Like Water for Chocolate by Laura Esquivel
Judul asli: Como Agua Para Chocolate
Ebook Play Book 265 pages
Translator: Yunita Chandra
Published Agustus 2018 by Bentang Pustaka
Rating 4/5
Sangat jarang buat saya membaca novel-novel dari Amerika
Latin seperti buku satu ini. Entah apa yang membuat saya memutuskan untuk membeli
ebook ini ketika Play Book menyediakan kredit untuk membeli buku. Mungkin karena
pernah dibahas teman di grup, atau pernah lewat di timeline Goodreads hingga
saya tertarik. Dan buku ini memang menarik. Sangat lebay kalo saya boleh
bilang, tapi lebai yang menyenangkan dan kocak.
Awal bab selalu diawali oleh resep masakan yang tentu asing
buat saya, dan dijelaskan di isi bab tentang bagaimana cara memasak dan mengapa
masakan itu harus hadir di keluarga De La Garza.
Tita De La Garza lahir ke dunia dengan bermacam aroma di
dapur. Ketika sang ibu tak bisa memberinya ASI, ia dirawat dengan penuh kasih sayang
oleh Chacha, pembantu keluarga tersebut. Dengan selalu berada di dapur, Tita
mewarisi resep keluarga dengan keahlian memasak yang tidak ada bandingnya di
keluarga tersebut.
Masalah muncul ketika ia mulai mengenal cinta. Pria yang ia
cintai, Pedro, ingin melamarnya, namun takdir di keluarga De La Garza berbeda. Sebagai anak
bungsu, Tita ditakdirkan merawat Mama Elena, sang ibu, hingga ia tua, sakit-sakitan,
hingga meninggal. Jika Mama Elena diberi umur panjang, sudah pasti Tita tak
akan pernah menikah dan harus merelakan pria yang ia cintai justru menikahi
kakaknya, Rosaura.
Setelah pernikan sang kakak dengan kekasih hatinya,
kehidupan Tita tetap berlanjut. Perselisihan selalu muncul antara Tita dan Sang
Mama. Mama Elena yang kolot tetap memaksakan kehendaknya pada orang-orang di
sekitarnya, termasuk Tita. Gertrudis, sang kakak pertama mulai membangkang
aturan keras sang Mama dengan pergi telanjang bersama laki-laki yang telah menghidupkan
api di dalam dirinya. Sementara pembangkangan Tita tetap berlanjut hingga ia
pun keluar dari keluarga tersebut.
Adalah Dokter John yang menampung Tita ketika ia dinyatakan
gila dan mencoreng martabat keluarga. Tita yang biasa menuruti kemauan ibunya,
kali ini bebas. Ia bebas menentukan apa saja dalam hidupnya, termasuk menikahi
sang dokter. Ilmu memasaknya sangat cocok dipadukan dengan ilmu kedokteran dokter
John.
Di awal review, saya sudah mengatakan bahwa cerita keluarga
Meksiko ini sangat lebai. Dulu saya biasa menonton telenovela dnegan kisah
cintanya ynag juga lebai. Di kisah ini, ceritanya sih menarik dengan segala
konflik yang dimunculkan, dari tradisi hingga mencari jati diri. Gertrudis digambarkan
sebagai anak perempuan Mama Elena pembangkang pertama yang setelah kematian
Mama Elena ia kembali menjadi pemimpin prajurit Revolusi. Sebagai perempuan
yang memimpin para lelaki, Gertudis tentu sangat bangga, sesuatu yang bisa saja
membuat Mama Elena mati karena malu jika ia masih hidup. Tita si anak pembangkang
kedua, ingin menghentikan tradisi kolot keluarga seputar anak bungsu yang wajib
merawat sang ibu, dan dilarang menikah. Perubahan ini berhasil ia terapkan pada
sang kemenakan, Esperanza, putri Rosaura, sang kakak dan Pedro, kekasihnya di
masa lampau. Paling tidak, Tita telah berhasil berbuat sesuatu untuk menghapus
tradisi yang merugikan sang anak, yang merampas kehidupan cintanya, dan hak
untuk behagia. Demikian juga dengan pendidikan yang tinggi. Di keluarga De La
Garza, perempuan hanya belajar untuk menari dan bermain piano untuk menghibur
sang Mama, atau para tamu yang datang di keluarga De La Garza sekedar untuk dibanggakan
tapi tidak dibahagiakan.
Lebai pertama muncul
ketika pesta pernikahan Rosaura-Pedro berlangsung. Tita yang bertanggung jawab
pada masakan pesta, memasak dengan perasaan berkecamuk dalam dadanya. Bagaimana mungkin ia menyiapkan pesta untuk kakak dan kekasih
hatinya? Ada yang mengatakan jika kau memasak dengan hati gembira, maka
demikian pula yang dirasakan oleh mereka yang memakannya. Para tamu tiba-tiba
merasa sakit perut hingga pesta menjadi kacau. Belum lagi Gertrudis yang
tiba-tiba merasakan dirinya panas terbakar hingga membakar kamar mandi, bajunya
hingga ia berlari dengan telanjang bulat ke halaman rumah. Kelebaian lainnya
serasa saya sedang menonton anime ketika Tita menangis. Airmatanya banjir
hingga memenuhi tangga di dalam rumahnya, membuat orang-orang harus mengepel
airmata Tita. Wkwkwkwk…. Lebai yang paling puncak ada di halaman terakhir novel
ini yang membuat saya berteriak kecewa. 😒😖😡😡
Secara keseluruhan,
saya cukup puas dengan novel ini, semacam oase di tengah banjir manga, dorama,
dan Jmovie serta rehat dari novel-novel local bertema horror. Bahan-bahan yang
digunakan dalam masakan keluarga De Le Garza saking ajaibnya hingga saya
membayangkan Liziqi, salah satu channel YouTube yang sering mengolah masakan
dengan bahan-bahan ajaib. Yang menjadi pertanyaan selama saya membaca novel
ini adalah, apa sih sebenarnya pekerjaan Mama Elena? Setelah kematian suaminya,
ia mengandalkan kebun untuk bahan memasak di kebunnya beserta peternakannya. Tapi
apa iya mereka tidak menjual hasil kebun mereka sebagai mata pencaharian? Ah,
mungkin saya saja yang kurang memperhatikan detil di bagian ini. yang jelas, ngga nyesel
membeli novel ini di Play Book, dengan diskon tentunya 😉😉
0 Response to "Like Water for Chocolate by Laura Esquivel"
Post a Comment