Double Spin Round by Miyashita Natsu and Shoji Yukiya
Paperback 268 pages
Published February 2016 by Penerbit Haru
Rating 3/5
Aahhh… rupanya itu adalah kelompok band music yang terdiri dari anak-anak SMA. Mereka adalah Yuichi, Naruchon, Masaya, dan Zaki. Mereka telah membentuk kelompok band ini sejak mereka SMP. Dan saat ini, mereka tengah mendapat tawaran dari seseorang yang mengaku sebagai manajer, bernama Ishigo-san untuk membuat debut. Namun, kemunculan Ishigo-san ini berbuntut panjang. Sebuah misteri menyelimuti masa lalu orangtua Yuichi.
Double Spin Round memiliki makna berbeda bagi adik Yuichi, Madoka-chan. Ia menganggap, double spin round membawa kebahagiaan bagi pemiliknya. Bagi Madoka-chan, double spin round adalah pusaran rambut di kepala seseorang yang berjumlah dua. Dia percaya, bahwa memiliki double spin round akan memberi kebahagiaan. Dan Madoka-chan sangat bahagia, karena ibunya memiliki DSR yang sama dengannya. Kebahagiaan Madoka-chan sedikit berkurang ketika ia melihat kakaknya, Yuichi, sedikit demi sedikit berubah.
Kisah keluarga Jepang yang manis ini diambil dari dua sudut pandang yang berbeda, dari Yuichi dan Madoka. Masing-masing menyuarakan perasaan masing-masing. Madoka yang masih berumur 10 tahun sering kali merasa bangga memiliki kakak yang seorang musisi. Bakat music kakaknya tak pernah ia tahu berasal dari siapa. Ia sendiri lebih memilih berlatih judo di dojo sang kakek. Madoka bahkan berpikir bahwa ia nantinya akan menggantikan kakeknya mengelola dojo. Perasaan yang diutarakan Madoka sangat khas anak-anak yang lugu dan baik hati. Sangat imut ketika ia menyadari mulai tertarik dengan teman sekolah sekaligus teman berlatih di dojo kakeknya. Perasaan bersalah terhadap sahabatnya, Minami-chan yang naksir Akihiro-kun tidak pernah ia sadari tiba-tiba datang. Jika saja Madoka-chan diberi porsi kisah sendiri, mungkin akan menjadi kisah remaja seperti di manga shoujo. ☺️☺️☺️
Yuichi sangat menikmati hari-harinya sebagai murid SMA sekaligus anggota band DSR. Ia tak pernah tahu jika bakat music dan menyanyinya menurun dari sang ibu. Kemunculan Ishigo-san, sang calon manajer, membawanya menelusuri masa lalu ibunya. Ada rahasia besar tersimpan rapat selama hampir 17 tahun. Ia hanya menunggu, kapan sang ibu akan membuka tabir rahasianya kepadanya.
Seperti halnya beberapa novel Jepang lainnya, novel ini terasa merayap lambat. Saya menunggu klimaks yang sebelumnya sudah saya duga, namun ternyata klimaksnya sangat antiklimaks. Hahaha… rahasia itu terbongkar begitu saja, dan…….selesai. Duh…. Ngga ada drama, ngga seru rasanya wkwkwk… Tapi saya cukup menikmati dialog-dialog antara Yuichi dan Madoka. Kakak beradik yang memiliki jeda usia cukup jauh ini sangat manis hubungan antar keduanya. Keusilan si adik dan kebanggaan si adik terhadap sang kakak terasa hanya terjadi di kisah-kisah novel. Melihat hubungan kakak adik, meski terpaut usia cukup jauh, terkadang bikin senewen. Dulu saya sering bikin kesal kakak saya, dan adik saya sering membuat saya kesal. Begitupun di beberapa keluarga lainnya. Hubungan antar saudara sering kali mebuat senewen para orangtua. Saya cukup bersyukur, menginjak usia dewasa, kami tumbuh akur dan saling menghargai. Tak bisa dibayangkan, hubungan Yuichi dan Madoka yang manis ini akankah tetap manis hingga mereka dewasa kelak? Hmmmm…🤔🤔🤔
Meski terasa lambat dan datar, novel ini lumayan untuk membuka tantangan jumlah baca di Goodreads. Ayuk, lanjutken….🤗🤓
Wah novel ini jadi ada membahas hubungan kakak adik ya. Jadi inget kalau hubungan saya sama adik saya menjadi sangat kaku setelah dewasa. Terutama dengan kedua adik laki-laki. Kalau sama si bungsu yang perempuan, akrab-akrab saja.
ReplyDeleteDear Hapudin,
ReplyDeleteSeperti banyak kisah drama keluarga Jepang, bahas keluarga porsinya lebih banyak dibanding Romance. Kebalikan di keluarga ku, tengkar terus waktu kecil, begitu dewasa akur. Ngobrol ini itu bisa sampe mulut pegel 😅😅😅