Me, Earl and dying Girl by Jesse Andrews
Paperback 332 pages
Published 2016 by Imprint Kepustakaan Populer Gramedia
Penerjemah:
Reni Indardini
Rating: 3/5
[Ini mungkin bukan review, Cuma racauan saja :D]
Saya ingat kenapa saya tiba-tiba ingin buku ini setelah
melihat satu postingan tentang wishlist buku di blog-nya, entah tahun berapa :D
Yang jelas, saya langsung mengunduh buku dan kebetulan buku ini juga sudah
difilmkan, sehingga saya juga mengunduhnya. Dan, sekian tahun kemudian, saya
baru menginginkan paperback-nya, dan beberapa saat kemudian baru saya
membacanya. Dan ternyata dua minggu tidak cukup untuk menyelesaikan membaca
buku ini. Gangguan semacam buku kedua—Heels and Wheels—yang saat itu sedang saya
baca, juga deretan dorama yang menggoda untuk ditonton :D. But, anyway, I did
it. Itu juga dengan ancaman timbunan pinjaman baru yang tiba-tiba menggunung.
Kalo saya tidak segera menyelesaikan buku ini, saya khawatir buku ini akan
bernasib DNF. Fiuh…
Saya membaca beberapa review di Goodreads yang mengatakan
buku ini lucu, itu yang membuat saya bersemangat membaca ini. Tapi ternyata,
setelah saya membacanya, saya merasa joke disini memang lucu, meski yah,
garing. Racauan Greg Gaines kadang membuat saya capek. Racauan dirinya yang
tidak tergabung di grup manapun di SMA, karena ia memang tidak menginginkan
bergabung di grup mana pun, serta film buatannya- bersama rekan kerjanya, Earl,
membuat saya sedikit capek. Ohya, saya
tadinya berpikir bahwa Earl disini adalah seorang Earl, you know, seorang
bangsawan, tapi teryata saya salah. Earl adalah nama seorang teman Greg di
sekolah, sekaligus rekan dalam membuat proyek-proyek filmnya. Film-film yang
dibuat Greg, diakuinya buruk, beberapa lumayan bagus, beberapa sangat buruk. Dalam bukunya, Greg sering
membuat racauan dalam bentuk dialog dengan font yang berbeda, atau beberapa
kemungkinan ini dan itu, yang kadang membuat saya tergoda untuk melewatinya. Yah,
ternyata buku ini tidak sesuai dengan yang saya inginkan. Aneh, menurut saya. Sicklit,
memang bukan buku yang asik dibaca, karena bakal ada banyak adegan menyedihkan
di dalamnya, tapi tidak demikian disini. Well, saya memang tidak mengharapkan
adegan mengharukan yang bakal menguras airmata, tapi melihat gaya penulisan buku
ini, saya merasa aneh saja.
Selama menulis review ini, saya juga menonton filmnya,
dengan layar minimize sebelah kanan, karena kalo tidak begini, saya bakal tidur
dengan sukses hahaha… film-nya pun kurang begitu menarik. Karakter kurang pede
di lingkungan sekolah memang cukup terlihat di film, tapi rasanya tidak sama
dengan bukunya. Saya kurang menyukai bukunya, ternyata begitu juga dengan
filmnya. Earl juga tidak segila di filmnya. Rachel, si penderita leukemia, hmmm…
tidak terlalu saya perhatikan karena most of the time, saya habiskan dengan
mengetik review yang bukan review ini. Yang saya tunggu di versi filmnya
adalah, seperti apakah visualisasi film-film Greg yang dibilang buruk itu. Ternyata,
yah, memang begitu saja, memang gila dan aneh sih. Hanya orang terpilih,
semacam Rachel, yang bisa menikmati film-film Greg :D
Overall, saya sudah ngga sabar move on ke buku lain yang
bisa segera meng-occupy pikiran saya.
0 Response to "Me, Earl and dying Girl by Jesse Andrews"
Post a Comment