#3 Manxmouse by Paul Gallico
Paperback, 227 pages
Published April 2011 by Media Klasik Fantasi
Penerjemah MAria Masniari Lubis
Rating 3,5/5
Sebelumnya saya agak pesimis
dengan tulisan di sampul novel ini dengan embel embel 'Buku favorite J. K.
Rowling' karena sebelumnya saya membaca The Wizard of Earthsea yang katanya
'Mengilhami cerita Harry Potter dan Eragon yang ternyata gagal saya nikmati :-[
Kisah bermula dari kesalahan
seorang perajin keramik yang membuat patung keramik tikus di saat dirinya mabuk
berat. Meski tidak dalam kondisi sober, sang perajin keramik menciptakan
keramik tikusnya dengan perasaan cinta mendalam. Namun sayangnya, ketika ia
sadar keesokan harinya, keramik tikus
itu terlihat aneh: berwarna biru di sekujur tubuhnya, kaki depan yang
menyerupai kanguru, tanpa ekor dan bertelinga kelinci.
Tanpa disadari sang perajin, di
tikus yang kemudian menyadari dirinya adalah Manxmouse, melakukan perjalanan
meninggalkan sang perajin. Perjalanan
ini diawali dengan pertemuannya dengan clutterbumph. Makhluk ini bisa menjelma
apa saja tergantung ketakutan yang dimiliki seseorang. Umumnya, tikus takut
dengan kucing, tapi Manxmouse tidak mengenal perasaan takut itu.
"... karena seperti yang
sudah dia katakan kepada Clutterbumph, dia belum terlalu lama berada disini.
Dan sebenarnya, tidak ada orang yang
pernah terlahir dengan ketakutan atau kekhawatiran terhadap sesuatu ".
(Hal. 27)
Berikutnya ia bertemu dengan
banyak orang yang rata rata menyukai Manxmouse.
Sebut saja keluarga kucing, kaptdn pilot Hawk, membantu menyembuhkan
kegugupan Nellyphant, mendapat nama panjang Harrison G Manxmouse dari Wendy si
gadis kecil, hingga bertemu dengan penjual binatang yang tamak. Dari sekian
pertemuan itu tak sedikit dari mereka ingin memangsa Manxmouse. Tapi mereka selalu mengatakan bahwa Manxmouse
adalah milik Kucing Manx. Perjalanan panjang tikus tak berekor ini nantinya
berakhir dengan pertemuannya dengan kucing Manx.
Well, sebenarnya saya sangaat jarang membaca novel dengan
genre fabel. Apalagi fabel yang bercampur dengan manusia. Saya terus memikirkan
bagaimana mungkin orang orang tidak merasa takjub bertemu dan berbincang dengan
tikus yang bisa bicara? Tapi kemudian saya kembali mengingatkan diri sendiri
bahwa ini adalah kisah fabel fantasy dimana saya tak perlu berpikir antara
mungkin dan tidak mungkin. Setting kisah
ini berada di kota kota di London lengkap dengan kehidupan sehari hari mereka, tempat tempat wisata (Museum Madam Tusseud),
hinga kebiasaan Englishmen memakai topi bowler ketika bepergian dan acara minum
teh. Beberapa binatang disini juga disebutkan mempunyai karakter yang mirip
manusia: harimau Burra Khan yang meski terlihat garang, tapi ternyata sangat
penakut, Nellyphant yang berbadan besar tapi takut pada seekor tikus, unggas Manx yang angkuh karena merasa dirinya
cantik, dan lainnya. Begitu juga dengan ketamakan penjual hewan yang menginginkan
keuntungan berlipat lipat dengan berbuat curang. Perjalanan Manxmouse benar
benar membuat nya membuka mata akan apa yang ia alami dan rasakan. Perasaan
takut yang tak pernah ia ketahui rasanya
sebelumnya, perlahan mulai ia rasakan ketika nantinya ia bertemu dengan Kucing
Manx.
Dan apakah saya menikmati
novel dengan kata2 favorite J. K. Rowling ini? Ternyata saya cukup
menikmati. Saya juga merasakan ketegangan ketika perjalanan tikus Manx bertemu
dengan Kucing Manx. This novel really gives , e insights of how to conquer
fright. Fright is actually something you create, you were not born with fright
and worries. Nampaknya saya juga jatuh hati dengan ! Manxmouse, seperti yang lainnya.
PS.
Hahaha banyak banget yang suka memanfaatkan nama Rowling dan Harpot ya sejak kesuksesannya XD aku dari dulu agak penasaran sama buku ini tapi belum sempet baca sampai skrg...boleh juga buat wishlist :p
ReplyDeleteHahaha... Iya kayaknya ya. J. K. Rowling jaminan mutu bener dah :)
DeleteKayanya Clutterbumph itu cikal-bakal Boggart di HarPot ya, atau sudah ada legenda lain sebelumnya ya?
ReplyDeleteIya mungkin ya, ada legenda ato sebutan lain utk semacam Boggart ato clutterbumph...
Deletemasih di timbunan nih. dulu beli malah ga ngeh kalo ada embel2 J. K. Rowling, tertariknya karena fabel *salah satu penyuka fabel* he...
ReplyDeleteHahaha... aku dapat minjem ini juga bukan karena nama Rowling, tapi karena review di blog :D
ReplyDeletekasian ya nama besar penulis selalu 'dimanfaatkan' x)
ReplyDelete@lucktygs
http://luckty.wordpress.com/2014/01/30/review-the-frog-princess/