Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa by Maggie Tiojakin
Paperback 241 pages
Published Juli 2013 by Gramedia Pustaka Utama
Rating 5/5
Apa yang menarik dari sebuah buku dengan iming iming Absurd?
Siapa gerangan yang tertarik dengan kisah kisah ber-ending 'nggantung'? Terus
terang, saya memilih cerita yang normal dan ber-ending normal pula. Tapi untuk
penulis sekelas Maggie Tiojakin, saya
rela membaca dan menyelesaikannya segera :D
Sebelumnya, saya sudah pernah mencicipi karya Maggie, Balada Ching Chihg. Dari pertama membaca
kisah pertama dari kumcer-nya itu, saya sudah merasakan kuatnya imaginasi sang
penulis. Dengan thema berbeda semua disuguhkan dengan gaya bercerita lugas dan
diksi pilihan. Berbeda dengan Balada Ching
Ching yang sebenarnya beberapa mempunyai ending yang membuat pembaca hangover,
tapi setidaknya selesai, SKTLA ini membuat saya dan teman lain tergagap dengan
ending-nya yahg mendadak. Meninggalkan pembaca dengan intrepretasinya sendiri.
Terdiri dari 14 cerita pendek berbahasa Indonesia dan 5
bonus cerpen berbahasa Inggris, Maggie mencoba menuliskan apa yang bagi
beberapa orang hanya ada dalam pikirannya, imajinasinya, ia torehkan ke dalam
kisah kisah pendek. Dalam Jam Kerja, angan angan cinta
terpendam seseorang, membawanya melayang sepanjang meeting kantornya. Angannya
tentang hangatnya bercinta, masa depan, beragumen berujung air mata, berjalan
seolah slide presentasi meeting. Lompat
Indah, berkisah seputar masalah banjir tak berkesudahan yang
menimbulkan problem sosial masyarakat. Semua berduka, semua mencari solusi,
hanya satu yang berujung dengan lompat indah. Tak pernah ada yang berkeinginan
menjadi seorang penganut agama yang dianggap Hitler object pembunuhan massal.
Kisah wawancara wanita Yahudi tentang masa lalunya di jaman Hitler. Orangtua
yang tak kembali, harta yang musnah, nama keluarga yang cacat berakhir di depan
kamera dengan lampu yang terus berkedip dalam kisah Kristallnacht. Fatima,
siapa takkan goyah imannya ketika
mendengar perintahnya. Suaranya penuh
tekanan ketika memberi perintah selaku Sekretaris Eksekukutif. Lelaki, tua,
remaja, dewasa, bisa saja terpikat pada suara Fatima. Ya, hanya suaranya yang
memberi perintah untuk sebuah misi. Apa yang dicari pada sebuah petualangan
mendebarkan? Mencari ketenaran? Tidak. Panggilan hati? Bisa jadi. Bosan dengan ritual kehidupan yag berada di
comfortable zone dan mencari warna dalam kehidupannya? Tanyakan saja pada
Zaleb, dalam kisah Dia, Sang Pemberani. Sekali lagi, berpetualang dengan maut
adalah suatu eksotisme yang takkan habis di eksplore. Berkunjung ke tempat
tempat yang sarat sejarah namun lapuk dimakan zaman adalah panggilan seorang
Danno. Mengabadikannya dalam rol film dan gambar non gerak adalah obsesi
terdalam dalam dirinya. Simak kisahnya dalam Labirin yang Melingkar Lingkar
dalam Sangkar.
Tembakau dalam Ro-Kok adalah candu sebagaimana
seorang kekasih. Candu yang seringkali tak dating beriringan dan harus harus
salah satu dikalahkan. Mana yang harus dipilih? Berapa banyak di antara kita
yang menjadi Saksi Mata dalam sebuah kejadian, baik itu kejadian
menyenangkan atau mengerikan? Berapa banyak yang bersedia menjadi Saksi mata
untuk suatu peristiwa maut? Adakah yang peduli disana? Tak ada yang percaya
seekor beruang hidup di hutan liar. Mereka percaya dengan keindahan alamnya. Namun,
bagi mereka kaum penjelajah, tetap saja membutuhkan Panduan Umum untuk Pendaki Hutan
Liar. Siapa tahu beruang itu benar benar ada. Bertahan di sebuah Negara
perang adalah suatu peperangan memerangi kehidupan yang sulit. Perang antara
makan atau mati kelaparan. Azmov adalah petarung antara makan atau mati dalam dies
irae, dies illa. Tak ada badai yang ramah. Apalagi dalam sebuah rumah
tangga. Ritual yang sama, pasangan yang sama, berpijak di sebuah tempat yang
sama menunjukkan bahwa Tak Ada Badai di Taman Eden. Sebuah pilihan untuk melanglang ke luar
angkasa untuk mencari sebuah
petualangan. Roket rusak dengan empat penumpang terkatung katung di planet
Merkurius. Tak ada jaminan keselamatan, tak ada jaminan pertolongan Selama
(mereka) Kita Tesesat di Luar Angkasa.
Sekian cerita dengan sekian ide yang dahsyat. Meski saya menemukan
dua buah kisah dengan latar belakang yang mirip satu sama lain seperti Fatima dan
Suatu Saat Ktta Ingat Hari Ini; sama sama berlatar belakang video game, meski
diceritakan dengan gaya berbeda. Barangkali seorang Maggie adalah penggila permainan
seru berbau sadis ini. CMIIW. Perjalanan penuh petualangan juga menghiasi
beberapa ide kumpulan cerita disini. Sebut saja Dia, Sang Pemberani, Labirin
yang Melingkar lingkar dalam Sangkar serta Panduan Umum untuk Pendaki Hutan
Liar.
Overall, kumpulan cerpen ini sangat worth it dikoleksi,
terutama bagi siapa saja penyuka kisah-kisah absurd. Meski menurut saya, masih
kalah absurd dengan beberapa cerpen surat kabar Minggu, sebut saja Kompas atau
Suara Merdeka. Kata absurd, tentu saja mempunyai definisi dan batasan antara
absurd dan non absurd bagi si pembaca sendiri.
NB:
Thanks buat GPU yang mengirim buku ini gratis dan mbak Maggie Tiojakin dengan ucapan selamat membacanya. Dengan nama saya tertulis pula!!!! Waaaaaa..... Thx soooo much...
0 Response to "Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa by Maggie Tiojakin"
Post a Comment