Priceless Moments by Prisca Primasari
Paperback 304 pages
Published Agustus 2014 by Gagas Media
Rating 4/5
Buku ini bittersweet bangeettt 😢😊😊😊
Pilihan saya untuk buku yang bisa dibaca cepet, sangat tepat! Buku ini, seperti buku-buku mbak Prisca lainnya, sangat page-turning. Dengan topik tidak melulu tentang romans, untaian kata dan kalimat yang manis, jadilah buku ini menjadi salah satu favorit untuk bisa dibaca ulang satu hari nanti.
Yanuar, 35 tahun, tak pernah menyangka, istrinya Esther, akan pergi meninggalkannya secepat itu, meninggalkannya dengan dua anak yang tumbuh tanpa kehadiran dirinya sebagai seorang ayah. Yanuar tak pernah tau cara berkomunikasi dengan mereka karena sosoknya tak pernah benar-benar ada di samping mereka. Kepergian sang istri membuatnya harus berperan ganda.
Yanuar, sosok yang sangat sibuk dan agak kaku jika berhubungan dengan sesuatu yang tidak berbau pekerjaan. Bahasanya pun adalah bahasa baku yang kaku yang biasa ia gunakan dalam rapat-rapat kantornya. Bagaimana ia harus mengubah dirinya jika ia tak ingin kehilangan dua anaknya yang sedang bertumbuh?
Sebagai manajer sebuah perusahaan furniture kelas menengah membuat Yanuar harus memikirkan pekerjaan, presentasi desain, memutuskan desain yang akan digunakan hingga mengunjungi retailer di luar kota. Yanuar cukup beruntung memiliki Wira sebagai adik satu-satunya. Meski memiliki sifat bertolak tolak belakang dari sang kakak, Wira tau caranya bagaimana mendekati anak-anak. Yanuar juga cukup beruntung memiliki ibu mertua yang ingin mewujudkan keinginan terakhir sang istri, yaitu menyekolahkan Hafsha, putri pertamanya ke San Fransisco begitu ia menginjak bangku SMP. Namun, itu berarti ia harus berjauhan dengan sang putri tercinta.
Seperti yang sudah disebutkan oleh penulis di awal bab, buku ini menceritakan tentang sosok seorang ayah. Hubungan seorang dengan anak-anaknya sangat terlihat ada interaksi Yanuar dan anak-anaknya. Dan interaksi anak dengan ayahnya diwakilkan oleh sosok Lieselotte, salah satu desainer furniture di perusahaan dimana Yanuar bekerja.
Rasa menyesal yang dirasakan Yanuar karena melewatkan beberapa tahun tanpa berada di sisi anak-anaknya mungkin adalah hal yang sering terjadi pada ayah-ayah super sibuk. Dan penyesalan seorang yang tak bisa mewujudkan impian ayahnya diwakilkan oleh Lieselotte.
"Mengapa harus ada yang dikorbankan atau berkorban agar seseorang menyadari betapa berharga hal-hal yang mereka miliki? (Hal 151)
Coba sekarang lihatlah diri sendiri, apa yang ada sekarang yang tidak kau syukuri? Saya membaca ini pada saat pandemi Covid 19 yang nanti, entah tahun depan atau kapan, dan semoga saja, pandemi ini sudah berlalu. Ada banyak yang harus dikorbankan demi keselamatan, tapi di lain pihak saya juga mendapatkan banyak hal lain yang selama ini selalu menjadi angan-angan saya, yaitu keluarga berkumpul dari pagi hingga malam. Keluarga saya memang tidak sesibuk keluarga Yanuar, tapi perasaan tentram ketika semua anggita keluarga di rumah itu adalah hal yang sangat disyukuri. Tak jarang saya merasa khawatir ketika kakak saya atau keponakan saya belum tiba di rumah pada hari sudah larut. Ngobrol seru selama sarapan atau makan malam, juga adalah hal istimewa yang cukup jarang terjadi di keluarga saya. Dan mungkin inilah hikmah yang didapat dari adanya pandemi ini.
Membaca novel tema keluarga begini rasanya sangat hangat dan menyenangkan meski tidak sampai menitikkan airmata. Penulis nya sangat lihai mengolah tema keluarga yang cukup awam terjadi di banyak keluarga, dengan bumbu romans ringan yang cukup bisa ditebak. Latar belakang kisah terasa cukup realistis dengan bumbu tempat-tempat eksotis di Jerman, yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Berasa negeri dongeng saja. Itulah mengapa saya tulis di awal review, novel ini bittersweet banget. 😊😊😊
0 Response to "Priceless Moments by Prisca Primasari"
Post a Comment