(Blogtour) dan Pengumuman Pemenang Laut Biru Klara by Auni Fa dan Giveaway
Paperback 330 pages
Published by Metamind/ Creative Imprint of Tiga Serangkai,
Terbit February 2019
Rating 3,5/5
Membaca buku anak memang sebaiknya menggunakan logika
anak-anak juga, lengkap dengan cara berpikir hingga perasaan yang sedang
dirasakan. Jadi, sebenarnya, membaca novel Laut Biru Klara ini setengahnya
menyenangkan, setengahnya lagi saya harus mengingat-ingat perasaan saya waktu
kecil dulu, apakah saya akan merasakan hal yang sama dengan para karakter di
dalam kisah ini.
Sea, nama yang sangat cocok untuknya karena ia lahir di
Kampung Pesisir dekat Laut. Nama ini sebenarnya sedikit ganjil buat saya karena
tidak ada banyak informasi hingga bocah yang hanya bisa membaca dan menulis ini
diberi nama Sea. Sementara bapak ibunya adalah nelayan dan ibu rumah tangga
biasa. Sea yang berarti Laut dalam Bahasa Inggris ini nampaknya tidak memiliki
nama panjang hingga ia dipanggil Sea. Apalah arti sebuah nama, kata pepatah.
Saya cukup suka dengan karakter Sea ini. Dia tegas dan cukup tanggap dengan apa
yang sedang terjadi di sekitarnya. Dia sangat sayang pada keluarganya meski di
kemudian hari ia tahu kenyataan akan dirinya. Sea juga sangat menyayangi Klara,
tokoh utama dalam novel ini.
Klara, gadis yang seusia dengan Sea, mengidap autis. Pada
awalnya, saya sedikit kebingungan dengan kebiasaan Klara yang sering malas
mandi hingga harus diseret-seret sang ayah untuk mandi dan berganti pakaian.
Baru di halaman sekian ada keterangan jika Klara terlahir autis. Sang ayah,
Paman Bai, sangat galak dan bahkan sangat kasar pada Klara hingga banyak tokoh
dalam novel ini berasumsi bahwa sang ayah tidak menyayangi sang anak. Meski
autis, di beberapa bagian, terutama ketika terjadi percakapan antara Klara dan
Sea, Klara ‘terdengar’ normal. Sekali lagi, tidak ada keterangan tingkat autis
Klara yang sangat menggandrungi berenang ke karang besar, lincah berenang bagai
lumba-lumba, dan memiliki ketakutan yang sama seperti anak-anak kecil di desa
Pesisir pada umumnya, takut pada Mat Lepu. Memang sih ada beberapa bagian
dimana Klara terlihat sangat autis dengan kebiasaannya mendekam di kamar/
lemari, keras kepalanya akan kesukaan seruling dari pelepah kelapa dan beberapa
kebiasaan lain. Tapi sekali lagi, Klara seperti terperangkap dalam badan dewasa
tapi berumur lima tahun, seperti keponakan saya yag hobi tantrum ketika meminta
sesuatu.
Perjalanan dua anak pesisir ini menjadi lebih berwarna ketika
sebuah kapal besar mengalami kecelakaan hingga beberapa penumpangnya terdampar
di desa pesisir ini. Biru, salah satu korban kapal, bersama adiknya, ia
ditolong keluarga Sea. Sebagai mantan atlet renang, Biru melihat potensi Klara
untuk menjadi seperti dirinya, dengan sedikit polesan, Klara pasti bisa menjadi
kebanggaan desanya, sang ayah, hingga mungkin negaranya.
Perjalanan baru Klara dan Sea dimulai. Susah senang mereka
bagi bersama. Hingga perasaan rindu kampung halaman datang menyergap, dan
bagaimana cerita perjalanan perubahan mereka?
Ini adalah perkenalan saya dengan penulis Auni Fa, padahal
penulis ini sudah mengeluarkan 3 buku sebelumnya, dan ini adalah novel
keempatnya. Saya suka dengan gaya berceritanya, lengkap dengan perasaan
kanak-kanak Sea yang sering kali mengeluarkan emosinya baik ketika ia sedang
riang, sedih hingga rasa takut. Kehidupan tentram namun sedikit monoton di
daerah pesisir terpotret dengan baik. Saya yang sejak kecil tinggal di kota,
jauh dari pesisir jadi bisa membayangkan seperti apa kehidupan di pesisir.
