The Japanese Lover by Isabel Allende
Published Oktober 30, 2017 by Gramedia Pustaka utama
Rating 3,5/5
Membaca ini rasanya mengikuti perjalanan banyak orang: Alma, Ichimei, Irina, Nathaniel, dan sedikit tentang Seth.
Sebagai warga Yahudi, kehidupan Alma terancam sehingga ia perlu diselamatkan. Umur 8 tahun, Alma sudah harus hidup berjauhan dari ayah ibu dan dua kakaknya. Alma pindah ke rumah paman dan bibinya di Amerika. Di sana, ia tak bisa mengalihkan perhatiannya dari perasaan emosionalnya terhadap hidup berjauhan dari keluarganya hingga ia berteman dengan Nathaniel, si sulung dari keluarga Belasco, keluarga paman dan bibinya. Kehidupannya menjadi semakin berwarna ketika bertemu dan berteman dengan Ichimei, anak tukang kebun keluarga Belasco yang berasal dari Jepang.
Alma, Ichimei dan Nathaniel mengalami kehidupan yang rumit yang saling bersinggungan satu sama lain. Ichimei adalah cinta pertama Alma, sementara Nathaniel adalah sahabat sekaligus kakak yang mencintai Alma. Kehidupan tenang mereka terusik dengan terjadinya bom di Pearl Harbour dan pembersihan terhadap warga Yahudi yang mencapai Amerika. Pembersihan terhadap warga Jepang mulai dilakukan secara besar-besaran. Keluarga Ichimei harus hengkang dari tanah Belasco. Bersama dengan warga Jepang lainnya, mereka berpindah dari satu kamp pengungsian satu ke pengungsian lainnya.
Berpuluh tahun kemudian, Alma memilih tinggal di Lark House, rumah jompo, dibandingkan menghabiskan sisa hidupnya di rumah besar keluarga Belasco. Di Lark House, ia bertemu dengan satu staff pembantu yang kemudian ia pilih untuk mendampinginya dalam kesehariannya. Irina, gadis muda misterius, bersama Seth, cucu Alma, begitu antusias mengungkap kehidupan masa lalu Alma. Sementara Irina sendiri menyimpan banyak sekali misteri masa lalu yang membawanya ke tanah asing, Amerika. Hantu-hantu masa lalu Irina begitu pekat menyelimutinya hingga membuat sosok Irina yang terlihat ramah dan ceria tapi penuh misteri di sisi lain dirinya.
Hampir separo buku ini, sepanjang saya membaca, saya merasa sosok kekasih Jepang ini tidak terlalu terekspose, alih-alih cerita hidup Alma begitu mendominasi. Namun kemudian, ketika kisah mulai menyorot kehidupan kelam keluarga Ichimei, saya jadi tidak lagi menuntut kisah si kekasih Jepang ini.
Seperti banyak karakter orang Jepang yang pantang menyerah, karakter ini juga bisa terlihat pada sosok Ichimei dan keluarganya. Rasa cinta Ichimei terhadap Alma pun memiliki porsi cukup yang membuat saya sedikit terhanyut dengan kisah mereka berdua. Begitu dalam cinta mereka berdua hingga berdekade tak luntur juga.
Membaca novel ini saya merasa melihat kehidupan Alma yang begitu beragam dengan bonus kehidupan lain milik Irina dan Ichimei. Betapa sosok Alma yang rapuh di awal, ketika ia pertama kali pindah ke keluarga Belasco, hingga berubah menjadi sosok tegar dan mandiri hingga ia berusia lebih dari 80 tahun. Dari obrolannya dengan Lenny, salah satu sahabatnya, Alma mengajarkan bagaimana menjadi tua yang bahagia, tanpa selalu memikirkan deretan penyakit.
(Yah, kalo seseorang yang kaya menjadi tua memang sangat bijak untuk menjadi seperti Alma. Privileg yang didapatkan Alma sejak ia bersama keluarga Belasco, benar-benar ia manfaatkan semaksimal mungkin. Ada berapa orang di dunia ini yang begitu beruntung seperti Alma. Sisi pahit hidupnya sepertinya seimbang dengan privileg yang ia dapatkan).
Note: ada sedikit plot twist yang membuat saya sedikit terkejut di hampir bagian akhir novel ini. Ah, untunglah. Cerita jadi ngga terlalu datar 😁
0 Response to "The Japanese Lover by Isabel Allende"
Post a Comment