-->

Lewat Tengah Malam - Ganjil by Sweta Kartika



Ebook Gramedia Digital 220 pages

Published April 28, 2021 by Gramedia Pustaka Utama

Rating: 3/5

Membaca cerita horor itu, buat saya, memiliki kesan yang tentu sangat berbeda dari menonton film horor. Saya lebih suka berimajinasi dibandingkan nonton visual. Karena itulah, saya lebih nyaman membaca novel horor dibandingkan nonton film genre horor.

Sayangnya, tema di kumpulan cerpen ini tidak seperti yang saya bayangkan dari buku-buku bang Sweta Kartika sebelumnya. Saya merindukan sensasi seram seperti ketika membaca Journal of Terror 1 & 2. Saya malah merasa tema horor disini mirip dengan kisah-kisah di sinetron hidayah 🤭. Tapi bukan bang Sweta kalo tidak meramunya dengan apik, diksi yang memikat dan tentu deretan ketegangan yang runtut.

Ada 5 cerita pendek disini dengan benang merah, roh-roh gentayangan, ilmu hitam dan tentu, pesugihan.  Oh ya, semua cerita disini memiliki seting waktu yang hampir sama, yaitu tahun 1990an. 

1. Roh-roh halus itu...

Entah kenapa, saya merasa pernah membaca cerita ini sebelumnya. Ceritanya tentang seorang laki-laki yang diminta menjaga seorang sepuh di rumah sakit. Ada yang mengatakan bahwa ketika seorang bayi lahir, maka di bumi bagian mana, akan ada satu orang yang mati. Di desa, tempat cerita ini bermula, seorang bayi baru saja dilahirkan, dan seorang laki-laki di rumah sakit yang sama, sedang menunggu seorang kakek yang sakit keras. Dengan imbalan uang tentunya.

Malam-malam berlalu hingga satu hari, si laki-laki melihat penampakan bocah-bocah sedang bermain di atas tembok rumah sakit. Suaranya dan keceriaan mereka di luar nalar karena itu terjadi lewat tengah malam.

Tentu itu bukan bocah-bocah biasa kan? Kalian penasaran siapa mereka sebenarnya? Baca saja lanjutannya 🤭

2. Bukit Pemakan Jiwa

Terus terang, setelah baca ini, saya jadi takut foto-foto di tempat ijo-ijo nan indah 😅

Sebuah agen foto menerima order foto prewed sesuai permintaan si calon pengantin. Tempat yang jauh namun menjanjikan keindahan, bagi fotografer berbayar, tentu sangat menggiurkan kan? Hasil foto yang indah tentu akan menjadi portofolio yang menjanjikan. 

Bersama para calon pengantin, kerabat dan tim foto, mereka berangkat ke bukit bernama Bukit Sukmo Ilang. Dih, namanya saja sudah horor ya. Di perjalanan, sebuah peringatan sudah diberikan oleh seseorang yang datang secara antah berantah. Namun, keinginan mendapatkan hasil fotografi yang indah yang akan menguntungkan studio foto di masa yang akan datang tak bisa dihiraukan begitu saja.

Dan sesuai dengan namanya, Bukit Sukmo Ilang, bukit ini meminta tumbal Sukmo atau jiwa-jiwa rakus yang tak pernah puas akan yang sudah dimiliki. 

3. Banjir Darah di atas Singgasana Lurah

Sudah menjadi rahasia umum jika pertarungan politik selalu ada hal-hal klenik yang menyertai. Mau seagamis apapun seseorang, jika sudah berani melangkahkan kaki di dunia politik, serendah apapun posisi yang diincar, klenik seringkali mengintip. Apalagi untuk kelas kursi lurah.

Di sebuah desa, hanya ada satu calon lurah yang sebenarnya sudah memasuki masa pensiun. Namun jiwa rakus seseorang tidak akan bisa dihentikan dengan peraturan bahwa seseorang hanya bisa berkuasa sebanyak dua periode saja. Maka, muncullah calon lurah lain sebagai saingan si calon tunggal. 