Ohya, terima kasih akan kehadiran Mat Lepu yang membuat kisah ini menjadi lebih
seru dan sangat khas anak-anak. Setiap generasi anak-anak, selalu saja ada
sesuatu atau seseorang yang menjadi ikon ketakutan mereka, termasuk saya dan
juga Sea dan Klara. Hubungan ayah dan anak, antara Klara – Paman Bai, dan Sea –
bapaknya sangat mengharu biru. Sebagian anak-anak, baik itu anak perempuan atau
laki-laki, terkadang memiliki hubungan emosional berlebih terhadap sang ayah.
Jalinan cerita yang dituturkan penulis cukup rapi, minus
kekurangan yang sudah saya sebutkan di awal review. Konfliknya juga cukup runtut
meski, saya merasa cukup berlebihan dengan konflik persaingan antar calon atlet
renang di kota. Endingnya membuka peluang untuk adanya buku dua untuk Laut Biru
Klara ini. Mungkin ngga ya?😄😄😄
Nah, cerita asik dari buku bersampul cantik terbitan TIGA
SERANGKAI ini bisa kamu miliki lo. Penerbit akan membagikan TIGA BUKU dari blog
My Book Corner ini. Ingat, akan ada TIGA PEMENANG di tiap minggunya. Caranya
gampang banget kok, sambil sekrol timeline medsos sana sini, bisa ikutan
Giveway disini. Caranya sederhana banget:
1.
Peserta wajib mengikuti Twitter Tiga Serangkai
(@Tiga_Serangkai) atau instagram Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
(@tigaserangkai). Pilih salah satu saja boleh kok.
2.
Bagikan postingan ini di media sosial kalian.
Silakan dipilih, mau Twitter, Facebook, Instagram, WA, silakan saja.
3.
Silakan menjawab pertanyaan berikut ini. Jangan
lupa sertakan nama, media sosial (Facebook atau Twitter) atau alamat surat
elektronik kamu, dan tautan membagikan postingan ini.
“Siapakah nama penulis anak-anak favorit
kamu? Dan mengapa? Sebutkan salah satu judul bukunya”.
4.
Format jawaban:
Nama:
FB/ Twitter/ alamat surel:
Tautan postingan:
Jawaban kamu:
5.
Blogtour giveaway ini akan berlangsung dari
tanggal 22 -28 Juli 2019 dan berlaku hanya untuk peserta yang tinggal di
wilayah NKRI.
6.
Semua jawaban yang masuk akan diundi lewat
random.org atau wheeldecide.com. saya akan memilih satu pemenang yang
beruntung. Satu lagi pemenang akan saya pilih berdasarkan alasan terbaik, dan
satu lagi pemenang untuk jawaban atas nama penulis favorit yang nantinya ingin saya
baca.
Nah tuh, gampang kan caranya. Jangan lupa, akan ada TIGA
pemenang dalam sekali blogtour. Terima kasih sekali untuk penerbit Tiga
Serangkai. Jangan lupa untuk ikuti blogtour ini di blog berikutnya jika kamu
belum beruntung di blog ini 😁😁😁 Silakan kunjungi
bacaanchan.blogspot.com untuk blogtour laut Biru Klara selanjutnya.
Selamat mengikuti Giveaway ini. Semoga kamu termasuk yang
beruntung mendapatkan buku gratis dari Tiga Serangkai ini.
*******************************
Hai, hai... maap yaaa... telat ngasih pengumumannyaLangsung ajaaaa... Ada 4 peserta yang ikut Giveaway ini. Makasih yaaa sudah ikutan, sayangnya hanya 3 peserta yang beruntung dapetin buku Laut Biru Klara ini.
Yang pertama, saya cek random org dulu yak
Selamat untuk Ika alias Rizka Berlianti yang ada di @adorabrl, kamu beruntung menurut random org.
Yang kedua, komen yang paling saya suka alasannya yaitu Athar Farha. C. S. Lewis memang luar biasa daya imajinasinya. Dari jaman dirilis buku Narnia, hingga saat inipun, daya imajinasinya masih tetap luar biasa.
Yang ketiga, selamat untuk ZeroAka. Terus terang saya memang belum pernah sama sekali membaca karya-karya dari Tere Liye. Pernah sih terbersit keinginan mencoba barang satu bukunya. Tapi, yah, namanya juga pembaca dengan tingkat biasa-biasa sajja seperti saya. Keinginan sih banyak, realisasinya enooll besar hahaha...
