Bakuman 17 by Tsugumi Ohba and Takeshi Obata
Published by M&C
Rating 5/5
Baru kali ini saya penggeeeen banget nulis review untuk
Bakuman. Biasanya sih hanya cukup di review di Goodreads, setelah itu, sudah :D
Tapi karena sekian lama saya ‘berpisah’ dari serial ini,
kalo tidak salah saya terakhir membaca volume 13, tahun lalu, jadi sedikit
banyak saya kudu mengingat-ingat konflik terakhir di volume yang terakhir saya baca
itu.
Terus terang, duluuuu, ketika saya membaca volume
sebelumnya, saya memang saya sangat antusias mengikuti kiprah duo mangaka yang
waktu itu masih junior, yaitu Ashirogi Muto sensei. Tapi tidak jarang, saya
cukup bosan dengan segala meeting para kepala editor, hingga kadang saya ngantuk,
dan kurang menikmati. Tapi sangat berbeda setelah saya ‘berpisah’ cukup lama
dengan serial ini. Sejak volume 14, saya jadi terbakar emosi dengan kehadiran
karakter baru, Tohru Nanamine, yang di volume 13, sudah disebutkan oleh
penulis. Bahkan manga yang ia tulis juga sangat menarik hingga sekejap saya
melupakan bahwa ini adalah manga di dalam manga hahaha…
Nah, inilah yang sebenarnya pengen saya tulis disini. Manga di
dalam manga.
Karena ini cerita tentang para mangaka di majalah Shonen
Jump, dua sensei penulis itu selalu menghadirkan banyak manga di dalam kisah
mereka, meski tidak selalu detail. Tapi buat para pembaca yang mengidamkan
manga, dan mungkin bercota-cita menjadi mangaka, serial ini sangaaaattt
direkomendasikan buat kalian. Bayangkan, berapa mangaka di dalam majalah ini,
dan berapa kisah manga yang ditulis oleh para mangaka di dalam kisah ini. Di awal
kisah bahkan duo sesnsei penulis ini sedikit mengenalkan gaya coretan pensil
untuk menggambar, dan juga teknik menggambar latar belakang, serta pentingnya
penjiwaan karakter dalam satu cerita.
Seperti yang selalu menjadi pekerjaan rumah bagi duo
Ashirogi Muto sensei, yaitu menjadikan manga mereka [PCP] menjadi nomor satu di
voting mingguan, mereka selalu menghadirkan hal=hal baru yang memungkinkan
mereka menduduki peringkat pertama. Sayangnya, mereka masih selalu kalah dengan
Eiji Niizuma sensei yang memang gila. Ide gilanya dalam bercerita sejajar
dengan kemampuan gambarnya yang luar biasa.
Segala trik selalu dikerahkan oleh dua mangaka idola Shonen
Jump ini. Dan inilah yang dilakukan oleh penulis Bakuman ini; menghadirkan
konflik yang menarik, menambah karakter baru yang terus membakar semangat duo mangaka
sensei. Membayangkan berada di posisi mereka, yang selalu dihantui oleh
peringkat di tiap minggu, bekerja dnegan tenggat waktu tertentu, belum lagi
persaingan dengan orang-orang baru, itu membuat saya frustasi. Segala kondlik
itu diramu dengan sangat baik oleh duo TO sensei ini.
Oh eh iya, ada satu bab tentang one shot yang bukan one shot….
Hmmm… kalo saya pikir itu seperti spin off gitu yak? Atau bukan? Yang ngga ngerti
apa yang saya maksud, anuu… baca dulu deh volume ini hahahaha…
Puncaknya, meski ini bukan volume terakhir serial ini,
ketika membaca beberapa review di Goodreads untuk volume ini, saya merasakan
hal yang sama dengan mereka, pengen nangis. Ada hal-hal lucu yang dihadirkan (terutama
oleh Hiramaru sensei), hingga perginya pak kepala editor yang bagai ayah para
mangaka ini. Saya jadi pengen membungkuk sedalam-dalamnya buat Tsugumi Ohba +
Takeshi Obata sensei karena saya sangat kagum dengan karya mereka ini.
All in all, masih ada satu lagi volume yang belum saya
selesaikan. Tapi saya merasa saying kalo harus berpisah lagi dnegan mereka dan
menunggu lagi dalam waktu yang cukup lama. Hmmm… baca bacaan lain dulu atau
menonton ulang live action Bakuman yak? :D
0 Response to "Bakuman 17 by Tsugumi Ohba and Takeshi Obata"
Post a Comment