-->

Red Queen by Victoria Aveyard


Ebook ipusnas 525 pages
Published April 2016 by Nourabooks 
Rating 3.5/5

Setelah sekian lama ngga membaca novel distopia, tiba-tiba tertarik buku ini setelah instal ulang Ipusnas di tablet jadul. Sebenarnya sih tujuan instal Ebook reader ini untuk reuni dengan om Rick Riordan. Tapi malah kepincut membaca Red Queen ini.

Enuf babbling πŸ˜‚

Membaca ini rasanya saya seperti membaca kisah-kisah anak-anak Demi Gods kayak buku-bukunya om Riordan tapi dengan setting Gladiator hahahaha... Lha gimana, para karakter disini, terutama kaum Perak memiliki kekuatan mengendalikan banyak hal, seperti air, api, hingga segala yang berbau logam. Jangan-jangan si penulis memang terinspirasi oleh kisah keturunan dewa dewa Yunani ya. 😝

Tempat dimana Mare Barrow dilahirkan terbagi dua kelompok, kelompok Perak, para penguasa yang memiliki kekuatan dan kekuasaan dewa dewi, dan Kaum Merah, para warga sipil yang lemah, tertindas, dan miskin. Mereka tak pernah memiliki pilihan untuk keluar dari kemiskinan. Namun masa itu bisa saja segera berlalu dengan revolusi dari Kaum Merah.
Suatu keberuntungan yang kebetulan ketika Mare ditemukan oleh Cal. Ia tengah mencuri untuk menebus kebebasan sahabatnya yang akan dikirim ke medan perang. Sayang, Mare justru bertemu dengan Cal, yang keesokan harinya mengubah nasibnya, dan sekaligus mengubah kaum Merah dan Perak.
Cal, si pangeran pertama kerajaan kaum Perak, adalah seorang prajurit sejati sekaligus calon pengganti raja. Pertemuannya dengan Mare menyelamatkan gadis itu dari kewajiban militer usia 18 tahun. Alih-alih mengirim Mare ke medan perang, Mare justru menjadi calon terkuat Ratu di kerajaan Perak, meskipun ia dari kaum Merah. Maven, si pangeran kedua, menjadi calon suami Mare. Terus Cal gimana dong? Yahh, meski sudah tercium bahwa bakal ada romansa antara keduanya, nampaknya si penulis sedikit mengaburkan kisah cinta keduanya.

Seperti lazimnya kisah-kisah distopia, selalu ada masalah yang timbul di sebuah negara yang tampak damai, aman dan nampak bahagia. Segala sesuatu teratur, berjalan dengan baik dan benar. Namun dibalik itu, selalu ada pihak-pihak yang dikorbankan, ditindas yang nantinya akan memunculkan revolusi. Formula seperti ini nampaknya memang jadi tren sekitar 4/ 5 tahun lalu, atau lebih, setelah The Hunger Games. Itu juga yang mungkin membuat saya berhenti membaca novel-novel distopia. Setelah The Hunger Games, The Maze Runner (saya nyerah di buku kedua), Uglies series (nyerah juga di buku kedua), Divergent (cuma baca buku pertama), Unwind (baca buku satu saja--sebenarnya pengen baca buku duanya, tapi nyari pinjaman aja πŸ˜‹).

Mare Barrow menjadi heroine di novel ini, dan rasanya bakal ada cinta segitiga disini. Setelah kisah romans antara Katniss dan Peeta, rasanya belum ada yang bisa menggantikan romans mereka. Sosoknya yang kuat, mewakili kaum Merah akan menjadi penentu dalam revolusi kaum Merah. Namun perhatian saya justru cenderung lebih menyukai Farley, tokoh utama revolusi. Tanpa kekuatan yang dimiliki Mare, dia tahan banting mengobarkan semangat para kaum Merah. Mare, meski digambarkan kuat, lincah, ditambah memiliki kekuatan Perak namun Merah, terkadang muncul sisi menye-menye yang agak menjengkelkan. Satu saat dia terlihat begitu benci pada Kaum Perak, tapi ketika Barisan Merah bergerak memberontak, dia menjadi galau akan korban yang bakal berjatuhan. Masak iya, revolusi tanpa darah membasahi bumi? Tanpa korban dan keluarga yang kehilangan? Mare sendiri mengalami kehilangan yang menyakitkan ketika sang kakak dikabarkan mati di kursi eksekusi. Tapi pertahanan dirinya melemah ketika saatnya ia bertempur hanya karena ia melihat para prajurit kaum Perak itu adalah seorang ayah, kakak dari sebuah keluarga? Belum lagi kenaifannya mempercayai beberapa orang dari kaum Perak dengan mudah. Ketika membaca review teman di Goodreads, bahwa bakal ada plot twist, saya sudah menduganya. Dan saya cukup puas dengan dugaan saya 😎😎😎

Overall, novel distopia yang cukup menarik di awal, namun rasanya agak malas membaca buku duanya. Ketika saya membaca review teman di buku duanya, lebih banyak yang kecewa dan memilih berhenti di buku dua. Hanya mereka yang terpilih dan kuat lah yang bisa bertahan hingga buku ke empat πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

3 Responses to "Red Queen by Victoria Aveyard "

  1. "Hanya mereka yang terpilih dan kuat lah yang bisa bertahan hingga buku ke empat"

    Wkwkwk, ngakak saia baca kalimat itu XD

    Bener-bener, setelah membaca The Hunger Games, saya merasa novel distopia lain kayak ikut-ikutan. Tapi saya masih tahan menamatkan The Maze Runner, Delirium, dan Divergent. Setelah itu belum sanggup baca baca distopia lagi, kecuali tak sengaja XD

    ReplyDelete
  2. Hahahahaha... Iya karena yang kulihat di Goodreads, para teman disitu banyak yang cuma baca buku satu dan duanya saja. Yang lainnya milih brenti. Jadi ya memang hanya mereka yang tabah saja bisa menyelesaikan hingga akhir hahahaha....

    Tapi mungkin saja nanti lanjut sih. Hidup Ipusnasss...!

    ReplyDelete
  3. aku masih berhenti di buku 2 seri ini soalnya dulu buku 3 belum rilis.. sekarang buku 3 & 4 masih ditimbun soalnya takut endingnya digantungin kayak di buku 2.. jahat banget penulisnya :(

    semua serinya aku baca edisi aslinya (bahasa inggris) beli di PlayBook. bacanya kalo semua udah terbit aja lah.. :P

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel