Polaris Musim Dingin by Alicia Lidwina
Ebook Gramedia Digital 416 pages
Published January 13, 2020 by Gramedia Pustaka Utama
Rating 5/5
Saya sering kali merasa iri dengan orang-orang yang beruntung yang bertemu dengan sosok yang memberi dorongan semangat ketika sedang terpuruk, atau sebaliknya, menjadi sosok pemberi semangat bagi orang lain. Atau jangan-jangan sosok macam begini hanya ada di drama atau novel. Entahlah.
Sensei adalah sosok penyelamat bagi Akari, Kyohei, Ryuji dan Masaki. Akari ditemukan sensei ketika berada di titik terendah hidupnya. Akari tidak pernah merasa bahagia dalam hidupnya semenjak kematian kedua orang tuanya dalam sebuah kecelakaan. Kehidupannya yang berbeda dari anak-anak lain membuatnya objek perundungan di sekolahnya. Akari tak pernah berada di posisi terbaik dalam pekerjaannya, alih-alih dia selalu berada di posisi diberhentikan di pekerjaannya. Pada saat itulah, ia menemukan Polaris, bintang penyelamatnya di sebuah restoran bernama Shirokuma Bistro.
Ryuji, pemuda kedua yang ditemukan sensei mengalami hal yang sama. Sebagai anak, ia butuh perhatian, sayang, orangtuanya tak pernah memberi perhatian yang ia inginkan, seberapa pun tindakan yang ia lakukan demi mendapatkan perhatian. Shirokuma Bistro adalah rumahnya setelah pertemuannya dengan sensei.
Misaki, adalah domba yang tersesat berikutnya. Hobi melukisnya tak pernah mendapat dukungan dari orangtuanya. Alih-alih ia mendapati lukisannya dibakar demi menghentikan keinginan anaknya. Di Shirokuma Bistro, bersama penghuni lainnya, ia menemukan keluarga baru yang memahaminya.
Kyohei mungkin sedikit berbeda dibanding tiga sosok sebelumnya. Saya bisa berasumsi bahwa Polaris bagi Kyohei adalah Akari. Sosok beringasnya di waktu SMA teredam ketika ia bertemu Akari. Bertahun berlalu, Kyohei akhirnya bertemu kembali dengan Akari, bintang Polaris nya.
Kisah dengan latar belakang musim dingin di Jepang ini berjalan lambat layaknya drama-drama Jepang. Sekilas saya teringat satu film drama berjudul The Miracles of The General Namiya Store. This semi fantasy movie revolves around young men who were lost but then found themselves in an old store. The owner named Namiya was long gone when they arrived in the store but the miracles of the story remains. The difference between the novel and the movie is just the one who lead those lost in their ways. In this case, Akari, Ryuji and Misaki.
Ya ampun, kok tiba-tiba jadi nulis bahasa Inggris ini gimana ceritanya? πππ Gegara lama ditinggal nulis review nya, jadi bingung nulis review buku atau nulis review Jdramas πππ
Cerita ini memiliki alur maju mundur. Diawali dari Akira yang menerima surat dari sensei yang saat itu telah lama meninggalkan Shirokuma Bistro. Tak hanya surat surat dari sensei Akira juga menerima tiket perjalanan menuju suatu tempat yang diharapkan di akhir perjalanan nanti, Akira akan bertemu dengan sensei bintang Polaris nya. Flashback mengisahkan bagaimana Akira bertemu dengan Kyohei, Akira dipecat dari pekerjaan hingga bertemu dengan sensei, Akira bertemu dengan Misaki dan terakhir dengan Ryuji. Semua memiliki gejolak sendiri dan semua menyatu dalam naungan sensei. Sosok sensei sendiri cukup misterius hingga tak ada satu pun yang tahu siapa nama sensei sebenarnya. Semua rahasia para staf di Shirokuma Bistro dalam genggamannya, sayang, jati diri sensei dan masa lalu sensei tak ada satu pun yang tahu. Dan ini menjadikan perjalanan Akira bertemu sensei menjadi menarik, hangat, mengharukan, dan membuat penasaran.
Cerita tentang memiliki mimpi dan bagaimana mewujudkannya cukup banyak dalam kisah novel dan drama. Saya bahkan hafal dengan kosa kata mimpi dalam bahasa Jepang, yaitu yume (ε€’). π Mimpi bagi sebagian besar orang sangat berarti hingga mereka harus bekerja keras untuk mewujudkannya. Bagi Akira yang sedari kecil mengalami penderitaan, hidup dan bekerja dengan sensei, baginya sudah cukup. Namun bagi sensei sendiri, hal itu sangat mengkhawatirkan. Bagaimana sensei diam-diam mendidik Akira untuk lepas dari dirinya, dan bagaimana kekuatan kata-kata sensei terekam dengan begitu dalam di hatinya
Hiduplah untuk satu hari lagi. Berjuanglah untuk satu hari lagi.Tak banyak orang yang mampu memegang kekuatan kata-kata jika ia tidak mempercayai dirinya sendiri untuk mempercayai kata-kata tersebut. Banyak quote hebat bertebaran dari orang-orang besar, tapi berapa banyak kuot yang kau pegang sebagai semangat hidupmu?
Saya bahagia menyelesaikan novel ini dengan puas. Sangat jarang novel yang berkiblat pada cerita Jepang memiliki akhir bahagia πππ. Setelah novel perdana penulis berjudul 3 (Tiga) yang bergenre thriller dan juga berlatar belakang Jepang, saya jadi ketagihan membaca karya mbak penulis ini. Mungkin karena saya sendiri sedang dijajah Jepang kali ya πππ Mulai dari film, drama hingga novel semua berbau Jepang. Oh ya, penulis menggambarkan latar belakang Jepang dengan cukup detail dari mulai suasana dinginnya, kereta yang membawa Akira pada sensei, hotel, restoran, hingga tempat-tempat yang ia singgahi terasa sangat Jepang. Bertahanlah jika merasa novel ini sangat lambat, ketika kamu sudah menemukan kehangatan di musim dinginnya, akan terasa sayang meninggalkan kisah perjalanan Akira menemukan sensei nya. πππ
Ketika yang lain sudah membaca buku ini, saya justru baru akan membaca novelnya yang berjudul Tiga. Duh terlambat sekali. Tetapi nggak apa-apalah.
ReplyDeletePenulis terbilang cukup berani membuat cerita dengan nuansa Jepang mulai dari latar dan tokohnya. Kebanyakan penulis indonsesia hanya membuat latarnya saja, tetapi tokohnya tetap pribumi.
Alasan ini yang bikin saya pengen tahu keberhasilan penulis membawa Jepang sebagai konsep ceritanya. Termasuk di novel Tiga-nya.
Halo, Hapudin,
ReplyDeleteDengan kekuatan Gramedia Digital, semua yang abru bisa terbaca. Kalo kudu beli versi cetaknya, malah mungkin tertimbun hahaha...
Tiga baguuussss... Tapi yang Unspoken Words masih nanti dulu bacanya...