Oppa and I series by Orizuka & Lia Indra Andriana
Paperback 540 halaman
Published by Penerbit
Haru, Desember 2016
Rating 2,5/5
Salahkan momen saya membaca Novel ini ketika saya tak lagi
maniak Drakor. Salahkan juga saya membaca genre teenlit ketika usia saya tidak
lagi teen, bahkan jauh dari teen hahahaha... Jadi yah, bisa dimaklumi jika Rating
saya pada buku ini tidak se-wah mereka yang sudah memberi rating terlebih dulu
di Goodreads. Jika diingat-ingat, saya dulu pernah cukup suka dengan Novel Orizuka
yang sangat drakor, berjudul Fate. Saya
bahkan mengingat beberapa vocabulary Korean yang berada di glossary paling
belakang. Tapi saya tidak cukup suka dengan novelnya yang berjudul Infinitely
Yours yang juga sangaaattt drakor, padahal saat itu saya masih cukup suka
nonton drakor. Jadi gimana dong penilaian saya ini? Engggg.... saya juga
bingung.
Jadi gini, sebelum saya membaca Novel ini, saya baru saja
menamatkan dorama Great Teacher Onizuka versi
tahun 2012. Permasalahan anak-anak SMA di sekolah itu cukup rumit hingga
membutuhkan guru macam Onizuka sensei. Meski kadang permasalahan agak
menjengkelkan macam rasa bersalah yang berlebihan hingga membuat seorang murid
ingin bunuh diri, tapi tetap saja konflik di Novel ini berasa remeh banget, apalagi
bumbu idol idol macam drakor beneran.
Oya, kayaknya tulisan ini ngga bakal jadi review karena saya
bakal ngoceh ngga karuan tentang apa yang sebelumnya saya baca, tonton, atau
selama membaca Novel ini dan sesudahnya. Sebelumnya, saya pernah mengatakan pada
teman saya yang membeli buku ini (iya, saya cuma modal minjem buku ini), bahwa Novel
lokal yang berkisah ala ala drama Korea, biasanya selalu dibumbui dengan bahasa Korea yang tersebar di sepanjang
Novel. Padahal Novel terjemahan Korea
atau Jepang saja tidak memasang banyak sekali Vocab demi mendapatkan feel
sangat Korea atau Jepang. Bahasa Korea/ Jepang dipakai jika kisah dalam Novel
menceritakan sesuatu yang berbau negara tersebut, jadi tidak semata mata hampir
semua phrasa atau ekspresi ditulis dalam bahasa Korea/ Jepang. Saya pernah
membaca Novel lokal dengan judul Jepang yang ternyata lebainya mirip drakor,
dengan ekspresi bahasa Jepang yang tersebar sepanjang Novel, tidak ada bedanya
dengan Novel ini. Sebaliknya, Novel
karya Akiyoshi Rikako dan Manabu Kaminaga dan beberapa penulis Jepang lainnya
yang notabene adalah terjemahan bahasa Jepang, justru memuat bahasa Jepang
untuk istilah-istilah tertentu saja. Itu sudah sangat Jepang tanpa harus sedikit-sedikit
bahasa Korea/ Jepang demi mendapatkan feel-nya. (kok jadi muter-muter gii ya
hahahaha….)
Oya, saya cukup bosan membaca Novel yang tadinya terdiri
dari 3 seri ini. Novel yang bercerita tentang konflik Park Jae Kwon dan adik
kembarnya, Park Jae In. Masalah keluarga
mereka membuat mereka hidup terpisah. Satu di Indonesia, yang satunya di Korea.
Saat mereka bersatu kembali terasa biasa saja. Saya malah heran kenapa Jae In
sebegitu marahnya pada Jae Kwon hingga ia menjadi cewek judes sepanjang Novel. Penjelasan mengapa Jae Kwon seolah melupakannya
sebenarnya dijelaskan, tapi tetap saja menurut saya itu aneh. Ya sudahlah, they
are just teenagers after all.
Cerita kedua juga dengan konflik yang sebenarnya remeh nan receh
yang saya yakin pasti disukai kalangan
remaja sasaran utama buku ini, Cinta. Dengan bumbu mengejar impian, dan ego
antar suka dan tidak suka, menjelmalah novel ini bagai drama Korea betulan.
Jika saya sedang menonton satu dorama 10 episode, biasanya saya akan menunggu
satu tokoh akan muncul atau paling tidak menunggu saat-saat saya menonton
dorama itu. Tapi yang terjadi pada saya ketika membaca ini adalah, saya bosan
bertemu dengan kaka adik kembar itu, teman-teman sekolah mereka, belum lagi
masalah cinta-cintaan khas abege. Well, harusnya saya berhenti ketika saya
mulai bosa. Tapi saya masih punya harapan saya bakal terhibur dengan novel ini
seperti saya dulu terhidur dengan seri Audy-nya Orizuka. Di awal membaca seri
Audy, saya cukup skeptis dengan adanya rumor bahwa novel itu adalah salinan
dari dorama Atashinchi No Danshi. Tapi ternyata saya sangat menikmati Audy di
buku ke empatnya. Saya cukup bisa berdebar dan tertawa ngakak ketika membaca
itu. Sementara di novel ini? Yah, kalo misal sukses macam Audy, saya ngga bakal
memberi ratring 2,5 bintang.
Overall, saya ngga sabar membuka buku
baru, yang bakal me-remove kenangan bersama kakak adik kembar ini. Baut adik-adik
teen, jangan terpengaruh sedikit pun akan review yang bukan review ini, karena
ini semata penilaian saya pribadi. Apalagi buat penikmat drama Korea yang
sekaligus pemerhati bahasanya, novel ini bisa jadi shortcut kamus populer atau
kamus frasa dan ekspresi bahasa Korea yang sering dipakai di drama-drama Korea.
Biarlah saya kembali tenggelam dalam jajahan Nippon mwahahahaha…
0 Response to "Oppa and I series by Orizuka & Lia Indra Andriana "
Post a Comment