-->

Assassination Classroom by Yusei Matsui


Judul asli: Ansatsu Kyoushitsu (暗殺教室) 
Paperback Volume 1-21
Published by Elex Media Komputindo,  March 2015-March 2018
Rating 4/5

Mungkin ada sekitar setahun lebih saya meminjam buku ini dari seorang teman, dan membiarkannya menggunung di meja kamar saya. Hingga suatu hari saya tergerak untuk membuka salah satu volume ini dan saya pun ngga bisa berhenti 😅
Dimulai dengan perkenalan kelas 3E, kelas ana-anak buangan dari kelas lainnya. Alih-alih kelas dengan anak-anak bermasalah, murid yang ada di kelas ini justru sebenarnya adalah anak-anak istimewa hingga mereka layak mendapatkan guru yang istimewa juga.



Dan muncullah Koro sensei, guru dalam bentuk gurita raksasa. Monster pembunuh buronan seluruh dunia!



Dari awal kemunculannya, Koro sensei sudah sangat mencuri perhatian, bukan saja dari bentuk tubuhnya yang begitu besar nan menjulang, tapi juga kecepatan 20 Mach-nya yang bisa membuatnya terbang dengan kecepatan maksimal, belum lagi otak encernya yang sangat mengagumkan, dan yang jelas, beliau sangat antusias mengajar anak-anak kelas 3E ini.



Guru spesial ini datang dengan misi spesial juga, yaitu mengajarkan anak-anak kelas 3E menjadi mesin pembunuh handal. Pada saatnya nanti, mereka lah yang nanti akan membunuh Koro sensei, sesuai perjanjian Koro sensei dengan pemerintah Jepang.


Ada sekitar 27 murid di kelas ini. Mereka berada di kelas 3E ini karena memiliki masalah di kelas mereka sebelumnya. Karena saya membaca volume-volume sebelumnya di jauh bulan lalu, hingga saya agak lupa dengan masalah apa yang membuat mereka berada di kelas ini. Yang jelas mereka bukan anak-anak bodoh. Karma Akabane misalnya. Dia boleh memiliki jiwa pemberontak, dan dia yang pertama kali mencoba pembunuhan terhadap Koro sensei, tapi ia juga yang pada akhirnya terlihat paling memahami keinginan Koro sensei di bagian akhir nanti.
Nagisa lain lagi. Sebagai murid cowok dengan penampilan mirip cewek, ia terlihat tidak segarang Akabane atau sekuat temannya yang lain. Tapi strategi pembunuhannya sangat mumpuni. Jangan pernah terkecoh dengan tubuh mungil dan tampang imutnya 😅



Selain mereka berdua, ada murid-murid lain yang sama istimewa nya yang susah saya sebut satu persatu. Selain itu, muncul pula murid baru dengan misi pembunuhan terhadap Koro sensei, serta satu murid yang memiliki hubungan secara tidak langsung terhadap masa lalu Koro sensei. Murid inipun sebenarnya adalah mesin pembunuh yang seperti menunggu bom meledak saja. Tinggal menunggu waktu.


Selain para murid yang dididik menjadi mesin pembunuh, ada banyak pula guru yang datang silih berganti untuk membunuh Koro sensei. Tak terhitung pula para pembunuh bayaran yang datang dan pergi karena gagal dengan misi mereka. Satu guru yang masih tinggal hingga akhir adalah guru cewek cantik nan seksi yang alih-alih ingin membunuh Koro sensei, Irina sensei yang dikenal dengan nama Bitch sensei ini justru tertambat hatinya pada guru kelas 3E yang merupakan utusan pemerintah Jepang untuk mengawasi misi pembunuhan ini.
Karena memiliki murid-murid spesial dengan misi pembunuhan yang spesial pula, maka tak heran jika Koro sensei memiliki metode pengajaran yang spesial pula. Belum mental yang dimiliki murid-murid kelas 3E sekian lama dilecehkan oleh para murid kelas lain, dan bahkan mendapatkan perlakuan tidak adil dari kepala sekolah, kelas 3E menjadi sangat solid, tak terkalahkan. Segala pelajaran yang diberikan Koro sensei tidak melulu pelajaran yang akan menjadi materi ujian/akhir, tapi juga pelajaran kehidupan, saling mengenal diri sendiri dan orang lain, serta peka terhadap lingkungan sekitar.

Dalam 21 volume ini, Yusei sensei punya banyak waktu dan cara memperkenalkan masing-masing karakter di kelas 3E, termasuk para guru, bahkan si kepala sekolah yang licik. Semua karakter pada dasarnya memiliki sifat positif yang bisa ditularkan pada orang lain, hanya lingkungan yang nantinya membentuk perkembangan karakter seseorang. Koro sensei dan kepala sekolah Asano sebenarnya adalah pribadi yang mirip satu sama lain, hanya ambisi dan lingkungan yang kemudian membuat mereka berbeda. Satu kesamaan yang mencolok diantara mereka adalah mencintai murid-murid mereka.

Selama beberapa bulan ini, selama saya membaca seri ini, saya merasa mengenal mereka secara akrab, seperti mengenal murid saya sendiri, ketika salah satu diantara mereka ditawan atau mengalami luka, saya juga merasa sedih. Tapi saya merasa resah sendiri ketika melihat betapa Koro sensei mencintai pekerjaannya sebagai guru, dan ketika saatnya tiba berhenti karena ultimatum negara. 4 bulan lalu saya memutuskan mengakhiri pekerjaan saya sebagai guru karena masalah internal perusahaan. Sebelumnya saya sempat berpikir, apakah ini adalah hal yang benar saya lakukan? Dari sisi finansialpun, saya merasa masih membutuhkan pekerjaan itu. Tapi karena kondisi yang begitu mengesankan, maka saya tetap memilih meninggalkan pekerjaan itu. Dan beralih menjalani bisnis kecil-kecilan. Ah, setidaknya, saya belajar sesuatu dari Koro sensei tentang bagaimana peduli pada murid dan melakukan yang terbaik pada mereka. Saya yakin, ada banyak orang di luar sana yang melakukan yang terbaik, seperti Koro sensei.saya hanya merasa selama menjadi pengajar, saya tidak terlalu banyak mengerti murid-murid saya. Mengajar di sebuah kursusan, tentu sangat berbeda dengan mengajar di sekolah, bukan? Tapi ini sebenarnya bukan alasan yang kuat sih. Sekedar pengalihan rasa sesal saja 😅😅😅

Akhirnya, saya sangat berterima kasih pada teman saya yang sudah meminjamkan seri Classroom Assassination ini pada saya. Tidak banyak seri manga yang bisa saya selesaikan hingga tuntas. Dan dari yang tidak banyak itu, saya sangat beruntung mengenal manga satu ini. Saya bisa ikut merasakan kegembiraan seluruh kelas ketika meraih apa yang mereka inginkan, ikut merasa tegang ketika pembunuh bayaran mengintip Koro sensei, tertawa ngakak ketika murid-murid melakukan keisengan yang membuat Koro sensei celaka,  dan terharu di banyak bagian ketika karakter-karakter digambarkan secara detil.  Aaahhh...  Seandainya Koro sensei tidak bersama mereka hingga akhir, mungkin mereka tidak akan menjadi seperti mereka beberapa tahun ke depan.


Last but not least,  I'm going to miss this whole class, including Karasuma and Irina or Bitch sensei.


0 Response to "Assassination Classroom by Yusei Matsui"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel