Hmmm... kelar satu buku, apakah saya akan melanjutkan ke buku berikutnya? Rencananya sih begitu. Tergantung apakah Disney plus bakal menayangkan/ memfilmkan semua buku di serinya. Denger-denger sih satu buku bakal ada sekitar 6 episode. Bayangkan akan ada berapa episode jika kelima atau keenam bukunya bakal difilmkan? (Buku keenamnya, The Chalice of the Gods baru terbit di tahun 2023 ini). Dan eh, alasan saya membaca ulang buku ini juga karena saya sudah lupa sama sekali ending dari buku kelima Percy Jackson ini :D Jadi biar agak lebih nyambung dengan buku keenamnya, maka daripada itu seyogyanya membaca lagi saja wkwkwkwkwk.... 

2 Responses to "Percy Jackson: the Lightning Thief by Rick Riordan"

  1. Wah, wah, wah, kenapa orang-orang bisa sudah membaca banyak series, sedangkan saya jarang banget baca series fantasi begini. Tadinya mau mulai Narnia, tapi enggak maju-maju. Juga rencananya mau baca Harry Potter, belum terwujud juga. Dan sempet kepikiran mau baca series Percy ini, tapi masih maju-mundur, dan setelah membaca ulasan ini, jadi pengen segera ikutan baca seriesnya.

    ReplyDelete
  2. Hapudin:
    Ayoooo, baca Percy Jackson series! Ini lebih ringan dibandingkan seri fantasy lain seperti Eragon, Lord of the Ring. Meski yah, kalo dibandingkan seri Harry Potter masih dibawahnya sih, menurutku sih. Narnia, aku cuma nonton filmnya aja :D

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel