Amina's Song by Hena Khan
Ebook 158 pages
Published by Salaam Reads March 9, 2021
Rating 4/5
Ngga terlalu sering saya membaca buku pertama dan dua dalam waktu sangat dekat. Yah, karena saya kenal Hena Khan baru-baru ini, dan penulis ini sudah banyak mengeluarkan karyanya, jadi saya cukup beruntung mengenalnya. Terutama setelah buku pertamanya, Amina's Voice memenangkan penghargaan untuk kategori middle grade book.
Buku dua ini masih menyorot kehidupan Amina, seperti di buku pertamanya. Amina yang selama ini mengenal negara, atau tepatnya kota kelahiran orangtuanya sebagai orang luar, akhirnya berkesempatan menikmati Lahore, Pakistan bersama kakak dan ibunya.
Ketika menggambarkan pasar Pakistan, rasanya saya seperti melihat pasar yang sama seperti di Indonesia, pasar tradisional tepatnya. Orang-orang sibuk menawarkan barang jualannya sambil berteriak, makanan yang terlihat enak tapi kurang higienis, dan yang jelas tawar menawar dengan gaya jual mahal hahaha...
Sekembalinya Amina ke Amerika, ia memiliki keinginan yang sangat kuat, yaitu mengenalkan Pakistan kepada lebih banyak orang. Dia begitu antusias, hingga ia lupa bahwa dua sahabatnya, Soo-jin dan Emily keduanya sama-sama memiliki liburan musim panas yang sama menyenangkannya. Antusiasme Amina tiba-tiba menipis seiring dengan reaksi teman-temannya.
Akhirnya saat mengenalkan Pakistan kepada lebih banyak orang tiba saatnya. Salah satu pelajaran di sekolah Amina meminta seluruh murid untuk melakukan performing art dengan memilih salah tokoh dunia yang memberi pengaruh positif besar pada dunia. Pilihan Amina jatuh pada Malala, pahlawan wanita Pakistan yang berjuang demi pendidikan perempuan di Pakistan namun tertembak oleh pasukan Taliban.
Akankah Amina bercerita tentang buruknya nasib Malala dengan pasukan Taliban yang ganas. Akan seperti apa reaksi teman-temannya mendengar Pakistan yang demikian?
Di buku dua ini, karakter Amina menjadi lebih berkembang lebih dewasa, lebih percaya diri, pikirannya masih tetap melompat kesana kemari antara proyek sekolah, pemilihan klub sekolah, membantu Soo-jin menjadi presiden kelas/ sekolah (?), Thaaya Jaan, si paman yang berkunjung tahun lalu yang sakit keras, dan tentu saja hobi bermusiknya, atau lebih tepatnya bernyanyi. Di masing-masing pikiran Amina itu, terkadang saya menemukan keasikan tersendiri, tapi pada yang saat yang sama, saya merasa bahwa konflik di kepala Amina ini terlalu banyak hahaha... Di satu saat saya menikmati keberadaannya bersama teman-temannya, tapi di bab berikutnya dia bercerita tentang kesedihannya akan kesehatan pamannya. Saya ikut antusias ketika ia membahas tentang kampanye Soo-jin untuk menjadi presiden, tapi ternyata itu hanya sekilas saja. Hahahaha.... saya jadi merasa tertipu... :D
Tapi begitulah. Melihat keluarga Muslim bukan dari penulis dalam negeri, memang terasa berbeda. Tidak banyak petuah atau kata-kata bernada ceramah disini. Amina hidup di Amerika, dan berteman dengan banyak etnis dengan beragam agama pula. Tapi tetap saja keinginan si ibu untuk Amina berteman dengan sesama Muslim selalu ada, terutama cowok. Ohya, saya juga sangat menikmati kedekatan Amina dengan Nico dan penasaran dengan musik hasil kolaborasi mereka. Buku dua ini diselesaikan secara manis. Saya masih berharap bakal ada buku tiganya.
PS: Sekian lama saya ngga dibuat menangis karena membaca buku. Tapi buku ini menyisakan haru yang amat sangat ketika Amina tampil dengan presentasinya tentang Malala. She's brilliant!
0 Response to "Amina's Song by Hena Khan"
Post a Comment