Ketika nama pesaing ini diumumkan, maka para dukun pun bertindak. Untuk apa lagi jika tidak untuk menghalangi si pesaing meraih kedudukan. Perang dukun dimulai dari serangan terhadap keluarga hingga para kroni. Siapa pemenangnya? Tentunya dia yang memiliki otak cerdas nan keji. 

Sssttt... Saya bersyukur dijauhkan dari keinginan berkuasa yang membutakan siapa saja. 

4. Bujukan Dalam Bisikan

Ketika ekonomi sulit mengigitmu hingga nyaris mati, siapa yang bisa menolongmu dari kesulitan itu, dia lah yang akan kau ikuti.

Seorang pemuda menjadi tulang punggung keluarga di usia yang sangat muda. Ayahnya meninggal dunia, dan tanggung jawab ekonomi keluarga jatuh di punggungnya. Si ibu tak terlalu bisa diandalkan. Sementara gajinya yang sangat kecil, mana mampu ia menanggung beban ekonomi keluarga?

Sebuah bayangan dan bisikan datang padanya. Memberi petunjuk untuk melakukan ini atau itu dengan imbalan tentunya. Ekonomi si pemuda membaik, hingga sebuah perintah tak masuk akal harus ia lakukan.

Hmmmm... Saya agak kecewa dengan penyelesaian nya, meski tetap saja menyimpan plot twist.

5. Kebacut

Cerpen terakhir ini mungkin yang paling suram dan seram.

3 orang yang sempat sukses di bisnis mereka, harus jatuh tersungkur dengan hutang-hutang yang tak terelakkan. Hidup dalam kejaran warga yang menginginkan uang kembali dan teror para penagih hutang membuat mereka mengambil keputusan. Pesugihan.

Lazimnya para dukun yang memberi, tentu ada permintaan yang harus dituruti. Namun bagaimana jika syarat yang diberikan dilencengkan? Harga yang ditebus tentu tidak main-main, saudara.

Meski yang seperti saya bilang tadi, bahwa tema dari 5 cerpen ini berasa seperti di sinetron hidayah, tentu yang kita petik tidak hanya dari sudut agama. Ada nilai-nilai kemanusiaan yang dipertanyakan ketika manusia menjadi lebih kejam dari iblis. 

"Sebagai manusia, justru akulah yang ingkar pada kesepakatan kami. Iblis seperti Nyi Rangkah yang selalu digambarkan penuh sifat licik nyatanya justru amat memegang perkataannya." ( Hal.  213-214)

Ohhhh... Manusiaaaaaaa... 😑😑😑






2 Responses to "Lewat Tengah Malam - Ganjil by Sweta Kartika"

  1. Baik buku maupun film genre horor tetap menakutkan buat saya. Makanya saya gak akan baca buku atau nonton film horor di malam hari. Takut nggak bisa tidur.

    Oalah jadi ini kumcer, saya kira novel. Dari kelima cerita yang dijelaskan, saya penasaran sama cerita yang tarung dukun pas momen pemilihan kades. Ini bukan kabar rahasia lagi di desa saya. Makanya setiap calon kades akan menggelar tahlilan untuk menangkal serangan dukun dari lawan kompetisi. Seram juga sih denger cerita yg katanya suka ada yg kirim bola api untuk lawan tandingnya.

    ReplyDelete
  2. Hapudin,

    Sering dengar beritanya sih tentang perang dukun di acara perebutan kekuasan politik begini. Tapi baca cerpen disini berasa ikut melihat, dan ngeri di saat bersamaan.

    Baca novel horor itu sensasinya diciptakan sendiri, makanya berasa lebih horor hahaha... Meski takut, kalo yang nulis bang Sweta Kartika, ngga nolak dibuat takut :D

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel