Serial Noni: Peragawati dari Krapyak by Bung Smas
Paperback, 160 pages
Published Mei 1985 by PT Gramedia
Rating 3/5
Noni, gadis tomboy sedang diuji kesabarannya dengan
terpilihnya ia menjadi peragawati dadakan dari sekolahnya.acara peragaan busana
ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional. Seroang
temannya yang sudah terdaftar, berhalangan hadir, dan teman2nya memaksa Noni
untuk tampil sebagai pengganti. Masalahnya, mana mungkin, Noni yang hari itu
masuk sekolah dengan pakaian bebas_ bercelana pendek dan kaos T-shirt oblong
dan bersepatu mirip kapal itu maju sebagai pengganti? Bukan noni namanya jika
ia tidak tampil percaya diri dengan baju rancangan dadakannya.
Hasilnya sangat mengjetukan. Meski tidak menang juara satu,
noni mendapat perhatian khusus dari peragawati ternama local yang menjadi juri
lomba. Ia pun ditawari menjadi peragawati cilik di sanggar butiknya. Noni tak
bisa menolak karena seluruh keluarganya mendukung bahkan memaksanya mengambil
kesempatan itu.
Masalah mulai muncul ketika seseorang memberikan surat
padanya, yang harus ia sampaikan pada Godek. Godek adalah bandit kelas berat
yang menjadi buron dan sekaligus sahabat terkasih Noni. Suratnya mengatakan
bahwa sahabatnya yang lain, Pak Samuel Pamungkas alias Pak Sam, diculik sebuah
komplotan. Surat itu memberi tahu apa yang harus dilakukan Godek untuk datang.
Godek dipancing untuk datang dan disekap sementara sebuah aksi perampokan
berlian besar besaran yang kebetulan terjadi di hotel dimana Noni akan tampil
dalam peragaan busana sudah rapi dirancang. Godek tertangkap dan Noni dalam
bahaya.
Comments:
Ada berapa blogger disini yang pernah membaca serial Noni?
Saya sendiri lupa kapan tepatnya saya membaca seri detektif yang berasal dari Semarang ini. Melihat tahun
terbitnya, sepertinya saya duduk di bangku S… #menghindarispoilerumur hahaha…
waktu itu, saya sangat suka dengan seri petualangan Lima Sekawan, dimana
petualangannya selalu terjadi di daerah2 tempat mereka berlibur. Sementara
Noni, petualangan menegangkannya terjadi di kota dimana saya lahir dan besar.
Nama nama jalannya sangat familiar: rumah Pak Sam ada di jalan Suyudono , rumah Eli ada di karangayu, rumah Esmin di
Gombel, Noni punya teman yang menjadi kenek Daihatsu jurusan karangayu-Gombel,
hotel Argopuri, dan masih banyak lagi tempat tempat yang saya tahu. Cerita ini
sangat membumi buat saya karena saya bisa membayangkan dimana letak masing
masing kejadian.
Membaca ulang kisah ini, membuat saya mengingat betapa
terasa dekat satu daerah dengan daerah lain yang terhubung dengan angkot:
Daihatsu dan bis serta becak. Jalanan juga saya bayangkan relative sepi dengan
estimasi waktu yang cukup tepat. Belum lagi teknologi yang waktu itu masih
sangat jauh dari telepon genggam. Digambarkan polisi yang sering membantu aksi
Godek membengkuk penjahat selalu membawa alat pemancar mini untuk mendengar apa
yang terjadi oleh orang yang sedang diikuti. Alat ini hanya mampu berfungsi
dari jarak satu kilometer saja. Sementara sekarang? Ah, thanks to technology,
thanks to bill Gates #menjura :D
Selain kisah petualangan ala detektif, tentu saja Noni juga
bercerita tentang persahabatan khas cerita anak anak. Lucunya, Noni yang
mempunyai dua gang sahabat, ternyata mereka sama sama tidak akur satu sama
lain. Gang pertama bernama Gombak, singkatan dari godek Mati Bangkit Kembali
(ada kisahnya khusus di satu seri tentang nama ini) dan satunya lagi adalah
gangnya yang seluruh anggotanya adalah pemain tenis meja wilayah Karangayu.
Mereka ini saling berlomba siapa lebih jago membantu aksi Godek dalam aksinya. Tapi
ternyata, dua gang ini lebih sering dibutuhkan tenaganya bersama sama namun di
tempat yang berbeda oleh Noni. Jadi, mau tidak mau, mereka tetap saling bantu
satu sama lain hahaha… dasar anak anak.
Oya, saya ingat, saya cukup terpesona dengan kisah
persahabatan antara Noni, gadis kecil tomboy dengan Godek, buron yang sudah
insyaf. Godek digambarkan sangat lihay mengubah dirinya dalam bentuk penampilan
yang bermacam macam, hingga pernah menyaru menjadi bule, dengan mata biru dan
bahasa Inggris yang bagus. Well, waktu itu, saya hanya berpikir bahwa ada ya
orang yang bisa terkecoh dengan penampilan bule ini. Waktu itu saya juga bakal
terkecoh, sekarang? Hahaha…. Bisa lah membedakan antara native dan non native
hihihi…
OK, overall, saya merekomendasikan novel petualangan ini
untuk mereka yang pernah atau sedang tinggal di Semarang. Semarang pernah punya
beberapa hotel besar yang sekarang pasti sudah dimakan zaman seperti yang
ditulis oleh Bung Smas. Yang saya masih sangat penasaran adalah, saya belum
pernah mendapatkan seri pertama novel ini dimana noni dan Godek bisa saling
bersahabat. Setiap kali melihat lapak buku bekas dimanapun, selalu saja seri
Noni ini yang saya cari. Dan buku ini, saya juga dapatkan di lapak buku bekas
dengan harga Rp. 4000. Hanya segitu ya harga kenangan? Hihihi….
Posting ini saya sertakan dalam Posting Bareng BBI bulan
Juli 2013 dengan tema bacaan Anak anak.
belum pernah tahu kayaknya buku ini paas sekolah so..... #ilangsinyal #eh
ReplyDeleteaku juga dulu nggak baca serial Noniii...mungkin karna lebih beken di semarang dan nggak beken di bandung ya? hihihihi.....sepertinya sih seru ya, petualangan si anak tomboy :)
ReplyDeletesaya membaca sebagian seri Noni saat saya belajar membaca dulu :D, sampai sekarang saya masih menyimpan setidaknya 7 judul termasuk seri pertama yang saya kumpulkan dari kakak-kakak saya...
ReplyDeleteGw tau gw tau.....buku ini yg jd inspirasi gw jaman sd kelas 5 dulu. Jd inspirasi tuh hehhehe
ReplyDeletegw tau krn oom gw temen bung smas, jadi selalu di supply buku novel2 nya bung smas apalagi yg baru terbit
ReplyDeleteDi mana says bisa dapatkan buku buku ini ya. Cerita yg tidak bisa says lupakan
ReplyDelete