-->

Sweet Bean Paste by Durian Sukegawa

 


Sensasi baca novel ini seperti Polaris di Musim Dingin. Ada yang hilang, tapi hangat. Ada yang belum selesai tapi sayangnya, sudah usai.

Sentaro, ex convict, menjalankan Doraharu, warung kecil menjual dorayaki. Pemilik usaha ini memberikan pada Sentaro untuknya membayar hutang. Mantan napi, tanpa keluarga, dengan kehidupan terdahulu yang menyesatkan, tak ada pilihan lain bagi Sentaro untuk menjalankan usaha dorayaki ini.

Karena bukan ahlinya, pasta pengisi dorayaki ini terkadang enak, kadang biasa, kadang enak sekali atau bahkan hambar. Pada suatu hari, muncul seorang nenek-nenek usia 70an yang mencari pekerjaan. Dengan tubuh renta ditambah cacat tangan dan wajah yang tak simetris, tak mungkin bagi Sentaro memperkerjakan Tokue, si nenek tersebut. Tapi rupanya, keahlian Tokue justru pada pembuatan isi dorayaki yang pas, enak yang membuat Doraharu semakin laris.

Masa lalu Tokue terkuak bagaimana ia mendapatkan tangan tak sempurna dan wajah seperti itu. Lebih dari 40 tahun lalu, Tokue adalah pengidap penyakit leprosis yang meski tidak mematikan, namun meninggalkan bekas yang tak akan pernah hilang seumur hidupnya. Pemerintah Jepang sudah memberi kebebasan pada para mantan penderita nya untuk bersosialisasi, bekerja jika mungkin. Namun, bekerja yang berhubungan dengan makanan, terlebih dengan banyak pengunjung warung, mau tidak mau gosip tak sedap meluas.

Doraharu yang sempat menikmati kejayaan berkat pasta enak Tokue mulai surut. Musim berganti, menu jajanan sekitar yang berganti, semua berganti. Tinggal Sentaro yang menetap dengan Doraharu nya yang merana.

Setelah Tokue tak lagi bekerja, ditambah pengunjung Doraharu yang makin sepi, Sentaro berkunjung ke tempat Tokue, sebuah sanatorium khusus bagi pengidap leprosis. Disana, Sentaro bertemu dengan banyak hal yang menyedihkan tentang Tokue dan eks para pengidap leprosis lainnya.

Membaca ini rasanya seperti ikut dalam perjalanan 'spiritual' Sentaro dalam pencariannya terhadap resep pasta dorayaki yang pas. Nasihat yang diberikan Tokue hanya 'mendengarkan' bunyi kacang itu ketika dimasak. Perhatikan secara seksama dan terus dengarkan. Sebuah pesan yang sangat absurd untuk membuat pasta kacang. Namun, tidak salah jika terus mendengar, mendengarkan sekeliling kita, alam, suara-suara yang selama ini kita abaikan. Mendengar, bagi Tokue, adalah jalan untuk berdamai pada diri sendiri, tentang keputusan pemerintah Jepang yang terlambat 'membebaskan' mantan penderita leprosis, rasa kehilangan keluarga di usia sangat muda, dan rasa kehilangan suami yang dicintai. Tokue vs adalah pribadi yang setia mendengarkan.

Perjalanan Sentaro masih panjang demi mendapatkan resep pasta yang tepat untuk dorayaki nya. Perjalanan seusai masa tahanannya dan seusai masa bekerja nya di Doraharu mungkin adalah perjalanannya yang sebenarnya. 

Novel Sweet Bean Paste ini sempat mondar-mandir di timeline Goodreads saya. Rasa penasaran membawa saya mencoba berbagai macam aplikasi membaca, dari mulai Google Play Book, ogah karena mahal 😝, Scribd, menurut seorang teman tidak ada novel ini disana, dan akhirnya memutuskan memasang aplikasi Anybooks dengan membayar 71k untuk pemasangan. Dan to my lucky surprise, the book is available... And I'm happy to instal the app, and more over, I'm to have read the book to get know Sentaro and Tokue.

1 Response to "Sweet Bean Paste by Durian Sukegawa"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel