Fate—Orizuka : Novel teenlit rasa K-drama
Paperback, 293 pages
Published Juni 2010 by Authorized book
Rating 3/5
Sebenarnya malu dengan
umur yang sudah tidak lagi teen, namun apa daya cerita drama Korea sudah sangat
merasuki diri saya membuat saya kepengen membaca novel yang sekilas mirip
novel2 Ilana Tan ini. Dulu, saya cukup ‘apriori’ dengan teenlit, bukan karena
bobot ceritanya, tetapi lebih pada gaya bahasa abege. Boro2 novel penulis
Jakarta yang sudah tentu akan banyak dihiasi dengan ‘lo, gue’ dan bahasa khas
Jakarte lainnya, yang local—Semarang saja saya malas membacanya. Tetapi yang
ini ternyata berbeda. Bahasanya sangat formal termasuk terjemahan dari Korean
ke Indonesian.
I owe it all to my
lovely niece yang memang doyan membaca apa saja, termasuk teenlit yang kemudian
menularkannya pada saya. Pertama membuka lembar pertama novel bersampul merah
jambu ini, saya sudah hampir langsung menutupnya karena bahasa pembuka yang
sangat tidak baku dan ‘abege-like’, tetapi begitu membuka lembar berikutnya,
saya terbelalak melihat rentetan
ekspresi bahasa Korea lengkap dengan footnote terjemahannya. Sesuatu
yang selama ini diam-diam saya harapkan, kamus ringan bahasa Korea, ekspresi yang
saya dengar dan (tidak) sengaja tirukan selama nonton drama Korea.
Ceritanya sih overall
sangaaaattt Korea, mulai dari love triangle, pangeran kaya dan cewek dari
kalangan biasa, setting indah (meski harus berimajinasi), hingga detil2 kecil
khas Korea: makan kimchi dan ramen, cibiran kecil, tepuk jidat, dll. Yang lebih
khas Korea lainnya adalah tidak adanya sosok antagonis yang menyebalkan, hampir
semua karakter adalah protagonist tapi itu tidak mengurangi asyiknya membaca
novel ini.
Cerita inti adalah
seputar dua kakak beradik lain ibu, Jang Min Ho dan Jang Min Hwa yang
‘terpaksa’ berjumpa kembali setelah terpisah selama sepuluh tahun. Mereka
bertemu kembali untuk menghadiri kremasi ayah mereka, pengusaha kaya asal Korea
yang berbisnis di Indonesia. Hadirnya Adena—putri kepala pelayan keluarga Jang menjadi
pelengkap novel ini sehingga menjelma menjadi novel-tapi-drama Korea. Kalau dalam
sinetron Indonesia, cerita bisa ditebak, cerita bakal seputar rebutan harta
warisan orangtua dibumbui rebutan wanita. Tetapi, si penulis—Orizuka (saya
yakin dia adalah orang Indonesia) bisa membelokkan kisah novel ini hingga
cerita tidak didominasi perebutan harta, melainkan pesan yang sangat
humanis—keluarga adalah segalanya.
Hubungan darah bisa dikalahkan dengan perasaan mendalam dari kedua belah
pihak, meski sebenarnya dua kakak beradik itu sama sekali tidak ada pertalin
darah sama sekali. Hanya nasib—fate—yang mempertemukan mereka, seperti tagline
novel ini.
Well, bagi penikmat
novel2 berat, novel ini sangat tidak saya rekomendasikan, tapi bagi anda
pembaca segala (termasuk running text di tipi), silakan. Apalagi buat anda
penyuka drama Asia, Korea tepatnya. Konfliknya lebih ‘berat’ disbanding novel
seri musim milik Ilana Tan. Dan yang terpenting adalah tersedianya banyaaak
sekali ekspresi dalam bahasa Korea.
0 Response to "Fate—Orizuka : Novel teenlit rasa K-drama"
Post a Comment