(Fantasteen) Toriad by Ziggy Z
Ebook, Bookmate, 192 pages
Published June, 2014 by DAR! Mizan
Rating 2,5 stars
Entah angin apa yang membuat saya membaca fantasteen seri
ini. Mungkin karena saya kesengsem dengan Teru Teru Bozu dengan penulis yang
sama, yang saya baca beberapa waktu lalu. Atau karena ngga mau rugi, hampir setahun
berlangganan bookmate, tapi satu kalipun saya belum menyelesaikan satu buku
dari aplikasi berbayar ini 😏 Jadi ya, biar agak impas aja sih. Sudah bayar
masak ngga dimanfaatkan?😂😂😂
Awal kisahnya cukup menarik hingga saya meninggalkan satu
novel lain di aplikasi yang sama. Ceritanya tentang para pencuri yang menamakan
mereka gerombolan Thief (harafiah banget ya nama kelompoknya). Mereka terdiri
dari 5 orang: Shine; cowok paling dewasa yang sangat menyayangi Green, si aku
di kisah ini, Spring: satu-satunya cewek di kelompok maling ini dan yang paling
galak: Maple; satu-satunya anggota yang mampu berkomunikasi dengan binatang,
Blizzard, si gagah beringas dan Green, paling muda dan bontot. Mereka saling
bertemu secara tidak sengaja atau takdir memang membawa mereka bersama.
Satu hari, kelompok yang sudah malang melintang di dunia
maling ini mendapat serangan, dan Green berhasil ditawan oleh musuh Thief. Alih-alih
disiksa, Green justru bertemu dengan malaikat kecil cantik, putrid salah satu
anggota penculiknya, Margaritta. Entah apa yang dimaui kelompok ini sampai
kemudian bantuan untuk menyelamatkan Green datang. Dari satu penculik, dating lagi
penculik lain yang mengincar Green. Rupanya Green yang lupa akan masa lalunya
sebelum bertemu kelompok Thief ini adalah incaran para bandit. Dari penculikan
kedua ini, Green mulai tahu masa lalunya.
Penculik Green kali ini membawanya ke sebuah tanah kering
tandus bernama Toriad. Rupanya, dari sinilah Green berasal dengan nama yang
berbeda. Disini, bahkan, ia bertemu dengan adiknjya. Ayahnya? Dia adalah
penguasa Toriad yang telah mengubah tanah subur itu menjadi tandus dan kosong. Dia
juga yang mengubah toriad menjadi Negara maju, dengan rumah dan kendaraan
terbang, dan mereka justru melupakan apa yang ada di tanah, hingga tanah
menjadi tandus kering dan mati.
Sampai disitu sajalah saya akhirnya bisa menikmati kisah
fantasi ini. Awalnya saya agak heran, begitu lama tak membaca kisah fantasi
karena saya menyadari otak fantasi saya sudah mulai karatan. Saya tak bisa
menerima sesuatu yang terlalu fantastis. Sepertiga bab terakhir, saya mulai
skip di beberapa bagian, bagian yang seharusnya seru dan mungkin agak
mengharukan. Teori tentang pencipta Toriad ini versus Sang Pencipta ini berasa
kurang bisa diterima akal saya. Yah, mungkin alasan karata itu tadi kenapa saya
susah menerima teori ini. Ending Green juga menggantung. Ah, sudahlah…
Beberapa ganjalan selama membaca buku ini adalah ketika
Margaritta mengobati Green ketika ia tertangkap gerombolan ayah si gadis
cantik, Green mengatakan bahwa ada beberapa senjata tersembunyi di sekujur
tubuhnya, termasuk di sarung tangannya. Bagaimana mungkin si gadis merawat
luka-luka Green di sekujur tubuhnya tanpa membuka sarung tangannya? Sepatunya? Kalau
baju sih, mungkin agak memalukan bagi si gadis ya. Kemudian analogi Green
terhadap senyum Margaritta yang menyembuhkan seolah bisa menyembuhkan penyakit AIDS.
AIDS?! Yak, benar, Fernando, AIDS! Jika saja novel ini bukan novel fantasy, bukan
terjadi di tanah fantasy, dengan para karakter yang memiliki nama Toriad yang
susah sekali dilafalkan babhkan dituliskan, mungkin saya ngga bakal menambahkan dalam catatan ganjalan
saya.
Yah, secara keseluruhan, cukup mengecewakan bagi Ziggy untuk
menulis kisah seperti ini. Tadinya saya sudah melihat review buku ini di
Goodreads dengan beberapa diantaranya memiliki ganjalan yang sama dengan saya,
tapi karena saya merasa baik-baik saja di awal novel, dan ingin membuktikan
bahwa saya memiliki pendapat yang berbeda, eh, ternyata sama saja. Ngga kapok
sih membaca karya Ziggy yang lain. Lain kali.😃😃😃
0 Response to "(Fantasteen) Toriad by Ziggy Z"
Post a Comment