#38 Double Act by Jacqueline Wilson
Paperback 207 pages
Published April 2009 by Gramedia Pustaka
Utama
Penerjemah Poppy D. Chusfani
Rating 3/5
Siapa yang pernah ingin punya kembaran?
Baca ini deh, biar tau rasa enak dan ngga enaknya mempunyai kembar :D
Ruby dan Garnet Baker adalah kembar
identik usia 11 tahun. Mereka tinggal bersama ayah dan nenek mereka. Sejak lahir, Ruby yang lahir lebih dulu
beberapa menit, selalu menjadi yang terkuat, baik dari sifat, gaya ngomong,
hingga daya imajinasi. Sebaliknya Garnet, sering pasrah menerima apapun kata
Ruby. Dalam buku yang ditulis dalam format diary dan ditulis mereka
berdua, Ruby j6ga lebih banyak ngoceh.
Tiap kali ganti penulis, tulisan berubah menjadi huruf italic.
Kehidupan mereka mulai terusik dengan kedatangan
Rose, pacar ayah mereka. Rose ini
digambarkan cukup tidak menyenangkan oleh Ruby. Garnet lebih jujur
mengungkapkan beberapa kebaikan Rose
(tulisan Garnet ini membuat Ruby marah2) :D . Singkat cerita, si kembar yang
memiliki impian menjadi artis ini harus pindah ke rumah baru, di desa, dengan
lingkungan yang dianggap kumuh (oleh-kau-tau-siapa) dan teman2 yang
menyebalkan. Peluang menjadi artis ini terbuka ketika di surat kabar tertera
lowongan anak kembar untuk bermain sebagai kembar untuk film Si Kembar dari St.
Claire. Tapiiii.... lokasi audisi ada di London, jauh dari tempat tinggal
mereka, si ayah tak mengizinkan. Si kembar harus memutar otak.
Membaca Double Act mengingatkan saya
akan bacaan masa kecil macam Lima Sekawan.
Meski berbeda genre, tetap saja asik mengikuti tindak tanduk Ruby yang
berangasan dan Garnet yang lembut. Ruby yang tomboy ini seperti George di
Famous Five, dan Garnet yang mirip Anne. Meski agak jengkel dengan Ruby yang
seenaknya, tetap saja dia loveable in different way. Mengingatkan saya juga
bahwa kakak biasa punya kuasa terhadap adik meski suatu kali tetap saja kita
harus keluar dari bayang-bayang si kakak. Saya ingat sekali, saya menyukai apa
yang dibaca dan didengarkan kakak-kakak saya hingga saya menemukan favorit saya
sendiri. Si ibu tiri, Rose, juga bukan
ibu tiri yang kejam. Ibu saya, kandung, terkadang galak sekali pada saya hingga
menimbulkan keinginan untuk minggat, mirip si kembar hahaha… kayak minggat itu
menyelsaikan masalah saja :D Semua tokoh disini menyenangkan. Tapi yang paling menyenangkan dan mirip
dengan saya dan teman2 blog saya adalah Mr. Baker dengan kecintaannya dengan
buku, Simak saja:
Dia terus dan terus saja membeli buku--bukan hanya buku baru, tapi bertumpuk-tumpuk buku tua berdebu dari bursa buku bekas dan lelang took-toko obral. Kami sudah kehabisan rak. Kami bahkan kehabisan lantai. Kami punya bertumpuk-tumpuk buku di tiap ruangan dank au harus berjalan zig-zag dengan hati-hati melewatinya jika tak mau mengakibatkan gempa buku. Jika kau diserang oleh lima puliuh atau seratus buku bersampul keras maka kau akan tahu hal ini harus dihindarisebisa mungkin….
Ring a bell akan siapa yang dimaksud? Saya
sendiri? Ahhh… belum separah itu kok :D
0 Response to "#38 Double Act by Jacqueline Wilson"
Post a Comment