Sarah’s Key by Tatiana de Rosnay
Paperback, 337 pages
Published by Elex Media Komputindo
Alih Bahasa: Lily Endang Juliani
Rating 5/5
16 July 1942 adalah hari kiamat bagi keluarga Yahudi
Prancis. Penangkapan besar besaran terjadi, tidak hanya pada kaum pria dewasa
tetapi juga para wanita dan anak anak. Mereka ditangkap oleh para polisi
Prancis—yang bertindak dibawah perintah Gestapo Jerman, dinaikkan ke kereta dan
bus-bus Prancis dan digelandang di beberapa tempat di Prancis. Dan diantara
ribuan Yahudi ini, terselip keluarga Starzynski, ayah ibu dan seorang
gadis bernama Sarah yang tangannya tak lepas menggenggam kunci. Kunci itu
adalah kunci lemari rahasia di rumahnya dimana ia menyembunyikan adiknya,
Michael, di dalamnya. Dia berjanji dia akan segera kembali, mengeluarkan
Michael dari dalam lemari. Hanya, ia tak pernah tahu kapan ia bisa kembali dari
kamp penampungan para Yahudi.
60 tahun kemudian, di tempat yang sama dan saat yang hampir
bersamaan pula, Julia Jarmound, wartawati, warga pendatang dari Amerika dan
tinggal di Prancis selama 25 tahun, melakukan penyelidikan seputar tragedy 16
Juli 1942. Tragedy yang disebut Vel’ d’Hiv karena kejadian mengerikan ini
terjadi di Velodrome d’Hiver ini menjadi tajuk utama berita di surat kabar
dimana ia bekerja dan berita ini sekaligus untuk mengenang 60 tahun tragedy
Vel’ d’Hiv. Tak pernah ia sangka, masa lalu itu sangat erat kaitannya dengan
keluarga suaminya, apartment yang akan ia tinggali bersama keluarganya, dan
terlebih dengan Sarah Strazynski. Julia menyusuri tiap detil sejarah,
mewawancarai saksi dan orang-orang terkait, termasuk nenek mertua dan mertua
lelakinya. Tak heran, ia mendapat tentangan keras dari keluarga suaminya,
termasuk suaminya. Mereka tak ingin sejarah gelap yang telah terkubur selama 60
tahun itu dibongkar, aib Negara Prancis yang selama ini mengatasnamakan Jerman
atas tragedy Vel’ d’Hiv terbuka. Tapi Julia sudah tenggelam sangat dalam dalam
sejarah gelap ini. Ia tak pernah bisa mundur meski ia harus mempertaruhkan
perkawinannya dengan suaminya.
Comments:
Speechless.
Itu adalah gambaran saya akan buku yang bakal membuat saya hangover beberapa hari ke depan.
Meskipun saya telah memberi spoiler pada diri sendiri dengan menonton filmnya
yang rilis tahun 2011, tapi tetap saja detil buku ini membuat saya kehabisan
napas. Secara emosional, saya masuk ke dua tokoh utama buku ini, Sarah dan
Julia. Cerita yang diambil dari sudut 2 orang secara maju mundur ini diambil
dari sudut pandang Sarah tahun 1942, dan Julia di tahun 2002. Masing masing
karakter mempunyai tekanan emosional ynag membuat saya tak bisa berhenti
membaca novel fiksi berlatar sejarah ini.
Secara karakter, Sarah dan Julia sama sama kuat. Sarah,
dengan keberanian anak 10 tahun, melarikan diri demi menyelamatkan sang adik.
Julia, meski mendapatkan peringatan keras dari mertua, dan ancaman perceraian
terkait kehamilannya yang tidak diinginkan suaminya dan ketertarikannya yang
begitu mendalam akan sejarah Sarah, tak pernah mundur. Selain karakter, saya juga menyukai gaya
bercerita Tatiana dan tentu saja penerjemah yang handal. Plot maju mundurnya
tertata sangat rapi. Deskripsi mengerikan, mencekam, mengharukan, semuanya
tergambar dengan sangat baik.
Sebelumnya saya pernah membaca dan menonton film berlatar
Holocaust, The Boy in Striped Pajamas. Persahabatan dua anak tanpa kenal
background ini sangat manis dan mengiris hati di bagian akhir cerita. Meski
cukup melegakan di akhir cerita, bukan berarti novel ini berakhir happy ending. Ada banyak sekali
kepahitan dan kenyataan yang selama ini tak pernah saya tahu. Pendudukan Jerman
atas Prancis di tahun itu, benar benar memberi aib besar bagi pemerintahnya,
dan sekaligus para penduduknya. Tak sedikit yang tahu dan berusaha menolong,
meski hanya dengan memberi makanan bagi para keluarga Yahudi ini. Namun, tak
sedikit juga yang membutakan dan menulikan diri mereka akan kejadian mengerikan
ini. Tak banyak orang yang membicarakannya secara terbuka, hingga pada tahun
1995, dengan Presiden yang baru terpilih saat itu, Jacques Chirac, tragedy ini
dengan layak diperingati. Sebuah monument prasasti didirikan untuk mengenang
ribuan korban rasis dan anti-Semistik. Para keluarga korban berdatangan dari
penjuru negeri untuk mengenang tragedy ini.
Ini dia foto2 yang saya dapatkan dari google image:
Berita terkait seputar tragedy Vel’ d’Hiv bisa dilihat di
situs Wikipedia.
Berikut adalah poster film Satah's Key yang rilis tahun 2010 yang dibintangi oleh Kristin Scott Thomas
Trailer film Sarah's Key
Postingan ini saya ikutkan dalam:
1.
Reading Challenge What’s in A Name
2.
New Author
3.
Reading Challenge BBI bulan Juli, Historical
Fiction
Lagi pengen banyakin baca hisfic. Mbak Sulis juga suka banget buku ini, jadi penasaraan...
ReplyDeleteIya, Lu. Nagih ya rasanya kalo nemu yg bagus gini :D
Deletebuku ini bikin merindiiing...tapi aku nggak begitu suka sama karakter julia yang menurutku agak selfish hahaha...trus endingnya juga kurang pas menurutku (yang bagian julia). tapi pas bagian sarahnya sih bisa sampe bikin nangis :(
ReplyDeleteYaaaaa... Aku juga cukup illfeel pas dia ngasih tau anaknya Sarah tentang masa lalu ibunya. Padal sudah ditutup rapat and dia ga perlu tau :@
Delete