-->

My Year 2019 in Books


Ini mungkin yang pertama kalinya saya membuat postingan seperti ini. Sebelumnya, saya pernah membuat rekapan tantangan baca ini danitu di awal-awal bergabungnya saya di komunitas BBI. Dan itu ternyata hanya bertahan sekitar 2 tahun saja. Selebihnya, saya hanya ikut satu jenis tantangan yang  belum tentu lulus di akhir tahun hahahaha…. Tapi untungnya, saya selalu lulus di tantangan baca Goodreads, tantangan jumlah maksudnya wkwkwkwk…

Tahun 2019 bisa dibilang adalah tahun menantang buat saya meski target jumlah bacaan di Goodreads saya turunkan. Mengapa kok demikian? Yah, itu karena di awal tahun 2019, saya mendapat kehormatan dari Google Adsense untuk memasang iklan di blog saya. Dan kebetulan saya memiliki dua blog yang kesemuanya terpasang iklan adsense. Jadi yah, saya kepengen lebih seimbang saja untuk mengelola dua blog tersebut.

Saya menantang diri sendiri untuk membaca 50 buku di tahun 2019. Dan syukurlah, saya menyelesaikannya sebelum tenggat waktu habis, bahkan bonus 2 buku hahaha… Di tahun entah kapan, saya sempat memasang target 70 buku yang ternyata saya sempat keteteran dan di bulan-bulan terakhir saya memasukkan seluruh volume manga yang saya baca wkwkwkwk…. Biasanya, saya hanya memasukkan satu volume manga jika yang saya baca adalah bentuk scanlation.

Baiklah, akan saya rangkum sedikit buku-buku yang saya selesaikan di tahun lalu:

Dari 52 buku tersebut, ada 19 buku fisik yang sebagian adalah pinjaman, dan sebagian yang lain adalah koleksi pribadi, dan mungkin hanya satu yang sudah tertimbun sekian lama, The Housekeeper and the Professor. Selamanya saya bakal terobsesi menyelesaikan timbunan buku fisik yang menumpuk entah sejak kapan. Hiks… Dan di tahun lalu juga saya sudah banyak mengurangi pembelian buku fisik. Biarlah teman-teman saya mengompori berkali-kali; lebih baik menyesal beli daripada menyesal ngga beli. Baaikk….

Diantara 52 buku tersebut, saya membaca sekitar 10 manga, dan 2 diantaranya adalah manga local karya Windhy Puspitadewi berjudul Touche. Yang lainnya tentu saja manga Jepang. Saya sangat bahagia membaca karya besar Yusei Matsui, Classroom Assassination. Ada banyak perasaan bercampur aduk selama membaca manga satu itu. Saya yakin, bertahun-tahun ke depan, manga ini masih bakal dibicarakan. Biasanya saya selalu antusias membaca manga sebelum live action-nya rilis. Tapi sebaliknya, live action Classroom Assassinations ini tidak ingin saya tonton, meski ada beberapa actor yang saya sukai berperan dalam live action tersebut.

Tahun lalu, saya juga sempat mencicipi lumayan banyak sastra Asia terjemahan. Yang cukup berkesan adalah American Panda dan Frankly in Love. Kisah tentang warga Asia di tanah Amerika namun masih memegang teguh prinsip-prinsip leluhur mereka. Ada 7 sastra Jepang yang saya selesaikan tahun lalu: Giselle, Another 1 & 2, Confession, The Housekeeper and the Professor, The Traveling Cat Chronicles, dan Her Sunny Side Up. Empat yang pertama bergenre misteri berbau horror. Sementara Sunny Side up memotret kehidupan pasangan suami istri baru di Jepang dan The Traveling Cat Chronicles sukses membuat saya nangis sesenggukan. Hiks….. Yang paling berkesan dan yang paling berat tentu saja adalah Brothers karya Yu Hua. Buku yang menjadi novel paling tebal yang saya baca di tahun lalu ini memang menyita tenaga dan emosi. Tenaga karena saking tebalnya, emosi karena saya sering uring-uringan selama membacanya hahaha…. Tapi berakhir cukup manis, sangat khas sastra China pokoknya.
Justaveragereader.blogspot.com

Awal tahun 2019 saya juga diberi kesempatan untukmenjadi blog host untuk dua buku yang akan terbit waktu itu: Dongeng Bahagia dari Sebelah Telinga karya Gunawan Tri Admodjo dan Laut Biru Klara karya Auni Fa. Ternyata cukup seru dan mendebarkan selama menjadi host. Maklum saja, blog saya yang kurang popular ini barangkali kurang dilirik para pemburu hadiah Giveaway. Semoga tahun 2020 ini saya masih diberi kesempatan menjadi blog host lagi.

Tahun 2019 juga membawa saya berkenalan dengan cukup banyak nama-nama penulis baru yang sebelumnya belum pernah saya baca karyanya.Untuk tema atau genre sepertinya tidak ada yang baru. Namun jika saya perhatikan, sepertinya saya cukup banyak membaca buku bergenre horror misteri. Tahun ini saya tidak terlalu banyak membaca buku bergenre anak-anak. Sepertinya hanya ada 3 buku: Mata di Tanah Melus, Where Are You Going, Baby Lincoln dan The Terrible Thing That Happened to Barnaby Brocket.

Justaveragereader.blogspot.com
Ohya, tidak banyak buku yang saya beri rating sempurna. Hanya 2 buku yang sepertinya saya beri rating sempurna: Raden Mandasia, si Pencuri Daging Sapi dan Classroom Assassination volume 20. Tapi saya cukup banyak memberi rating 4, apapun genrenya.

Overall, saya cukup puas dengan hasil baca saya dan jumlah post di blog. Ngga usah terlalu ngoyo untuk lebih banyak lagi. Tapi yang penting tentu saja konsisten. Menjadi konsistensi itu yang terkadang beraaattsss hahaha…

Terakhir, SELAMAT TAHUN BARU 2020!!! 🎆🎇🎋🎇🎊🎉

Semoga di tahun 2020 ini semakin banyak baca buku bagus dan nulis review lebih bagus lagi…. 😉😉😉

1 Response to "My Year 2019 in Books"

  1. Selamat tahun 2020 juga. Yeay!!! Itu tantangan goodreadsnya lolos. Waduh hebat! Saya kalah telak euy. target 50 buku yang dibaca hanya 10 buku. Hahaha.

    Tapi tahun 2020 ini harus lolos walau kayaknya bakal berat. Masih targetnya 50 buku padahal.

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel