Dame Na Watashi Ni Koishite Kudasai by Aya Nakahara
ダメな私に恋してください
English Title: Please Love Me/ Please The Useless Me
Read scanlation
only via Manga browser 10 volume
Rating 4/5
Baru kali ini
saya membaca manga setelah menonton live action doramanya. Biasanya sih saya
malah berhenti membaca manganya setelah live actionnya saya tonton. Well,
salahkan DEAN FUJIOKA mwahahaha...... Mungkin juga karena saya kepo
apakah versi manga dan doramanya sama? Apakah versi manganya lebih kocak
dibandingkan doramanya? Apakah ilistrasi cowoknya juga cakep seperti di
doramanya? Hmmmmm...
Michiko Shibata
adalah gadis nyaris 30 tahun yang kurang beruntung. Di kala usia meninggi, dia kehilangan
pekerjaan, tabungan makin menipis
sementara ia masih harus 'menghidupi' pacar lebih mudanya. Dia rela puasa ngga
makan daging, makanan favoritnya sepanjang masa, demi menghadiahi pacarnya tas
keren atau menraktir makanan enak sementara ia kelaparan (sehari-hari ia hanya
makan kol!). Suatu hari, rasa lapar yang luar biasa membuatnya melakukan hal
yang memalukan hingga seseorang mengenalinya. Ia adalah Kurosawa Ayumu yang
dipanggil Shunin oleh Michiko. Shunin adalah sebutan untuk atasan di kantor.
Yup, Kurosawa ini adalah mantan atasan Michiko di tempat bekerjanya dulu.
Dengan baik hatinya, Kurosawa menraktir Michiko makan makanan idamannya,
daging. Selain merasa senang luar biasa, Michiko juga merasa kesal karena ia
dulu begitu sengit pada mantan bossnya itu. Ia mengenal Shunin sebagai sosok
yang luar biasa menyebalkan dengan kata-kata pedas setiap hari.
Singkat kata,
Michiko yang masih luntang luntung tanpa pekerjaan kembali bertemu dengan
Shunin dan, masih dalam kondisi lapar akan daging. Alih-alih kembali
menraktir, Shunin membawa Michiko ke
rumah sekaligus restorannya. Disana Shunin memasak omelet rice untuknya. Wow,
dari pertemuan kedua ini Michiko mulai merasa ada sesuatu di diri Shunin yang
tidak ia kenal. Ternyata Kurosawa sedang dalam proses membuka restoran milik
neneknya kembali. Tentu saja ia membutuhkan tenaga kerja baru, dan Michiko pun
tak memiliki pilihan lain selain kembali bekerja dengan Shunin-nya. Selain
Michiko, Shunin juga mengundang beberapa temannya yang lain untuk membantu. Ada
4 cowok bertampang sangar ikut bergabung. Dan dibukalah secara resmi Restoran
Himawari.
Selain bekerja
untuk Shunin, Michiko masih tetap mencari pekerjaan lain. Sifat royalnya pada
sang pacar membuatnya terlibat hutang. Dengan wajah memelas, si pacar ini
mengaku bahwa orangtua nya sedang sakit dan membutuhkan biaya perawatan yang
tidak sedikit. Mengetahui persoalan ini, Shunin dengan sengit
menggoblok-goblokkan Michiko. Belum lagi uang kos yang tertunda, dan seabreg
masalah uang lainnya. Sekali lagi, Shunin menjadi malaikat penolong bagi
Michiko. Tapi kali ini ia bekerja tanpa dibayar mwahahaha.... Tapi lihat posisi
baiknya, Michiko tak perlu pusing membayar kos lagi karena ia sekarang tinggal
di restoran milik Shunin dan tak perlu pusing masalah makan. Apakah mereka
tinggal bersama? Sayangnya tidak. Shunin punya tempat tinggal sendiri.
Akhirnya Michiko
mendapatkan pekerjaan. Hubungannya dengan si pacar putus. Dan ia sekarang
menjadi gadis-nyaris-30-tahun-yang-jomblo. Melihat susahnya ia mencari
pekerjaan menunjukkan sebenarnya ia tak memiliki kemampuan khusus yang bisa
dibanggakan. Sementara itu, Michiko tetap bekerja secara part time di restoran
Himawari. Sesekali ia keluar menyebar brosur dengan kostum bunga matahari =)
sekaligus menjadi waitress bersama para waiter lain yang ternyata adalah teman-teman
masa lalu Shunin.
