-->

Dongeng ke Tiga belas by Dianne Setterfield

 


Judul asli: The Thirteenth Tale

Paperback 608 pages 

Published September 12, 2006, by Gramedia Pustaka utama

Penerjemah: Chandra Novwida Murtiana

Rating 4/5

Seperti biasa, saya selalu bingung jika mereview buku yang kompleks, dari segi cerita, karakter, plot hingga ketebalan buku yang lebih dari 500 halaman. Tapi saya ngga ingin memori membaca buku ini hilang begitu saja. Mengingat lamanya durasi saya membaca dan durasi buku ini tertimbun ๐Ÿ˜…. Saya sendiri lupa kapan saya memiliki buku ini, apakah saya beli, mendapat hibah atau bagaimana. Yang jelas buku ini ada tanda tangan pemilik sebelumnya.

Okay, langsung saja sedikit sinopsisnya ya.

Margaret Lea tiba-tiba mendapat surat dari seorang penulis ternama yang menginginkan dirinya untuk menulis biografinya. Dia adalah Vida Winter. Sebelumnya, Margaret sama sekali belum pernah membaca karyanya karena ia lebih menikmati membaca buku dari penulis yang sudah mati. Ketika akhirnya ia memutuskan membaca karya-karya Miss Winter, dia menyadari, dari buku berjudul The Thirteenth Tale, tidak ada dongeng ketiga belas itu. Jadi apa maksud judul dongeng ketiga belas jika dongeng itu tidak ada?

Margaret mendatangi kediaman Miss Winter. Di sana, ia mendapati sosok misterius yang terlihat sakit. Wajahnya penuh riasan dan tangan kanan yang selalu terkepal. Di rumah itu, Miss Winter menceritakan kisahnya.

Selama ini, Miss Winter selalu mendapat kunjungan dari media yang menginginkan latar belakang pribadinya. Tapi dari satu media ke media lain, ia bisa membuat cerita yang berbeda. Margaret, jelas tak ingin cerita yang dikisahkan padanya sama seperti media lainnya.

Margaret berusaha mencari kebenaran cerita Miss Winter dengan mengecek kediaman lamanya di Yorkshire. Penjelajahannya membawanya ke ke keluarga Angelfield, rumahnya yang terbakar, hingga sosok raksasa misterius yang baik hati yang selalu berada di sekitar reruntuhan rumah Angelfield. Pencarian nya juga dilakukan dari almanak satu ke almanak lainnya demi mencocokkan nama, tanggal lahir dan tanggal kematian dari para karakter yang dikisahkan Miss Winter.

Kisah dari keluarga Angelfield membuahkan cerita rumit tentang keluarga kaya dengan anak gadis kembar yang misterius. Kedua anak ini terlihat tak normal ketika mereka beranjak besar. Bahasa yang digunakan bukan bahasa yang biasa manusia gunakan, mereka tak tahu aturan, yang satu pendiam pasrah sedang satunya pemberontak dan perusak. Saya baru tahu mengapa demikian di hampir bab-bab akhir buku ini. Di antara gadis kembar yang tak normal ini, yang manakah Miss Winter yang begitu fasih menceritakan kisah keluarga Angelfield? Jawaban nya ada di bab-bab terakhir juga. 

Saya sampe melongo, ngangguk ngangguk sambil berulang kali mengucap, oh begitu rupanya.... ๐Ÿ˜ถ๐Ÿ˜ถ

Novel ini memiliki kisah kompleks tentang keluarga, lengkap dengan sifat-sifat manusia, rasa kehilangan yang teramat sangat, hingga kesedihan yang lambat laun ikut saya rasakan. Tapi untunglah, kisah berakhir dengan melegakan, pertanyaan yang muncul selama membaca terjawab yang tertulis di bagian akhir. 

Novel bantal pertama di awal tahun terlampaui sudah. Tunggu bantal-bantal lainnya ๐Ÿ˜๐Ÿ˜….

1 Response to "Dongeng ke Tiga belas by Dianne Setterfield"

  1. Dari ulasan ini, cukup menarik perhatian karena novel ini punya unsur tema keluarga. Dan saya termasuk salah satu yang menyukai novel bertema keluarga. Mungkin yang agak memberatkan adalah menyelesaikan novel yang tebalnya di luar sangkaan. Semoga lain waktu saya bisa turut membacanya.

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel