Jurnal Jo 1 by Ken Terate
Ebook Gramedia Digital 240 pages
Published January 2008 by Gramedia Pustaka Utama
Rating 3,5/5
Ketika saya sedang mencari bacaan ringan, saya bahagia menemukan
buku teenlit ini. Ceritanya persis dialami anak-anak SMP kelas 1. Meski kalo
dipikir-pikir, ketika masih SMP saya ngga terlalu heboh seperti Jo. Mungkin
karena saya jauh lebih 'biasa' dibanding Jo yang luar biasa.
Setelah tamat SD, Josephine Wilisgiri harus mempersiapkan dirinya
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Ternyata yang persiapkan tidak hanya
sekolah baru dengan teman-teman baru, tapi juga gerbang kedewasaan yang
sepertinya belum siap ia alami. Contohnya saja Sally, sahabat yang sekaligus
tetangganya selama belasan tahun. Pergaulan SMP dengan geng gaul sudah mengubah
Sally menjadi Ally, kemudian menjadi Ginny. Yup, masa SMP sering kali menjadi
ajang eksplorasi diri yang bisa dikatakan aneh-aneh bagi kacamata orang dewasa.
Geng keren Sally ini tidak hanya mengubah Sally menjadi sosok centil tapi juga
menyebalkan bagi Jo. Namun bagi Jo, meski menyebalkan, diri Jo yang culun
diam-diam juga mengangankan menjadi bagian geng anak gaul.
Tidak hanya masalah sahabat, Jo juga mulai mengenal lawan
jenis. Ia dan Sally pernah berikrar untuk membenci sosok bernama cowok. Namun
cowok keren di Klub Sastra-nya perlahan mengubahnya. Belum lagi tetangga
India-nya yang manis dan sopan. Jadi sebenarnya Jo naksir yang mana nih?
Hmmm, saya agak lupa-lupa ingat dengan kehidupan SMP. Tapi
yang jelas, geng gaul nan keren juga ada. Saya yang berada di luar geng gaul
ini, entah mengapa tak kepingin menjadi bagian dari geng ini. Berbeda dengan
Jo. Saya merasa nyaman dengan lingkaran saya sendiri yang terdiri dari
anak-anak culun dan tak berduit 😂😂😂. Masalah jatuh
cinta, siapa sih yang ngga pernah? Dari mulai naksir ketua kelas hingga cowok
populer bikin patah hati 😁😁😁 Dimanfaatkan teman? Hmmm,
ngga begitu sih. Kebetulan saya dulu lumayan jago dalam bahasa Inggris. Jadi
buku pe-er bahasa Inggris sering jalan kesana kemari. Tapi saya juga ngopi
pe-er lainnya dari teman sih 😄😄😄
Berjudul Jurnal Jo, novel teenlit ini memang sukses menjadi
semacam jurnal. Pengalaman yang dikisahkan Jo diambil dari sudut pandang Jo,
ditambah tulisan-tulisan curhat di blog pribadinya. Sebagai anak SMP di tahun
2008, saya agak iri pada Jo yang sudah memiliki blog di usia itu. Waktu SMP,
saya cukup puas dengan surat menyurat dengan kakak saya waktu kuliah di
Jogja. Itung-itung sebagai ajang latihan nulis lah. Sebagai anak dari Klub Sastra,
tak lupa Jo juga menyelipkan beberapa bacaan yang ia baca selama bergabung
bersama Klub Sastra. Mulai dari Pippi Log stocking, Little Prince, Harry Potter
hingga Looking for Alibrandi. Waw, judul terakhir itu saya baru baca beberapa
tahun lalu. Buku itu juga sebenarnya agak cocok bagi kehidupan Jo yang
berantakan memulai hari-hari SMP nya, tapi disampaikan secara bagus sedikit
berbobot alias berat buat anak SMP seperti saya dulu. Selain curhatan di blog,
sebagai anak Klub Sastra, tak lupa Jo juga mengunggah review buku bacaannya di
blog. Wooww... Kamu keren 😎, Jooo... 👏👏 👏
Speaking about blog, buku ini terbit di tahun 2008, di saat
Friendster dan Multiply sedang jaya-jayanya. Di tahun itu saya juga memiliki
akun di dua medsos itu. Saya sempat menulis banyak Review buku dan film di
Multiply. Sayangnya, blog itu tutup digantikan Facebook 😭😭😭
Secara keseluruhan, saya sangat menikmati celotehan Jo
disini. Yang membuat agak aneh adalah sosok Jo yang putri seorang guru bahasa
Jawa tapi penguasaan bahasa Jawanya cuma 10 dari nilai 100. Ibunya yang guru
bahasa Inggris pun tidak membuat Jo melek istilah-istilah umum dalam bahasa Inggris.
Kamu belajar apa aja sama orangtua mu, Jo? Atau, orangtuamu ngajar kamu apa aja
sih hingga kamu payah begitu? Tapi untungnya penguasaan bahasa Indonesia dan
tulisan Jo di blog cukup bagus. Kalo misal ada anak SMP yang menulis begitu
bagus. Tapi di era sekarang, ngga heran sih ya? Buku-buku bagus pun lahir dari
anak-anak muda.
Saya ngga sabar untuk membaca Jurnal Jo #2. Semoga kamu
menemukan gayamu yang sebenarnya, Jo, ngga ikut-ikutan geng gaul lagi 😅😅😅
Ceritanya jadi series ya kalo nggak salah. Bacaan terbelit begini kayaknya cocok mendongkrak minat baca pas minat baca lagi turun banget.
ReplyDelete