PROM AND PREJUDICE by Elizabeth Eulberg
Published January 1st 2011 by Scholastic, Inc.
Published by Point, January 2, 2011
Rating 3/4
Published by Point, January 2, 2011
Rating 3/4
Pernah
nonton film Pride and Prejudice yang dibintangi Keira Knightley atau membaca
novel karangan Jane Austen? Kalo iya, novel ini adalah versi teenlit dari kisah
klasik ini. Namanya teenlit, tentu saja para tokohnya juga para ABG. Yang
namanya teenlit, tentu saja bahasanya juga sangat gaul, ringan, dan tidak
berpanjang-panjang seperti versi originalnya. Seorang teman saya yang membaca
versi terjemahanya mengatakan bahwa versi terjemahannya sedikit mengecewakan
dari segi bahasanya. Gaul tapi nanggung, formal, lebih nanggung lagi. Saya sih lebih memilih versi aslinya, karena
gratisan berupa ebook hahaha…
Ceritanya
sendiri mengingatkan saya pada Meteor Garden atau Boys Before Flowers. Tokoh
utama disini adalah Elizabeth Bennet atau Lizzie (nama yang sama di novel Pride
and Prejudice), seorang siswa brillian dalam musik yang mendapatkan scholarship
untuk bersekolah di sekolah yang dihuni para borju. Sama dengan Geum Jan Di
dalam BBF, dia mendapatkan terror atau pelecehan dengan kondisi sebagai anak beasiswa.
Lizzie beruntung mendapatkan teman di luar para siswa borju, Jane dan
Charlotte, siswa sesama penerima beasiswa.
Hidup
Lizzie yang di semester pertama sudah cukup pahit dengan menjadi bahan celaan
para murid, semakin nestapa dengan munculnya sosok sombong William Darcy. Will
atau Darcy seperti di kisah aslinya, adalah tokoh yang nantinya bakal
bersanding dengan Lizzie. Tapi tentu saja harus melewati beberapa kejadian
untuk menyatukan cinta keduanya. Munculnya Wick dan Caroline sebagai pesaing Darcy
dan Lizzie adalah sebagai bumbu kisah remaja ini.
Comments:
Cukup
menghibur membaca ebook setebal 120an halaman ini. Bahasanya sendiri lebih
simple dibandingkan bahasa yang digunakan Meg Cabot. Kata Pride diganti dengan
Prom karena remaja masa kini, seusia SMA, prom night adalah masalah besar yang
sudah dipikrkan setahun sebelum prom itu sendiri berlangsung. Sebenarnya kata
Pride juga bisa dimasukkan dalam kisah ini, karena sikap Lizzie terhadap Darcy si
borju. Lizzie dengan tegas menolak buku pemberian Darcy yang diblei dengan
uangnya. Lizzie seolah ‘mati rasa’ dengan mereka yang mempunyai duit banyak. Tidak
hanya masalah duit, Lizzie yang pintar merasa bisa berdiri sendiri dengan
kemampuannya mendapatkan beasiswa. Ternyata ada hal lain yang menimpa sesame penerima
beasiswa sebelumnya yang membuatnya masuk dalam jebakan, yang kemudian mau
tidak mau dia harus menekan pride-nya dan meminta bantuan Darcy. Suit suiiittt…
wah, menarik nih...
ReplyDeletesejak aktif di goodreads ini aku semakin diracuni YA. hisrom jadi ketinggalan :(
lumayan menarik sih
DeleteTerutama dari sisi teenlit. Ngga pake kerutan di dahi pas baca