George’s Marvelous Medicine by Roald Dahl
Paperback, English, 89 pages
Published by Puffin Books 1991
Rating 3/5
Apa yang ingin kau lakukan ketika ada seseorang yang terus
menerus marah marah? Membalasnya marah? Bagaimana jika itu adalah saudaramu. Saudara
yang seharusnya menyayangimu, membelaimu, mencintaimu lebih daripada cinta
orangtuamu sendiri? Yeah, ada yang bilang, kasih sayang kakek nenek itu bisa
melebihi kasih sayang orangtua. Tapi tidak bagi nenek George yang sangat hobi
uring-uringan.
Tidak hanya uring-uringan, tapi juga suka sekali
mengata-ngatai George seperti nasty child. Sang nenek ini kalem ketika orangtua
George ada di rumah. Begitu mereka pergi, dan tinggallah George berdua dengan
sang nenek, maka berulahlah sang nenek. Dia bahkan menakut-nakuti George dengan
mengatakan hal-hal yang ia sangat yakin kebenarannya. Dan justru ini sebenarnya
menyesatkan. Simak saja
“Daddy says it’s fine for a man to be tall,” said George.“Don’t listen to your Daddy. Listen to me.” Grandma said.“But how I stop myself from growing,” George asked her.“Eat less chocolate,” Grandma said.“Does chocolate make you grow?”“It makes you grow the wrong way. Up instead of down,” she snapped.
Hahahaha…. Sang nenek ini ternyata dulu pertumbuhan sangat
lambat sehingga di usianya sekarang, tingginya hampir sama dengan George yang
masih berusia 8 tahun. Alih alih makan coklat, sang nenek memberi nasihat pada George
untuk menghentikan pertumbuhan dengan memakan kol, lebih lagi jika ada ulatnya
disana. Padahal menurut George, ibunya selalu mencuci kol ketika ada ulat
disana. Jawaban sang nenek sangat cepat, “Mummy is as stupid as you are!”
wwwoooowwww…. Bener bener menyesakan nih si nenek. Maka, George yang sudah
ketakutan dan merasa terintimidasi dengan segala ucapan sang nenek berusaha
semakmisal mungkin untuk berbuat sesuatu terhadap si nenek. Ide pun muncul.
Nenek mempunyai kebiasaan minum obat di jam jam tertentu. Maka,
George mempunyai ide untuk membuatkan neneknya obat baru yang akan menghilangkan
segala sifat buruknya. Maka dimulailah petulangan George membuat resep obat hebat.
Bahannya tidak sulit didapatkan di sekitar rumahnya. Dari mulai kamar mandi,
kamar tidur orangtuanya, kotak obat bagi
hewan ternak ayahnya hingga gudang peralatan ayahnya. Dari kamar mandi, ia mendapatkan bahan-bahan
seperti Goldenloss hair shampoo, toothpaste, superfoam shaving soap, vitamin
enriched face cream, hair remover cream, dishworth famous dandruff cure, bubuk
brillident for cleaning false teeth, dan masih banyaaaak lagi bahan lain yang
masuk dalam ramuan resep hebatnya. Ditambah dengan berbagai macam bahan lain
dari tempat2 lain di rumahnya, George sangat teliti membuatnya. Dia ingin semua
manfaat yang ada dalam semua bahan itu mampu meembersihkan sifat sifat buruk
neneknya.
Ramuan pun siap dengan kadar kekentalan dan warna yang sama.
Dan tibalah saat sang nenek minum obatnya. George telah membuang isi asli obat dalam
botol dan menggantinya dengan ramuan ciptaannya. Nah, berhasilkah George ‘menyembuhkan’
sifat buruk neneknya?
Saya tak habis ngakak ngikik selama membaca novel tipis ini.
Ide gila George ‘menyingkirkan’ sifat buruk neneknya ini sama persis dengan
keinginan beberapa anak yang kesal akan sifat orangtua yang bawel. Jikalau mereka
bisa, ingin rasanya menciptakan orangtua yang mau mengerti mereka. Namun, di kisah
ini, sang nenek ini menjadi pain in the
neck bagi seluruh keluarga, tak terkecuali mamanya, putrinya sendiri. Sifat pemarahnya
ini seakan tak mengenal musim. Apapun yang dilakukan George atau sang menantu,
atau bahkan putrinya sendiri, selalu saja salah. Huh…. Pepatah orang Jawa mengatakan,
watuk (batuk) bisa diobati, tapi jika itu watak, maka itu adalah pekerjaan sepanjang
hidup bagi orang-orang di sekitarnya. Padahal, sifat satu ini tak ada untungnya
apa pun, baik bagi si pemarah, apalagi bagi orang-orang di sekitarnya hahahaa…
Roald Dahl memang jago menyindir orangtua lewat tangan anak anak.
Aku juga sukaaa buku ini. Absurd banget ya emang novel2nya Dahl itu
ReplyDelete