Taiyou No ie by Ta'amo
Judul asli : (たいようのいえ
English title: House of The Sun
Read scanlation only, 13 volumes
Rating 4/5
Belum pernah saya menyelesaikan satu manga shoujo dalam satu
kedipan, eh, maaf lebay, dalam satu periode baca. Biasanya sih, saya bisa
menyelesaikan satu judul manga berminggu-minggu, atau bahkan sudah diserang
kebosanan akut dalam chapter-chapter awal, dan memilih shortcut-nya, yaitu
menonton anime atau live action-nya hahahaha… Kebetulan saja kalo judul ini
belum ada versi anime ataupun live action-nya jadi saya bisa focus pada
manga-nya :D Eh, tapi mungkin jalinan kisahnya yang asik, lucu, menyentuh meski
ngga bikin saya mewek ataupun baper, membuat saya tak bisa lepas dari keluarga
Nakamura ini…
Mao, gadis yang lahir dari keluarga kurang harmonis dan
kemudian tumbuh menjadi remaja hanya bersama ayahnya. Ibunya menikah lagi dan
memiliki keluarga kecil sendiri dan melupakan Mao. Sejak kecil, Mao sudah
sering nongkrong bermain video game di keluarga Nakamura. Disana ia berteman
dengan Hiro, si sulung; Daichi, si anak tengah, dan Hina, satu-satunya anak
perempuan keluarga Nakamura. Keluarga ini mungkin adalah keluarga paling
harmonis yang pernah dikenal Mao. Ia nyaman berada di tengah mereka, dan pintu
selalau terbuka untuknya kapan saja. Sayang, ayah ibu keluarga Nakamura
mengalami kecelakaan fatal dan meninggal dunia, meninggalkan tiga anak mereka
plus si anak tetangga, Mao.
Kepergian ayah ibu Nakamura merubah segalanya; Daichi dan
Hina diadopsi oleh kerabat mereka dan tinggal di luar kota, sementara Hiro
tetap tinggal. Rumah yang semula hidup dengan canda dan tawa itu sekarang sepi.
Bertahun berlalu, si anak tetangga, Mao pun tumbuh menjadi remaja. Ayahnya
menikah lagi dengan satu anak bawaan dari ibu tirinya. Selama ini, hubungan
ayah dan anak itu tidak bisa dibilang harmonis. Mao lebih suka keluyuran, dan
si ayah sendiri juga tak nampak peduli padanya. Suatu hari, Mao kembali bertemu
dengan Hiro. Melihat kondisi Mao yang tidak berubah; sendiri dan kesepian, Hiro
pun menawarinya untuk tinggal bersama.
Dan hidup Mao pun berubah. Sedari kecil, ia tak mengenal
peraturan sebuah keluarga, makan seadanya, dan ngomong juga seenaknya. Bersama
Hiro, ia seolah menemukan ‘rumah’ yang selama ini ia dambakan. Bagi Hiro
sendiri, kehadiran Mao adalah penerang bagi rumahnya yang sepi. Tak ada ucapan
selamat datang tiap kali ia pulang bekerja, tak ada teman makan pagi dan malam,
tak ada seseorang yang menghangatkan hatinya. Uhuukk…
Well, kelanjutannya bisa ditebak. Dua orang bukan kerabat
keluarga berada di bawah satu atap, lambat laun saling memendam rasa. Mao, yang
masih 17 tahun dan anak sekolahan jatuh cinta pada Hiro, 7 tahun di atasnya.
Hiro pun merasakan hal yang sama. Sayang, urusan keluarga masing-masing harus
diselesaikan. Hubungan Mao dengan ayahnya dan keluarga baru ayahnya, Hiro yang
menginginkan adik-adiknya kembali bersatu di rumah peninggalan orangtuanya, dan
munculnya ibu kandung Mao kembali dan ingin membawa Mao pergi.
Well, jalinan ceritanya sangat simple dan bisa ditebak. Dari
awal saya sudah memprediksi akan akhir kisahnya, tapi tetap saja manga ini
menarik untuk diikuti. Interaksi Mao-Hiro yang malu-malu mau terkadang terlihat
seperti ibu dan anak (peran ibu dipegang oleh Hiro hahahaha…), Hiro begitu
lihai memasak dan membersihkan rumah serta cerewet tentang ini dan itu,
terkadang terlihat Mao lebih dewasa ketika membicarakan tentang rencana
mengembalikan para saudara Hiro, dan yang paling membuat ngakak adalah ketika
salah satu dari mereka mulai salah fokus dengan perasaan mereka. Hiro bisa saja
lepas control, meletakkan kepalanya di atas kepala Mao menganggapnya seolah
bantal, atau mencium Mao yang langsung merah padam megap-megap salah tingkah
dan Hiro dengan cuek ngeloyor pergi atau tertidur saking lelahnya bekerja.
Kehadiran Daichi pun menjadikan kisah ini menarik. Bumbu cinta segitiga dari
pihak adik Hiro yang sering dikalahkan Mao dari permainan video game ini malah
semakin membuat ngakak. Kakak beradik yang sama-sama naksir Mao ini sering kali
saling berburuk sangka telah melakukan sesuatu terhadap Mao, hahaha… Ngga
kebayang, Daichi yang berpenampilan bagai anak jenius ini bisa jatuh cinta pada
Mao. Di beberapa spin off chapter, ada sih kisah flashback antara Mao dan
Daichi dan mungkin itu adalah awal Daichi naksir Mao. Gaya nembaknya pun unik,
saat mereka bekerja di sebuah bar yang memiliki konsep warring history dengan
pakaian ala samurai dan panggilan dengan akhiran -dono mwahahaha…. Masih ngakak lihat gaya jengkengnya
Daichi ketika melayani customers…
Judul Taiyou No Ie ini semula membuat saya menebak-nebak apa
artinya. Saya coba cari di Goodreads, ternyata hanya tersedia versi Jepang
untuk judulnya. Setelah sempat membaca sedikit sinopsisnya di Wikipedia, saya
jadi tahu. Taiyou No Ie ini ternyata adalah judul novel internet yang ditulis
oleh Mao dengan kisah dirinya sendiri. Lucunya, Hiro secara tidak sengaja
membaca novel ini dan merasa ada sesuatu yang familiar dari kisahnya. Ya
iyalah, itu kan ceritanya Mao tentang dirinya hahahaha…
Overall, a childhood love story can be very cliché, tetapi
bumbu tentang kerinduan sebuah keluarga yang hangat amat sangat menyentuh. Taiyou
No Ie saya rekomendasikan buat penikmat komik shoujo dengan tema tersebut. Ao
Haru Ride sebenarnya memiliki tema yang mirip, tapi sayang, saya sudah bosan di
awal chapter. Nonton live action-nya pun tak kalah bosannya. Semoga saja satu
hari nanti saya bisa melihat manga ini dalam bentuk lebih hidup, bentuk anime
ataupun live action.
PS: Manga ini pertama kali dirilis September 13, 2010 dan
volume terakhirnya rilis June 24, 2015. Cukup lama juga ya manga ini beredar. Untung
saya bacanya seluruh volume sudah kelar :D . Oya, manga ini memenangkan
Kodansha Manga Award untuk The Best Shoujou 2014. Si penulisnya pun dengan
tengil menyelipkan pengumuman ini di tengah spin off-nya hahaha… Semoga
sebentar lagi bakal ada yang meliriknya menjadi anime atau live action :D
0 Response to "Taiyou No ie by Ta'amo"
Post a Comment