Masalah
mulai muncul ketika seorang rekan kerja Michiko, cowok, lebih muda, menunjukkan
ketertarikan pada Michiko. Tak tanggung-tanggung, ia mengajak kencan Michiko
dengan prospek pernikahan. Woooowww… rupanya Michiko ini memang magnet buat
daun muda ya hahaha… Mengingat hubungan asmaranya terdahulu, yang berakhir
dengan hutang menumpuk, Michiko mulai berhati-hati. Belum lagi sindiran pedas
dari Shunin yang mengatakan si pacar ini adalah marriage scammer, mau tak mau
hati Michiko menjadi tak tenang setiap kali ia kencan bersama Mogami Daichi. Dari
sisi Shunin yang selama ini cukup misterius buat Michiko mulai terbuka. Ada wanita
yang datang ke restoran sambil ngamuk-ngamuk yang ternyata adalah mantan pacar
Shunin yang tidak setuju dengan bisnis restorannya. Ada juga Haruko, yang
dicurigai sebagai cewek yang ditaksir Shunin selama ini, tanpa ia bisa berbuat
apa-apa, karena ternyata Haruko ini adalah calon istri kakaknya.
Kisah
dalam manga ini memang terasa shoujo atau josei banget. Masalah wanita muda
dengan segala permasalahannya bagi saya lebih menarik daripada kisah
cinta-cintaan remaja. Unsur komedi yang sangat sangat kocak membuat saya
berkali-kali ngakak lepas, apalagi saat Shunin-Michiko saling adu mulut. Masing-masing
memiliki panggilan kasar macam bastard, 4-eyed-perv (Shunin ini memakai kacamata),
asshole, dan si Mogami pun juga kena panggilan Marriage scammer dari Shunin. Demikian
juga orangtua Michiko yang dengan sadisnya memanggil Michiko sebagai si anak
tak berguna di usia 30! Ya ampunn… Sadis benerr si ortu ya. Topic yang sama
sering kali saya dapatkan di beberapa dorama yang sudah pernah saya tonton,
misalnya saja I’m Taking The Days Off,
Second Love, dan mungkin ada judul lain yang saya lupa hahahaha… Usia 30
mungkin adalah paling riskan di Jepang, meski yah, tidak hanya di Jepang sih,
di beberapa Negara Asia seperti Indonesia, kepala tiga adalah gerbang menuju
kedewasaan yang biasanya identik dengan pekerjaan mapan, atau bagi sebagian
perempuan, usia 30 adalah usia dimana mereka sudah bisa ngobrol masalah rumah
tangga. Ketika usia itu terlewati dan tidak ada yang terjadi, baik pekerjaan
mapan maupun pernikahan, maka stress bisa saja hinggap bagi siapa saja. Belum lagi
kasak kusuk orang-orang sekitar yang semakin membuat seseorang tak nyaman. Si penulis,
Aya Nakahara ini membidik kegalauan perempuan usia 30-an dengan segala
permasalahannya dengan ringan, kocak tapi cukup mengena. Yang sedikit saya
sayangkan adalah at the end, tetap saja Michiko masih tetap harus bergantung
pada Shunin. Akan lebih melegakan jika misal Michiko digambarkan sebagai sosok
mandiri meski di awal ia begitu rapuh dan merasa tak bisa melakukan apapun.
