Sceduled Suicide Day by Akiyoshi Rikako
Published by Penerbit HaruMay 8, 2017
PenerjemahAndry Setiawan
Rating 4/5
I can say that this book is different from the other books
of hers. Mungkin tidak semengejutkan buku sebelumnya, Holy Mother, tapi tetap
saja saya syukaaaaa.... ;)) Apalagi info-info seputar fengshui dan deretan nama
makanan, cara pembuatannya, lengkap
dengan inovasi kreatif dari para karakter di Novel ini bikin mouthwatering....
yuuummmm....
Ruri Watanabe, atau Ruri chan sudah memutuskan hari bunuh
diri dengan lokasi yang ia cari di situs khusus bunuh diri. Desa Sagamino
adalah lokasi bunuh diri yang tepat baginya. Setelah menulis surat wasiat bagi
siapapun yang akan menemukan suratnya, Ruri chan pun menuju lokasi bunuh
dirinya. Sayang langkahnya ini terhambat oleh hadirnya sosok hantu laki-laki
yang menghalanginya untuk bunuh diri. Alih-alih menkutkan, si hantu ini justru
menawarkan bantuan bagi Ruri-chan untuk mengusut kasus kematian ayahnya.
Ayah Ruri,
Sanao Watanabe, adalah seorang pekerja keras di bidang kuliner. Bersama dengan
ibunya, mereka mendirikan sebuah restoran idaman yang sepertinya juga bakal
jadi idaman buat saya singgahi :D, bernama Oasis. Rancangan bangunan, hingga
menu semua dirancang dengan sempurna sesuai dengan fengshui yang begitu
dipercaya oleh ibu Ruri akan mendatangkan hal-hal baik dan menghindarkan dari
hal-hal buruk. Suatu hari ibu Ruri meninggal. Stuatu pukulan yang hebat bagi
Ruri dan ayahnya. Tapi mereka tetap bertahan dengan usaha kuliner mereka. Dan kemudian
datanglah Reiko, asisten baru ayahnya yang modis dan kreatif. Dari sekedar
berkunjung ke rumah untuk rapat bisnis hingga akhirnya mereka memutuskan untuk
menikah. Ruri yang tadinya cukup akrab dengan Reiko menjadi pribadi yang
menutup diri. Dia smekain terpuruk ketika ayahnya juga meninggal, dengan dugaan
seseorang menginginkan kematiannya demi menguasai kesuksesan restoran dan uang
premi asuransi! Tuduhan utama ada pada istri baru sang ayah, Reiko-san.
Dari hasil obrolan teman tentang buku ini, memang ada sedikit perbedaan
antara buku ini dengan buku Akiyoshi sensei sebelumnya. Melihat judulnya, saya
merasa, saya bakal menemukan hal-hal gelap seperti yang saya rasakan ketika
membaca Girls in The Dark. Tapi ternyata, meski masih berasa gelap karena
keinginan Ruri untuk mengakhiri hidupnya, cerita mengalir dengan menyenangkan,
khas Akiyoshi sensei. Kali ini beliau memadukan antara info-info kuliner dengan
pemahaman seputar fengshui. Buat saya yang sangat awam akan fengshui, saya jadi
manggut-manggut, oh, ada yang kepercayaan akan hari-hari baik dan jam-jam baik
serta hari dan jam sial? Pertanyaannya, jika saya mempraktekkannya dalam kehidupan
saya sebagi seorang guru, bagaimana ya jadinya? Hari baik mengajar, jama baik
dalam memberi kegiatan siswa dan lain sebagainya. Sepertinya bakal ribet
hahahaha… kepo aja sih ya :D
Ending buku ini, meski cukup bisa ditebak, tapi ada beberapa hal yang
sempat tidak tertebak. Saya justru bersyukur karena si penulis tetap
mempertahankan model tulisan seperti ini, atau saya saja yang kurang prima
untuk ‘membaca’ pertanda dari awal? Entahlah. Yang jelas, saya syukaaa
endingnya, macam ending school drama di Jdorama hahahaha…
0 Response to "Sceduled Suicide Day by Akiyoshi Rikako"
Post a Comment