Nocturnal by Poppy D. Chusfani
Ebook Gramedia Digital 258 pages
Published by Gramedia Pustaka Utama 2008
Rating: 3,5/5
Yang saya tahu, saya butuh melengkapi target baca saya yang
mulai keteteran di minggu ini. Jadi, yah, secara random, saya memilih satu
bacaan untuk mengejar target baca Ggoodreads yang waktunya makin pendek ini. Akhir
tahun sudah di ujung mata, tapi target masih lumayan untuk segera dituntaskan.
Saya mengenal nama Poppy D. Chusfani ini tentu dari
buku-buku yang telah diterjemahkan. Satu buku kumpulan cerpennya gagal saya
tuntaskan karena ngeri. Padahal saya
suka cerita-cerita ngeri bin sadis gini. Mungkin lain kali akan saya ulangi
membacanya. Buku ini memiliki genre fantasy anak-anak/ remaja yang ringan
dibaca tapi seru untuk diikuti. Meski saya bukan pecinta kucing yang sahih,
tapi kucing selalu menjadi hewan yang paling sering saya sapa di jalan (selain
anjing dan ayam. Ternyata saya memang suka mengajak ngobrol binatang ya 😁😁😁).
Adelia, gadis 17 tahun, telah lama menyadari bahwa dirinya special. Special karena ayahnya masih
memiliki darah keturunan Nocturnal, kucing. Ketika sang ayah bertemu dengan ibu
Adelia, dia memilih menjauh dari kehidupan kerajaan Adlerland dan menjadi manusia biasa. Tapi darah
yang mengalir di tubuh Adel tak bisa diingkari. Kehidupannya sebagai anak SMA
dan juga murid tari balet yang cukup berbakat harus diakhiri karena sang
Baronese, nenek Adel, yang sekaligus ketua klan Nocturnal berada di ujung nyawa
ke sembilannya.
Dengan berat hati, Adel harus meninggalkan negeri yang
selama ini ia tinggali selama 17 tahun, meninggalkan sahabat-sahabatnya, dan
juga sang ibu yang terpaksa tinggal di Jakarta sementara. Di Adlerland manor,
Adel menemukan kehidupan yang 360 derajat berubah. Ia menjadi seseorang penting,
yang bakal menggantikan sang Baronese, dan kaya raya tanpa ia harus banting
tulang. Wealthy by default, istilahnya. Ia bertemu Roland, cowok manis yang
mulai ia taksir, tapi ia juga bertemu dengan Johanna, bibi lampir yang bakal
menggemblengnya menjadi calon baronese yang kuat tak tertandingi. Selain itu, Adel juga harus membiasakan diri dengan kehidupan para nocturnal, yang lebih aktif di malam hari daripada di pagi atau siang hari. Seperti arti harafiah dari kata nocturnal itu sendiri.
Hari-hari Adel di Adlerland dipenuhi dengan latihan fisik,
latihan konsentrasi pikiran dengan sang baronese, dan juga sejarah perseteruan
antara klan Nocturnal dan klan vampire selama ratusan tahun. Adel merasa gentar
juga medengar apa yang harus ia lakukan di masa yang akan datang. Ia tidak
hanya harus melindungi dirinya sendiri, keluarga dan klan-nya, serta mengambil keputusan
untuk negaranya bersama raja dari
kerajaan Adlerland.
Membaca kisah fantasi ini berasa membaca hasil terjemahan
dengan Bahasa baku tidak kaku, dan topik tentang nocturnal dan vampire yang
sangat tidak local. Sepanjang novel saya menunggu-nunggu akan plot twist, atau
apapun yang bakal membuat novel ini lebih seru. Ketika cerita sudah mendekati
klimaks, pembaca akan digiring untuk menduga siapa gerangan pengkhianat yang
menginginkan kematian baronese, juga calon baronese yang masih belia. Dan kebetulan
dugaan saya kok tepat. Hanya, saya tak menduga alasan yang diberikan. Dunia luar
sangat dikuasai dunia patriarki, demikian juga klan vampire, sementara rakyat
nocturnal dipimpin oleh seorang baronese, sangat matriarki. Yang menarik,
memenggal kepala vampire demi mengakhiri ‘hidupnya’ mengingatkan saya pada film
Highlander, seram tapi eksotis. Tsaahh…
Mungkin ini adalah novel kedua tentang kucing yang saya baca
setelah The Traveling Cat Chronicles. Jika di The Traveling Cat itu, sedikit
banyak saya mengerti cara berpikir kucing yang unik, dan di novel ini, saya
jadi percaya jika kucing memang memiliki 9 nyawa. Eh tapi, saya belum ngecek
kebenarannya sih.
Sayang sekali sebenarnya kalo novel ini tidak memiliki
sekuelnya, karena karakter dan alur ceritanya menarik. Saya ingin tahu bagaimana
Adel memimpin klan nocturnal setelah sang baronese menyerahkan seluruh tampuk
kekuasaan pada dirinya. Bagaimana hubungannya dengan Johanna, pangeran Felix
dan juga pesaing di klub tari baletnya, Natalie.
0 Response to "Nocturnal by Poppy D. Chusfani"
Post a Comment