Giselle by Akiyoshi Rikako
Persaingan dalam memperebutkan
peran dalam repertoar Giselle
Penerjemah: Clara Canceriana
Penerbit: Haru
Terbit: Maret 2019
Rating: 4/5
Perebutan peran merupakan hal yang
tak asing dalam sebuah pertunjukan. Baik itu pertunjukan berbentuk film layar
lebar, layar kaca, ataupun pertunjukan panggung seperti repertoar ballet. Kita
mengenal banyak repertoar dalam dunia ballet, seperti Swan Lake, Sleeping
Beuaty, dan Giselle yang menjadi judul novel ini adalah satunya. Repertoar ini
pertama kali dikenalkan di Paris, Perancis tanggal 28 Juni 1841. Carlota Grisi
adalah ballerina pertama yang mendapat kehormatan memerankan Giselle pertama
kali. Dalam novel Giselle oleh Akiyoshi Rikako, peran Giselle tidak terlalu
diperebutkan karena prima ballerina dari teater Tokyo Grand Ballet sudah pasti
bakal memerankannya. Peran-peran penting lainnya dalam repertoar Giselle lah yang
diperebutkan seperti Myrtha, The Willis, Albrecht/ Loys, dan Hilarion.
Repertoar ini pernah ditampilkan
oleh teater Tokyo Grand Ballet 15 tahun lalu menandakan kelahiran teater ini
dengan meninggalkan satu musibah, prima ballerina waktu itu, Himemiya Mayumi,
mati. Tidak terlalu jelas apakah kematian prima ballerina ini karena bunuh diri
atau terbunuh. Yang jelas, repertoar ini tidak lagi ditampilkan selama 15
tahun, dan akan dipentaskan kembali 15 tahun kemudian di ulang tahun teater
yang ke 15. Geng kwartet yang terdiri dari Kanon, Junko, Yukiko dan Ranmaru
berharap mendapatkan peran penting dalam repertoar ini. Harapan Kanon dan
Ranmaru terwujud dengan peran sebagai Myrtha untuk Kanon, Dewi penguasa hutan
yang menyebarkan balas dendam, dan Hilarion untuk Ranmaru, pemuda desa yang
mencintai Giselle tapi cintanya tak berbalas. Bagaimana dengan Junko dan
Yukiko? Mereka tetap mendapatkan peran penting, namun ada ketidakbahagiaan pada
diri mereka. Kecemburuan yang tersimpan, ditambah isu kemunculan arwah Himemiya
Mayumi yang menagih jiwa-jiwa dalam repertoar yang pernah mempopulerkan namanya
tapi berujung getir, membuat persaingan antar artis balet ini semakin
menegangkan.
Kisah repertoar Giselle ini diperkenalkan dalam tiap bab oleh penulis
sehingga pembaca yang tidak mengenal kisah berujung tragedy ini memahami kisah
Giselle. Giselle, seorang gadis desa, jatuh cinta pada Albrecht, seorang
pangeran tapi berpura-pura menjadi pemuda biasa. Hilarion, pemuda penjaga hutan
dekat desa Giselle mencintai Giselle dan berusaha membuka kedok sang pangeran
yang sebenarnya sudah bertunangan dengan seorang putrid bernama Putri Bathilde.
Tak ada hal yang lebih menyakitkan ketika pujaanmu ternyata menipumu.
Mengetahui kenyataan ini, Giselle bersedih. Cara mengekspresikan kesedihannya,
Giselle terus menari dan menari hingga jantungnya berhenti. Cintanya ia bawa
mati. Muncullah Myrtha, dewi penyebar dendam, menghidupkan Giselle kembali
dengan membawa kutukan.
Kutukan inilah yang kemudian
dirasakan oleh para pemain repertoar Giselle. Penampakan Himemiya Mayumi
menebarkan terror hingga berakibat kecelakaan prima ballerina yang sedianya
memerankan Giselle. Persaingan antar pemain yang tadinya surut kembali memanas.
Dan kutukan Mayumi ini masih berlanjut
mengancam para pemain lainnya. Kisah tentang persiapan repertoar Giselle
ini dibalut misteri dengan kecelakaan-kecelakaan beruntun yang menimpa beberapa
anggota teater. Pergeseran pemeran dalam repertoar tak dapat dihindarkan. Kasak
kusuk antara para pemain semakin jelas. Kecemburuan yang didasari oleh perasaan
lebih baik dari anggota lain, membuat persaingan semakin menajam.
“Meraih pernghargaan Grand Prix dalam kompetisi dan menjadi ballerina professional, adalah dua hal yang sangat berbeda. Apakah kau paham akan hal itu? (Chouno Mikiya, hal. 149)
Persaingan perebutan peran selalu
terjadi dalam sebuah pertunjukan. Dalam salah satu adegan dalam novel,
disebutkan adanya kompetisi ballet. Persaingan dalam dunia balet memang keras.
Setelah seseorang meraih kemenangan dalam satu kompetisi balet, apa lagi yang
ingin ia raih? Berkarir di sebuah teater bisa menjadi pencapaian selanjutnya.
Setelah itu mendapatkan suatu peran penting dalam sebuah repertoar. Setelah
itu, menjadi prima ballerina yang terkenal mungkin adalah satu tujuan
selanjutnya. Setelah itu satu pertanyaan yang mengganggu, berapa lama ia akan
berkecimpung dalam dunia balet? Hingga usia berapakah seseorang bisa terus
berkecimpung dalam dunia ballet? The Stranger menuliskan dalam salah satu
tulisannya tentang maksimal usia seorang penari ballet mengingat banyaknya
gerakan berbahaya yang harus dilakukan, seperti melompat atau menangkap penari
lain. Seorang penari yang lemah akan membahayakan penari lainnya. (Sumber: The
Stranger)
Nama Akiyoshi Rikako sebagai penulis Giselle, sudah sangat terkenal untuk
genre misteri. Kepiawaiannya dalam mengolah satu misteri dibalut kisah
persiapan sebuah repertoar ballet, sangat detil. Banyak sekali istilah
berbahasa Perancis menerangkan satu gerakan dalam ballet dijelaskan dalam
bentuk catatan kaki di novel ini. Kanon, sebagai pencerita utama dalam novel
ini, menggiring asumsi para pembaca untuk menuduh siapa dalang dalam musibah
beruntun ini. Dalam novelnya yang lain, Akiyoshi Rikako sangat sering mengecoh
para pembacanya dengan menggiring opini akan satu tokoh tertentu sebagai
penjahat. Dan ketika di akhir kisah, tokoh utama ini terbuka, dan apakah yang
ia lakukan adalah suatu kejahatan, sebagai penulis, Akiyoshi menyerahkan
keputusan penilaian itu kepada pembacanya. Di buku sebelumnya, Absolute
Justice, kebenaran yang absolute memiliki dua mata pedang, kebaikan dan
kejahatan. Tokoh yang memegang teguh kebenaran itu sendiri tidak seratus persen
benar dan juga sebaliknya, tidak bisa disebut salah. Mengungkapkan kebenaran
kematian pemeran Giselle 15 tahun lalu dalam novel ini juga memiliki dua sisi.
Akiyoshi dengan senang hati memberikan penilaian ini pada pembacanya.
0 Response to "Giselle by Akiyoshi Rikako"
Post a Comment