Dean Fujioka as Ayumu Kurosawa
Kyoko Fukada as Michiko Shibata
Shuhei Miura as Mogami Daichi
Director: Hayato Kawai, Ryosuke Fukuda, Sho Tsukikawa
Network: TBS
Release date: January 12 - March 15, 2016
Kyoko Fukada as Michiko Shibata
Shuhei Miura as Mogami Daichi
Director: Hayato Kawai, Ryosuke Fukuda, Sho Tsukikawa
Network: TBS
Release date: January 12 - March 15, 2016
Tak berbeda jauh dengan versi manganya,
doramanya pun sangat kocak dengan makian kasar yang justru membuat penonton
terkikik. Kurosawa Ayumu diperankan dengan sangat bagus oleh Dean Fujioka. Sementara
cewek hopeless juga diperankan dengan baik oleh Kyoko Fukada. Ada beberapa
perbedaan di sana sini sebenarnya meski masih tetap patuh dengan versi
manga-nya. Perbedaan mencolok ada pada tempat tinggal Michiko yang di versi dorama-nya
tinggal di lantai atas restoran, sementara Shunin ada di lantai bawah. Jadi basically,
mereka tinggal bersama. Di versi manga-nya saja mereka sering bertengkar meski
Shunin tidak tinggal di tempat yang sama, apalagi di dorama. Pagi siang sore
jelang malam pun mereka masih sering adu mulut. Somehow, ada sedikit kehangatan
ketika Michiko pulang lembur dan disambut dengan ucapan Okaeri oleh Shunin,
sementara ia sendiri justru lupa mengatakan ‘Tadaema’. Hubungan manis keduanya
juga terlihat ketika mereka bersikat gigi di pagi hari. Salah satu mengoleskan
pasta gigi ke sikat gigi. Perhatian Shunin pada Michiko tidak hanya sekedar
memenuhi kebutuhan perutnya akan daging, tapi juga sifat Michiko yang terlalu
baik hati pada siapa saja, dan yang kocak adalah perhatian Shunin pada celana
dalam Michiko yang sudah usang sering kali dijemur di kamarnya hingga baju
tidur sobek-sobek yang ia pakai mwahahahaha… Sesadis-sadisnya Shunin tetap saja
sisi lembutnya lambat laun terlihat. Jika di versi manga-nya dikisahkan Shunin
ini pernah menjadi begajul yang hobi berkelahi, demikian juga dengan versi doramanya,
dengan tambahan Shunin ini memiliki banyak kemampuan lain, selain memasak enak,
punya kemampuan bela diri dan kemampuan bahasa Inggris dan China yang bagus. Usut
punya usut, ternyata si pemeran, Dean Fujioka mahir dengan dua bahasa itu
hahahaha… Eh, sekedar info saja, Dean ini juga pernah main di seri drama
produksi Hongkong dengan kemampuan bahasa China-nya yang bagus. Tambahan
karakter yang di manga tidak terlalu terlihat, yaitu salah satu loyal customer
restoran, mendapat porsi lumayan di versi doramanya. Demikian juga Teru dengan
kisah cintanya yang terjadi di restoran, belum lagi kisah tambahan pulangnya
Michiko ke kampong halamannya dengan janji membawa calon suami yang ternyata
gagal. Ending-nya juga cukup berbeda. Jika di manga, tak terlihat poerasaan
Shunin yang sebenarnya pada Michiko, tapi di dorama, meski hatinya masih
terikat pada Haruko, perhatian Shunin pada Michiko juga sangat besar. Saya tak
yakin, apakah manga yang saya baca itu sudah kelar versi scanlation-nya atau
masih akan ada upload-an baru. Tapi yang jelas, ending-nya bikin baper untuk
versi manga-nya. Untung saya sudah nonton live-action-nya dulu hahaha…
Overall,
baik manga maupun doramanya keduanya sangaaat menghibur. Silakan jika hanya
ingin membaca manga-nya atau menonton live action-nya saja, atau keduanya. Keduanya
sangat menghibur yang membuat saya ingin membaca karya Aya Nakahara yang lain,
atau versi manga lain yang live action-nya dibintangi oleh Dean Fujioka
mwahahahahahahaha… #modusnontonDeanlagi
Kyaaaaaaaa Kyoko Fukada! Ya ampun lama banget g liat dramanya. Cari live actionnya aja deh 😂
ReplyDeleteEh, tau Kyoko Fukada to, Lis? Aku tadinya nonton iseng aja, tapi kok naksir yang jadi Shunin disitu mwahahahaha....
DeleteMeganeee *.*
ReplyDeletesuka kalau chara komik pakai kacamata euy.. fix, doramanya masuk list buat di download~
Hihihihi... aku juga kadang 'lemah' dengan character berkacamata di manga... Seperti Arima Kousei di Shigatsu wa kimi no uso :)
Delete