Atas Singgasana by Abidah El Khalieqy

Paperback (sent by the publisher)

Published 2021 by Arruzmedia

Rating 2/5

Membaca novel ini saya memiliki harapan cukup tinggi dengan perbandingan novel fenomenalnya sebelumnya, Perempuan Berkalung Sorban, dulu. Tapi ternyata harapan saya terlalu tinggi!!!

Dari awal baca, saya sudah ngga terbiasa dengan analogi yang digunakan penulis, on, mungkin karena saya yang kurang banyak mengaji dan mengkaji kitab-kitab, sementara penulis mungkin punya bibliografi deretan analogi tersebut, tapi semakin jauh saya membaca, saya mulai hilang kesabaran!

Pertama, si tokoh utama disini, Kamila, dikisahkan adalah lulusan PGA, kalo ngga salah itu adalah Pendidikan Guru Agama, yang setelah saya coba googling, sekolah ini sudah mulai ditutup di tahun 90an, malah mungkin sebelumnya. Jadi, anggaplah setting waktu kisah Mila ini tahun 90an. Baiklah.

Dikisahkan, Mila merantau ke Jogya untuk melanjutkan pendidikannya, UGM mungkin? Selama penantian pengumuman, si bibi dimana Mila menginap menyuruhnya berjalan-jalan ke pantai, dari parangtritis, hingga pantai Indrayanti. Oh, hellow, pantai ini dibuka tahun 2009 untuk wisata. Hmmmm... Mulai kepo saya ngecek detil ngga penting disini sekedar mencocokkan ini itu. Iya, saya emang senganggur ituh!

Di satu adegan, Mila asik pergi berpiknik dengan cowok yang ia taksir sekian lama, yang sayangnya adalah pacar sahabatnya di tanah kelahirannya. Mereka naik mobil, sesekali turun, ambil foto foto dengan DIGICAM! Tahun 93an, saya dan teman-teman kuliah saya pergi dolan kesana kemari tanpa guna sambil membawa kamera dengan ROLL FILM yang kudu dicuci dan cetak dulu untuk melihat hasilnya.

Tambah ruwet ni setting waktunya. Mila ini semacam time traveler atau apa ya?

Well, tentu aja Mila adalah time traveler karena di sela waktu senggangnya belajar, mengikuti seminar, pacaran ia masih sempat nonton film. Film yang mereka tonton adalah Back to the Future yang tayang di bioskop tahun 1986. pilihan film lainnya adalah E.T: Extra Terrestrials yang populer di tahun 1982. Gimana bukan time traveler si Mila ini?

Saya jadi pengen belajar gimana jadi time traveler nih. Ada yang bisa kasih tahu? hehehe...

Karena detil ngga penting itu udah merusak mood saya, saya jadi ngga fokus lagi saya cerita utamanya. Ah, cerita utamanya juga ngga jelas ding. Di awal, Mila ini dikirim untuk mengikuti seminar tentang kesetaraan gender (?) di Prancis, dan cerita berhenti begitu saja mengikuti lamunan dirinya yang melompat kesana kemari; dari ayahnya yang suka menyiksa ibunya, ia mencintai pacar sahabatnya yang ternyata si sahabat kawin duluan, dan Mila pun berhasil meraih cintanya, tapi cobaan nafsu laki-laki selalu menggoda imannya, hingga si pacar tiba-tiba kena semacam guna-guna dan menjadi linglung, dan saya juga linglung iki critane jane kepriweeeeee...

Wes lah. Sopo sing gelem bukune, tak kasih sini. Free ongkir wes. Asal ojo punjul saka molasewu yo. Ikhlas aku!