Sekali lagi selamat untuk para pemenang, silakan kirim email ke alamat saya di lilass1051@gmail.com utuk konfirmasi alamat kirim yaaa.
Yang belum beruntung, bisa lho mampir ke bloghost selanjutnya di http://bacaanchan.blogspot.com/
Sampai ketemu di blogtour selanjutnyaaaa...👋👋
Nama : Yenny
ReplyDeleteTwitter : @caramacchiato98
Tautan posting : https://mobile.twitter.com/caramacchiato98/status/1153478954159939585
Jawaban :
Penulis anak-anak favoritku adalah Roald Dahl. Aku menyukai cara dia bercerita. Selain itu, dia adalah salah satu penulis cerita anak yang kreatif dan beberapa dari ceritanya terinspirasi dari pengalaman hidupnya.
Salah satu buku karya Roald Dahl (yang paling kusuka) adalah Charlie And The Chocolate Factory. Judul itu yang paling memorable buatku selain karena sudah difilmkan, cerita dan ilustrasinya pun sangat bagus menurutku. Menariknya lagi, cerita ini katanya terinspirasi dari kisah beliau ketika masa sekolah di St. Peter dimana pada saat itu sebuah perusahaan cokelat mengirimkan berdus-dus cokelat ke sekolahnya untuk di uji coba sebelum dipasarkan. Ia juga bermimpi menciptakan sejenis cokelat yang akan memenangkan pujian dari pemilik perusahaan cokelat tersebut. Cikal bakal ide kreatif dalam buku itu.
Nama: Aka
ReplyDeleteIg: https://www.instagram.com/p/B0dQAnTg9lb/?igshid=1kz8gz0ofvbbo
Jawaban:
Penulis anak-anak favorit saya adalah Bang Tere Liye, Kak! Saya selalu suka cerita-cerita dari Beliau, karena ide-ide Beliau sangat cerdas, isi buku beliau penuh dengan moral value, mendidik, dan bahasa yang Beliau sampaikan tidak terkesan menggurui.
Salah satu novel Beliau dan ceritanya yang paling paling berkesan dan saya rasa bukunya harus dan wajib untuk dibaca semua orang adalah buku yang berjudul: Ayahku (Bukan) Pembohong. Huhuhu pas habis membaca buku tersebut, saya langsung speechless, dan menangis karena ceritanya luar biasa dan nyesek huhu :'"" Intinya, Kakak harus baca juga bukunya heheheh x'D
Terima kasih, Kak.
Nama : Rizka Berlianti
ReplyDeleteTwitter : @adorabrl
Post : https://twitter.com/adorabrl/status/1155437634224713729
Jawaban :
Aku suka banget sama Enid Blyton, pengarang buku anak dengan karyanya yang masih suka kubaca hingga saat ini, yaitu seri 'Lima Sekawan'. Buku ini sangat ringan meskipun terjemahan. Kebanyakan buku ini bercerita tentang petualangan Lima Sekawan di tempat tinggal George, nama salah satu tokoh yang ada di dalam buku tersebut. Selain itu, terkadang mereka juga suka mengungkapkan suatu misteri yang ada di pulau tempat mereka tinggal. Kejadian aneh, lucu, mendebarkan, semuanya ditulis dengan baik oleh Enid Blyton sehingga kisah petualangan mereka benar-benar menarik untuk diikuti oleh semua umur. Selain itu, buku ini juga menyajikan ilustrasi sehingga kita pun bisa membayangkan adegan tersebut.
Nama: Athar Farha
ReplyDeleteFB: Athar Farha
Tautan posting: https: https://m.facebook.com/ajis.sapoetra.1?refid=8&_rdr
Jawaban:
C.S. Lewis
Barangkali masih ada yang belum tahu, tetapi saya yakin sudah banyak penulis yang tahu dirinya.
Yah, saya sangat menyukai karyanya.
The Chronicles of Narnia. Novel anak bergenre fantasi. Kisah petualangan empat bersaudara di balik pintu lemari pakaian— dunia sihir—yang begitu menakjubkan.
C.S. Lewis. Dulu ketika saya SMP, katakanlah saya remaja tapi masih kekanakan, karyanya membuat saya hidup dipenuhi harapan dan semangat, bahwa tidak selamanya hidup akan terpuruk terus. Picisan memang, tapi kenyataannya begitu. Barangkali kelak, ketika nanti saya membeli novel Laut Biru Klara, terlepas dari event ini, Auni Fa bisa jadi penulis favorit saya. Barangkali. Siapa yang tahu?