-->

Tales From the Cafe by Toshikazu Kawaguchi

 


Ebook 195 pages

Translator: Geoffrey Trousselot

Published September 17, 2020 by Picador

Rating 4/5

Sebenarnya saya ngga keburu pengen membaca sekuel dari Before The Coffee Gets Cold, tapi ternyata malam-malam saya ngga bisa tidur dengan cepat masih berlanjut. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk membaca ebook ini sebagai pengantar tidur. Dan, seperti biasa saya selalu terhanyut dengan kisah-kisah perjalanan melintas waktu dari para pengunjung kafe ini.

Masih dengan peraturan yang sama, yaitu hanya pengunjung yang pernah berkunjung ke kafe Funiculi Funicula saja yang bisa melakukan perjalanan waktu. Durasi yang bisa dihabiskan hanya selama kopi itu masih hangat, pengunjung harus sudah meminum habis kopinya sebelum mendingin. Apapun yang terjadi, masa kini tidak bisa berubah. Seseorang yang sudah meninggal, tidak bisa dicegah kematiannya. Dan, hanya ada satu tempat duduk yang bisa ditempati untuk pergi ke masa lalu atau masa depan. Sayangnya, tempat duduk itu selalu diduduki oleh seseorang yang disebut sebagai hantu kafe tersebut. Jangan takut, hantu ini berwujud manusia, dia hanya seseorang yang terperangkap di lingkaran waktu dan tak bisa kembali.

Ada 4 kisah dalam sekuel buku ini, dan masing-masing saling berhubungan dan bahkan ada beberapa yang masih berhubungan dengan karakter di buku sebelumnya.

Kisah pertama tentang 2 orang sahabat (The Best Friend) yang saling bertemu di klub rugby sekolah dan berlanjut hingga ke universitas. Gohtaro Chiba datang ke kafe meminta untuk kembali ke 22 tahun lalu untuk bertemu dengan sahabatnya Shuichi Kamiya. Shuichi ini memiliki seorang putri, Haruka, yang selama 22 tahun ini dianggap putri sendiri oleh Gohtaro, sejak sahabatnya ini meninggal dunia.

Pertemuan antara Shuichi muda dan Gohtaro yang sudah menua 22 tahun ini begitu menyesakkan begitu Shuichi menyadari apa yang akan terjadi padanya  sehingga ia harus merelakan Haruka putrinya pada sang sahabat. Pesan singkatnya pada sang putri melalui kamera sekaligus ditujukan sebagai pembuk masa lalu Haruka.

Tengah malam, saya mewek baca ini. huhuu...

Kisah kedua tentang ibu dan anak laki-lakinya (Mother and Son). Si ibu, Kinuyo, adalah pelanggan tetap kafe Funiculi Funicula, hingga ia terbaring di rumah sakit, ia tetap setia dengan minuman racikan Nagare, pemilik kafe. Yukio, anak laki-laki Kinuyo mendengar bahwa kafe langganan ibunya ini bisa membawa seseorang ke masa lalu sesuai yang diinginkan. Yukio, yang tak datang di pemakaman ibunya, serta merasa berdosa selama ibunya masih hidup, ingin bertemu ibunya sekedar meminta maaf, dan tak ingin kembali. Beban hidupnya membuatnya berkeputusan demikian. 

Akankah ibunya menyadari keputusan Yukio? Ia terlalu gembira bertemu dengan anak laki-laki satu-satunya.

Kisah ketiga tentang pasangan kekasih (The Lovers). Tak banyak orang yang berniat pergi ke masa depan karena banyak hal yang tidak menentu. Misal saja saya ingin ke 2 tahun yang akan datang untuk bertemu dengan seseorang, tapi karena cuaca atau kondisi lalu lintas yang tidak menentu, batas waktu yang tidak sampai 10 menit selama perjalanan waktu, nampaknya akan sia-sia.

Tidak demikian dengan Kurata. Ia tahu bahwa umurnya tidak panjang sejak dia diagnosa satu penyakit. Rencananya akan melamar pacarnya jadi runtuh. Kurata berencana pergi ke 2 tahun yang akan datang demi memastikan apakah pacarnya ini hidup bahagia atau tidak sejak kepergian dirinya. 

Kurata meminta bantuan Fumiko, satu karakter yang muncul di buku pertama, untuk membuat rencana pertemuan tersebut. Apakah pertemuan itu berhasil? Apa yang akan ia katakan pada Asami, si pacar? 

Ini juga heart breaking banget huhuhu... 

 Kisah Keempat tentang pasangan yang menikah (The Married Couple). Detektif Kiyoshi Manda tidak pernah memberikan hadiah ultah pada istrinya, Kimiko. Si istri juga tidak pernah memiliki ingatan yang menyenangkan tentang momen ulang tahun. Dia kebetulan berulangtahun setiap tanggal 1 April yang kebetulan berbarengan dengan April Fools. Yang dia ingat hanya hadiah kejutan yang diberikan teman-temannya di sekolahnya dulu, ditarik kembali dengan meneriakkan APRIL FOOLS! Jahat banget ya.

Inilah yang ingin dilakukan oleh detektif Kiyoshi, memberi hadiah pada istrinya yang telah meninggal 30 tahun yang lalu. Bagaimana reaksi sang istri yang melihat dirinya menua 30 tahun?

Secara garis besar hampir mirip dengan buku yang pertama, namun disini ada banyak kisah yang melibatkan sang penuang kopi yaitu Kazu Tokita. Wajah tanpa ekspresi dan tone suara yang monoton diperjelas alasannya di buku ini. Kaname, si hantu yang menempati satu-satunya tempat duduk yang akan membawa seseorang ke masa lalu atau masa depan, adalah ibu Kazu. Kiyoshi, si detektif bertemu dengannya ketika melakukan perjalanan waktu ketika tengah mengandung Kazu. Apa yang dikatakan oleh Kiyoshi sangat memengaruhi Kazu dari self-blame selama ini. 

Selain tentang Kazu, sekuel ini terasa lebih ceria dengan kehadiran Miki,  keponakan Kazu, anak perempuan Negara. Di buku pertama, Kie, si ibu sempat melakukan perjalanan ke masa depan demi melihat sang anak. Miki ini cikal bakal pengganti Kazu, karena dia adalah keturunan perempuan dari keluarga Tokita.  Perjalanan waktu Kiyoshi juga memberi semacam jawaban bagi pembaca yang penasaran dengan mereka yang telah melakukan perjalanan waktu meski dengan peraturan tak bisa mengubah apapun di masa kini. 

Shiawase ni, minna... 😍


2 Responses to "Tales From the Cafe by Toshikazu Kawaguchi"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel