#17 Slammed (Cinta Terlarang) by Colleen Hoover
Paperback 336 pages
Alih bahasa: Shandy Tan
Published April 2012 by Gramedia
Pustaka Utama
Rating 3/5
Hidup Layken Cohen, menjelang 18
tahun, tak sama lagi begitu ayahnya meninggal karena serangan jantung. Semakin
buruk dengan pindahnya dia dan keluarganya ke Ypisilanti, Michigan. Lake,
panggilan keluarganya, harus meninggalkan Texas, kota tercintanya dan rumah
kenangan bersama ayahnya. Mood Lake berubah seketika ketika ia bertemu dengan
Will Cooper, tetangga seberang rumahnya. Will dan adiknya, Coulder, langsung
akrab dengan keluarga Lake.
Lake dan Will saling tertarik di hari
pertama mereka bertemu. Begitu juga dengan adik-adik mereka, Kel--adik Lake dan
Coulder yang sama -sama berusia 9 tahun. Sayangnya, Will-Lake tak bisa
melanjutkan perasaan mereka karena ternyata Will adalah guru kontrak di sekolah
Lake, dan Lake, tentu saja adalah muridnya. Cinta antar tetangga seberang rumah
tiba-tiba berubah menjadi cinta terlarang guru-murid. Will, dengan latar
belakang keluarga yang cukup kompleks tak mungkin melepaskan pekerjaannya demi
Lake. Sementara itu, Lake kembali dihadapkan dengan kenyataan pahit ketika tau
ibunya mengidap kanker paru-paru stadium empat.
Membaca buku ini serasa melepaskan
ketegangan seusai dua buku sebelumnya yang menjadi tema posting bareng. Ringan,
lucu tapi cukup menyentuh. Sayangnya, saya kurang menyukai karakter Lake dan
Will yang suka berubah -ubah. Satu menit sayang, menit berikutnya menyesal.
Fuuhh, capek deh dengan hubungan macam gini. Meski di bagian akhir, Lake
menjadi lebih dewasa, tapi tetap saja mengganggu mood baca. Demikian juga
dengan Will, satu detik dia lovable, detik berikutnya menjadi jerk. Huh!
Sengaja kali ya Colleen menulis karakter macam begini. :D Yang justru saya suka
disini adalah Eddie, sahabat baru Lake dengan latar belakang yang fantastis;
dia berasal dari berbagai macam keluarga angkat hingga ia mempunyai 29 saudara
dan entah berapa orangtua. Tak heran, ia mempunyai karakter yang unik yang
sangat mencuri perhatian saya. Yang membuat saya tersentuh dan sedikit
berkaca-kaca juga justru pada hubungan Eddie-Joel, ayah angkatnya, bukan pada
hubungan gak jelas Lake-Will atau Lake-ibunya yang tengah sekarat.
Yang menjadikan saya suka dan
surprised mengenai buku ini adalah deretan puisi! Ya, PUISI. Tadinya saya pikir
Slammed ini semacam novel romance dengan bumbu sedikit kipas, ternyata saya
salah besaarrr... Hahaha. Saya terpana dengan puisi pertama yang muncul di buku
ini sekaligus menjelaskan apa itu Slam. Slam adalah malam puisi di sebuah kelab
dimana setiap orang bebas membacakan puisi mereka di panggung dengan beberapa
juri dari penonton pula yang akan menilai penampilan dan puisi yang dibawakan.
Saya tiba-tiba teringat dengan film AADC, yang dulu sempat mempopulerkan puisi
di kalangan remaja kala itu. Puisi menjadi ajang apresiasi sastra yang
tiba-tiba disukai remaja (setidaknya saya lihat dari beberapa murid saya waktu
itu). Sayangnya, setelah popularitas AADC hilang, hilang pula gaung puisi.
Boro-boro puisi, membaca sastra saja tak begitu populer di kalangan sekolah
saat ini.
"Nilai bukanlah tujuan: tujuannya adalah puisi (Allan Wolf)"
Puisi yang tersebar disini bukan
puisi dengan kata-kata penuh metafora atau personifikasi, tapi yang menarik,
puisi -puisi disini ditulis dengan deretan diksi yang biasa tapi benar-benar
datang dari hati. Seperti puisi pertama yang menyihir saya di awal novel:
Deg deg
Deg deg
Deg deg
Kau dengar itu? Itu bunyi detak jantungku
Deg deg
Deg deg
Deg deg
Kau dengar itu? Itu bunyi detak jantungmu
(sunyi)
Kau dengar itu? Pasti tidak. Itu bunyi mati janinku
Yang paling epik tentu adalah puisi
curahan hati Will terhadap Lake. Saya saja bergetar membacanya, apalagi Lake.
Duh...
Dulu aku mencintai laut
Mencintai semua tentangnya
Karang
koralnya, puncak putihnya, ombaknya yang bergemuruh
Karang yang dijilatinya, legenda bajak lautnya
Dan ekor para putri
duyung,
Harta Karun yang hilang dan harta karun yang terpendam
Dan SEMUA
...........
Semua tidaklah nyata,
Palsu belaka
Jadi simpan saja laut untukmu
Aku akan memilih Danau
Danau=Lake
Uh..oohh... Meleleh melelehhh...
Yang lucu, saya menemukan satu bagian
di buku ini yang mengingatkan saya pada Kdrama yang baru saya tonton, You Who
Came from the Star. Bagian ketika Lake mengingat kembali ketika ia diberitahu
tentang kematian ayahnya.
Menurut Elizabeth Kubler
Ross, ada lima tahap yang dilewati orang yang berduka setelah ditinggal
mati orang yang dikasihinya:
penyangkalan, amarah, tawar-menawar, depresi dan penerimaan (hal. 140)
Yang membedakan adalah di novel ini,
Lake benar -benar mengalami kematian ayahnya, di film, Cheong Son-yi ditolak
oleh si Alien hahaha... #reviewngelanturini :D. Adalah suatu hal yang lumrah
ketika berita buruk datang, banyak hal yang dialami oleh seseorang hingga
mencapai tahap penerimaan.
Teenlit novel ini saya rekomendasikan
pada siapa saja yang suka romans ringan. Sayang, kenapa ada sekuelnya ya?
Duh...
0 Response to "#17 Slammed (Cinta Terlarang) by Colleen Hoover"
Post a Comment