AMULET SAMARKAND #1 (Jonathan Stroud)
Paperback, 512 pages
Publisehd by Gramedia Pustaka Utama 2007
Rating 3/5 stars
Rating 3/5 stars
Akhirnyaaaaa….
Saya baca juga novel yang selalu melirik saya setiap kali ke toko buku hehehe… Literally
siapa melirik siapa ya? Hehehe. Entah mengapa, saya masih juga belum tergerak
membaca novel ini. Mungkin karena saya sudah menyimpan ebooknya, sehingga sayang
keluar duit untuk membeli novel ini. Dasaaarr.. untunglah, saya mempunyai teman
yang baik hati dan tidak sombong, yang memberi pinjaman buku ini meski ia
sendiri belum membacanya.
Entah ini
novel ke barapa yang saya baca seputar sihir setelah serial Harry Potter usai.
Bayang2 magic buah karya JK. Rowling masih sangat membekas hingga beberapa
novel yang saya baca seputar sihir, tak ada yang berakhir dengan sukses saya baca
hingga akhir. Katakanlah Legend of Earthsea, Eragon, semuanya saya baca hanya
pada first logynya saja. Sepertinya benar kata teman saya, bahwa JK. Rowling is
a witch herself. Untuk trilogy ini, let time tell :D
Novel cukup
tebal ini ‘dibintangi’ oleh dua karakter, Nathaniel, bocal penyihir usia 11
tahun, dan Bartimaeus, si jin usil nan cereweeeettt. Amulet Samarkand lah yang
tidak secara langsung mempertemukan mereka berdua sebagai master dan jin nya.
Nat, si penyihir belia mampu mengucapkan mantra kuat untuk memanggil si Barty,
jin yang sudah berusia ribuan tahun. Sebagai master dan jinnya, hubungan keduanya
terkadang cukup sengit satu sama lain, terkadang juga cukup harmonis. Isu
politik dari penyihir besar yang mengincar kekuasaan pemerintah menambah seru
seri pertama Barty ini.
Comments:
I can say
that this book is not really for 11-years-old children. Meskipun dibintangi
bocah 11 tahun, buku ini menceritakan banyak hal tentang obsesi agak gelap
Nathaniel. Dia rela melalukan segala cara untuk memenuhi ambisinya bekerja di
pemerintah, termasuk membunuh. Well, meskipun yang ia bunuh adalah bandit
kedua, tapi tetap saja membunuh adalah membunuh. Belum lagi Barty yang cerewet
(lucu dan menggemaskan sih), tapi dia sendiri juga mempunyai sisi gelap yang
belum tentu cukup pantas untuk anak usia 11 tahun. Berbeda dengan Harry Potter
yang di buku satunya (seingat saya) masih aman untuk anak2 usia 11 tahun. Yah,
mungkin karena isu politik dan ambisi Lovelace yang jahat membuat saya sedikit
tidak ‘tega’ jika buku ini dibaca anak2.
Meski buku
ini tentang sihir, tapi sepanjang halamannya yang mencapai 500 lebih, tak ada
rapalan mantra yang tertulis. Lumos, nox, wingardium Leviosa, dll, semuanya tak
terucapkan disini. Hanya, penjelasan seputar sphere, plane dan wujud imp ataupun jin cukup detil disini. Saya
sendiri membayangkan, tak ada manusia yang sebenarnya bisa melihat setan atau
jin. Semua yang dilihat secara kasat mata itu hanya wujud luar yang tertangkap
mata manusia (itu kata pak ustad saya dulu waktu kecil hehehe). Maka
bayangkanlah, Barty dengan wujud barganti2, dari lalat, kumbang, kutu hingga
burung, semuanya hanyalah kemampuan manusia yang melihatnya di plane itu. Tak lebih. Sementara Barty
sebagai jin, dia mampu melihat wujud rekannya dalam plane manapun. Ya iyalah, mereka kan sebangsa setanah air hihihi. Untuk
yang satu ini, saya salut pada Jonathan Stroud yang bisa menggambarkan detil
penampakan pada jin, seolah dia sendiri adalah jin :D.
PS 1: saya
bersyukur membaca versi terjemahan ini, karena saya pasti akan pusing membaca
versi aslinya. Frankly, saya pasti pusing membayangkan versi asli detil dari
penggambaran plane perwujudan dari
jin ini atau jin itu.
PS 2: Oya,
saya jadi ingat, jaman masih kecil dulu, salah satu ustad mengatakan tentang macam2
jin, salah satunya adalah jin Ifrit. Eh, ternyata, si Barty ini termasuk jin
Afrit dari abad 14. Wah, Stroud ini risetnya dimana ya? Wkwkwk…
aprit itu panggilannya seksiyhippo juga lho
ReplyDeletesekedar ralat: bartimaeus itu bangsa jin.. bukan afrit. afrit setingkat lebih tinggi di atasnya sebelum marid. (imp-foliot-jin-afrit-marid-dst)
ReplyDelete*salah satu penggemar Bartimaeus Trilogi :D
Owh,gitu ya? Hahaha... Makasih ya koreksinya.
Delete